ADA pepatah “Tak kenal maka tak sayang”. Sebelum kita belajar rela berkorban dari sosok yang satu ini, mari kita kenalan terlebih dahulu. Francisco José Eduardo Argüello atau yang lebih kita kenal dengan sapaan Argüello ini lahir tanggal 9 Januari 1939 di León, Spanyol.
Kiko Argüello adalah seorang artis pelukis Spanyol. Bersama Carmen Hernández, ia mendirikan gerakan Jalan Neokatekumen.
Argüello dalam hidupnya pernah mendapatkan penghargaan melukis pada tahun 1969. Jalan Neokatekumen mulai didirikan oleh Argüello pada tahun 1964 di kawasan miskin Palomeras Altas, Madrid.
Karya-karya
Selain menjadi pendiri gerakan Jalan Neokatekumen, Argüello dalam hidupnya juga menghasilkan karya-karya yang sangat menarik dan mempunyai pengaruh besar dalam perkembangan Gereja Katolik.
Argüello banyak mengarang dan menghasilkan buku-buku yang mayoritas bicara tentang Jalan Neokatekumen. Salah satunya berjudul Neocatechumenale iter statuta – estatutos del camino neocatecumenal dan diterbitkan pertama kali tahun 2002.
Selain mengarang buku, Argüello juga menghasilkan banyak lukisan religius di beberapa kota dan daerah, katedral, dan gereja. Lukisan-lukisan Argüello antara lain gambar mural Ascension of Our Lord into Heaven di ruang bawah tanah gereja yang didedikasikan untuk Para Martir Kanada.
Teladan Kiko
Di balik banyak sekali karya-karya yang Argüello ciptakan, Argüello merupakan sosok pribadi sangat mulia dan rendah hati.
Kenapa? Karena dari banyak prestasi yang telah dicapai oleh Argüello, dari kepopulerannya yang dikenal karena karyanya, Argüello berani untuk mengambil suatu keputusan yang mengubah hidupnya.
Argüello rela berkorban dengan cara meninggalkan studi dan karirnya sebagai pelukis dan kehidupan duniawinya hanya dengan membawa gitar, salib, dan Alkitab.
Ia pergi dari kehidupan duniawinya untuk hidup di antara orang miskin di sebuah gubuk kayu di Palomeras Altas yang merupakan sebuah daerah kumuh di pinggiran Madrid.
Sifat rendah hati dan rela berkorban untuk meninggalkan kehidupan duniawinya untuk hidup di antara kaum kecil, gipsi, buta huruf, gelandangan, pelacur, dan pengangguran. Demi bisa merenungkan dan menemukan kasih Kristus kepada orang-orang yang berdosa inilah yang perlu kita teladani sebagai umat Katolik.
Belajar dari Kiko
Teladan iman Argüello ini bisa diimplementasikan dalam kehidupan kita pada masa pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 ini memang sangat mengubah tatanan kehidupan manusia saat ini.
Kita sebagai masyarakat menjadi garda terdepan untuk bisa memutus rantai penyebaran Covid-19. Karena kita terjun langsung dalam aktivitas yang dapat menjadi rantai penyebaran virus ini.
Di balik masyarakat yang menjadi garda terdepan untuk memutus rantai penyebaran virus Covid-19, ada sosok di belakang yang selalu siap sedia untuk melayani siapa pun dengan kondisi apa pun dan dengan latar belakang apa pun.
Siapakah itu?
Ya, sosok itu adalah tenaga kesehatan atau yang biasa kita sebut dengan nakes. Nakes tidak hanya terbatas dengan profesi dokter, tetapi juga para perawat, para ahli gizi, para ahli epidemi, sampai pada profesi kebersihan yang setia untuk menjaga kebersihan dan menstrerilkan ruangan atau alat yang dipakai untuk menangai pasien yang terjangkit Covid-19.
Belajar dari Argüello yang rela meninggalkan kariernya dan terjun langsung hidup di antara orang miskin di sebuah gubug kayu di kawasan Palomeras Altas. Hanya demi untuk menemukan kasih Kristus di kalangan orang-orang yang berdosa.
Itu bisa menjadi teladan bagi kita di masa pandemi Covid-19.
Implementasinya bisa dilihat dalam kehidupan para tenaga kesehatan yang pada masa ini rela meninggalkan aktivitas sosial dan kehidupan duniawi mereka dalam rangka saling menjaga kesehatan satu sama lain.
Para tenaga kesehatan setia untuk berkorban untuk jauh dari keluarga dalam rangka menjaga kesehatan keluarganya.
Juga rela untuk jauh dari aktivitas sosial dan kehidupan duniawi mereka dalam rangka saling menjaga kesehatan satu sama lain, karena para tenaga kesehatan sadar bahwa mereka mempunyai risiko yang tinggi untuk tertular dan menularkan Covid-19.
PS: Sumber gambar dari neocatechumenaleiter.org
Bagus….
Pertanyaannya…bagaimana dengan tindakan kita dalam menghadapi pendemi sekarang ini ?…
Pesan bacaan :Meninggalkan zona nyaman dan hidup untuk keselamatan jiwa orang lain..teladan Tuhan Yesus..
Terima kasih artikelnya, sangat menginspirasi ..
Teladan yang luar biasa.. Menantang kita utk berani menanyakan diri sendiri, apa yang sudah kita perbuat untuk sesama kita..?
Inspirasi yg hidup klo dihidupi dgn tindakan nyata… ia yg telah menerima kasihNYA, berani memberikan hidupnya untuk melayani sesama yg terpinggirkan, yg tak abaikan…. Posisi kita disaat pendemi? Patuhi protokol kesehatan d berdonasi kelingkungan kumuh (masker d makanan ) Pewartaan kasih yg riil. GBU Shan
Sejatinya hidup seseorang akan bernilai jika berdampak baik bagi orang lain. Tulisan diatas mrpkn bentuk kerendahan hati dan penerapan kasih Kristus yg coba dihadirkan oleh Arguello, sebagai bahan perenungan iman kita.