Kis 5:17-26
Orangtua di Israel berpetuah begini kepada anaknya,
“Nak, sekolahlah kamu yang rajin, raihlah cita-citamu setinggi-setingginya, biar besok kamu menjadi orang sukses. Kalau bisa, kamu menjadi pemimpin agama, biar kami orangtuamu ikut bangga melihat kamu memimpin orang untuk beribadah. Kami iri lho melihat anak tetangga sebelah sudah menjadi ulama terkemuka di sini dan sudah diudang orang sana-sini untuk berceramah.”
Di bagian terakhir petuah, ibunya berkata, “Nak…menjadi pemimpin agama mudah sekali dapat uang, tidak perlu beranting tulang, cukup ‘banting lidah’ saja. Anaknya menyimpan petuah itu sambil mengejar cita-citanya menjadi ulama”.
Setelah cita-cita di kejar, gelar pemimpin agama didapat, tetapi gelar menjadi pemimpin umat terkemuka dan terkenal belum dia genggam. Yang bagian ini, memang sulit karena butuh waktu dan proses. Ambisi mengarah ke sana tetap menyala dan tensi nya semakin panas.
Namun, ambisi itu, terasa seperti disambar petir di siang bolong. Kenapa? Karena ada yang muncul tak berpendidikan tetapi fasih berbicara tentang Tuhan. Yang tersandung ambisius jadi buyar semua. Hatinya berubah jadi panas. Marah!.
Ilustrasi di atas, bisa mengantar kita untuk memahami bagaimana alasan pemimpin umat menjadi orang terkemuka dan terkenal sebagai pembicara rohani di mana-mana berubah haluan menjadi penjahat rohani.
Dulu mereka dikejar demi mengajar umat tentang Tuhan sekarang, mengejar murid-murid Tuhan dan membungkam mereka supaya tidak boleh mengajarkan tentang Tuhan. Dulu dikuliah diajarkan anti iri hati, sekarang begitu ada pesaing muncul, mereka malah terang-terangan menabur dan menyebarkan sikap iri hati. Yang model begini, hampir di semua tempat ada keturunan dan kembarannya.
Beginilah, potret kualitas keulamaan ulama-ulama Yahudi pasca bertemu dengan Rasul-rasul Tuhan Yesus di Yerusalem.
Mereka iri hati melihat para Rasul dikenal banyak orang. Selain itu, mereka iri hati melihat banyak umat yang berbalik arah mengikuti Kristus berkat pemberitaan para Rasul.
Gambaran ulama-ulama menjadi orang terkemuka dan terkenal di mana-mana, malah didapati oleh para Rasul Tuhan yang tak berlabel ulama, tak berpendidikan.
Betul kata Tuhan Yesus, “Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada para Rasul yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu” (bdk. Mat 21:43).
Bahkan dalam perikop Injil yang lain, Tuhan Yesus telah membuat ilustrasi tentang talenta. Orang yang diberikan talenta oleh Allah, tetapi tidak mampu menjalankannya, maka akan diambil alih dan diberikan kepada orang lain yang dianggap mampu. Tuhan Yesus telah menegaskan hal itu.
Dan di situ Dia berkata, “Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya” (Mat 25:29).
Demikian juga dengan kita murid-murid Kristus. Jabatan apa pun bila tidak selaras dengan kehendak Allah, akan diambil oleh Allah dan diberikan keorang lain yang dianggap mampu menghasilkan buah Kerajaan Allah.
Maka, untuk kita jangan keburu bangga dulu kalau memiliki gelar dan jabatan. Ingat, di sekitar kita juga banyak orang tak berpendidikan dan tidak mempunyai jabatan.
Mereka ini adalah orang-orang yang berpeluang besar untuk mendapatkan kesempatan itu. Mereka sedang menunggu moment, saja. Oleh karena itu, hati-hati dengan sikap iri hati.
Renungan: “Irihati dan sakit hati memperpendek hidup, dan kesusahan membuat orang menjadi tua sebelum waktunya” (Sir 30:24).
Tuhan memmberkati.