Yeh: 47-1-9.21
Yehezkiel mengilustrasikan Bait Allah yang mengaliri air sungai ke pelbagai arah yang menuju ke laut sebagai diri Allah sendiri. Air sungai sebagai berkat ikut memberikan pengaruh kepada semua pohon yang hidup di pinggir sungai.
Semua pohon yang dialiri oleh air tersebut, hidup dan berbuah lebat. Bahkan ikan yang hidup di laut asinpun ikut mengalami berkat itu juga.
Di tengah bencana covid 19 ini, kita harus berbalik arah untuk menyatu dengan Sumber Air atau ke pusat mata Air. Kalau tidak, kita akan menjadi pohon yang gersang dan tinggal menunggu ajal.
Menurut saya, pelarian pengobatan kepada para medis tanpa diikuti hati berbalik ke mata air sebagai sumber kehidupan, bukanlah cara orang beriman.
Sering kali dalam kepanikan dan ketakutan, orang malah berlari meninggalkan Sumber Mata Air.
Tidak sedikit juga, pasien kalau sudah merasa di tangani oleh ahli kesehatan seolah-olah semua ketakutan dan kesakitan bisa selesai teratasi.
Mungkinkah kehidupan seorang pasien yang terpapar covid 19, tergantung sepenuhnya kepada ahli kesehatan?
Kepedulian kita pada wabah covid 19 dan kepada mereka yang mati terpapar virus, tidak bisa menggantikan sikap persatuan kita dengan Allah sebagai sumber mata air.
Persatuan dengan Mata Air, malah menjadi kekuatan kita dalam menghadapi wabah covid 19. Kata Yesus, “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka” (Mat 18:20).
Jangan pula berpikir, “Ah…. tindakan kepedulianku pada mereka yang terpapar wabah virus, itu juga sudah menjadi bagian dari doa. Jadi, tidak mesti sebuah tindakan selalu bergandengan dengan doa”.
Untuk melakukan banyak hal baik, orang butuh suport. Tanpa dukungan, semua bentuk kepedulian kita hanya menjadi sia-sia.
Allah memberikan kita kehidupan dan berkat itu tidak bisa kita bayar dengan sejumlah uang. Dan bila saat ini, kita tergerak hati untuk peduli berbagi berkat, itu karena sebelumnya Allah sudah mengairi kita dengan banyak berkat.
Ilustrasi Bait Allah mengeluarkan air ke pelbagai arah, tanda bahwa Dia lebih dulu membagikan berkat-Nya kepada kita. Kita dan orang-orang yang sudah berbagi peduli dengan mereka yang kena wabah covid 19, tidak lebih hanya sebagai penyalur berkat Allah.
Pemazmur berkata, “Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.” (Yer 17:7-8).
Renungan: Apakah Allah yang peduli atau kita yang peduli?
Tuhan memberkati.
Apau Kayan, 24.3.2020