Kiong Koe Berkicau: Kena Deh

0
207 views
Ilustrasi: Suasana Misa Penerimaan Sakramen Krisma dan pelatinkan para Asisten Imam di Gereja Katedral Malang.

Yoh 6:22-29

Berdasarkan survei hitungan, jumlah pengikut Kristus di dunia ini sekitar dua miliaran. Tentu angka ini, masih bisa bertambah setiap tahun. Dan bisa juga  berkurang jumlahnya oleh faktor kematian dan perpindahan agama.

Dari jumlah angka yang besar ini, berarti jumlah orang Kristen menjadi mayoritas utama di dunia dibandingkan pengikut agama lain. Okelah, kita bangga menjadi mayoritas. Namun, apakah dalam hal mayoritas itu, kita bisa benar-benar mayoritas dalam hal kesungguhan mengikuti Kristus?

Pertanyaan ini, mengingatkan  pada banyaknya kenyataan bahwa kita seringkali menjadi orang Kristen hanya berhenti pada identitas. Artinya kita kurang mempunyai kualitas sebagai umat Kristen.

Barangkali Kristus tidak  mempersoalkan besaran jumlah untuk menjadi pengikutnya. Melainkan utamanya  Dia menuntut sebuah kualitas yang “moncer” untuk berani menjadi pengikutnya.

Nah munculnya data angka mayoritas ini bisa menjadi dasar pertanyaan bagi Kristus.

Dan bagi kita hal inipun bisa menjadi pusat renungan. Mengapa? Karena dalam hal mengikuti Kristus, bukan soal angka mayoritas yang membuat Tuhan Yesus bangga.

Tuhan Yesus menjadi bangga, bila di dalam angka mayoritas ini dilengkapi dengan  kualitas iman yang mumpuni.

Norma utama bagi-Nya adalah walau sedikit pengikut tetapi memiliki kualitas. Dengan kata lain, buat apa orang banyak kalau kualitasnya cuma hanya datang cari makan, minum, titik aman dan penyembuhan gratis?

Semangat dan kesadaran inilah yang dibawa oleh mereka yang berbondong-bondong mengikuti Tuhan Yesus dalam mengejar mukjizat penyembuhan dan penggandaan lima roti dan dua ikan.

Oleh dan lewat kejadian ajaib itu pula, mereka mengiming-iming Dia menjadi raja duniawi Dengan menjadikan Dia raja duniawi, mereka dengan mudah mengemis kebutuhan ekonomi dan pengobatan gratis di istana Yesus (bdk. Yoh 6:1-15).

Gaya dan model kesadaran seperti ini, tidak lain dari gambaran diri dari orang yang putus asa, tidak suka berjuang dan bermental instan. Semua kemauan didapati dengan jalan tanpa keringat.

Oleh dan melalui bacaan  Injil hari ini, semangat dan kesadaran dari mayoritas yang berbondong-bondong mengejar Tuhan Yesus sampai ke Kapernaum, dikritik habis-habisan oleh Tuhan Yesus.

Kata-Nya, “kamu kesini cuma mengejar Aku hanya karena kamu butuh makanan, minuman dan penyembuhan gratis saja. Kamu tidak benar-benar mengikuti ajaran-Ku.

Untuk itu, bekerjalah. Jangan menggangur dan menjadi pemalas.

Apa bentuk pekerjaan Tuhan Yesus itu? Bentuk dari pekerjaan-Nya adalah orang diminta percaya total kepada-Nya. Orang tidak boleh bekerja cuma mengandalkan kekuatan dan kemampuan manusiawi semata.

Orang beriman itu, berkerja melibatkan Tuhan. Jangan meniru model kerja manusia di zaman ini, yang mengandalkan otak dan mengabaikan Tuhan. Begitu Coronavirus muncul dan menerkam semua kesombongan akan kehebatan manusiawinya, semuanya berubah mendadak menjadi bijak, peduli, bertobat dan berseru-seru mohon ampun… ampun… ampun…. Tuhan. Kapok, kena deh.

Renungan: Aku ini, bagian dari yang mana? Mayoritas karena kuantitas atau sedikit tetapi berkualitas ?

Tuhan memberkati.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here