BERIKUT ini kami sampaikan kronologi persisnya tentang kisah sejatinya di balik meninggalnya Romo Vincentius Tamba Pr, Rektor Seminari Menengah Mario John Boen Keuskupan Pangkalpinang.
Pada hari Rabu (11/11) lalu, almarhum Romo Vincent Tamba Pr datang ke sekolah. Melihat kondisi fisik Romo Vincent yang tidak seperti biasanya dan tampak kurang bersemangat, maka Romo Martin berinisiatif bertanya perihal kondisinya.
Romo Vincent menjawab. “Saya lagi drop dan kurang sehat,” kata almarhum.
Sore harinya, Romo Vincent tidak mengikuti Perayaan Ekaristi. Saat makan malam, Romo Martin memanggil beliau untuk menanyakan kondisi dan mengajak untuk makan malam.
Pada hari Kamis, almarhum kembaii tidak mengikuti Perayaan Ekaristi pada pagi hari. Karena tidak ikut Perayaan Ekaristi, Romo Stanis kembali menghubungi beliau via WA dan telepon.
Tetapi beliau tidak menjawab.
Bersamaan dengan itu, almarhum masih mengirim pesan ke WA Group Imam Papin.
Menjelang siang, pintu kamar beliau diketuk oleh siswa, guru, dan TU. Berkenaan dengan tugas bahasa Latin, beliau tidak memberi respon.
Menjelang sore, beliau dihubungi kembali oleh Romo Stanis dan Romo Kamilus perihal kesehatannya dan niat untuk mengantar beliau ke RS. Tetapi beliau tidak memberi respon.
Melihat kondisi yang ada pada sore hari, Romo Martin, Romo Stanis, Romo Kamilus dan Romo Yopi punya inisiatif mengunjungi kamarnya.
Saat yang sama, Bapa Uskup datang untuk mengunjungi seminari. Jadi, staf bersama dengan Bapa Uskup Mgr. Adrianus Sunarka OFM lalu memanggil dan mengetuk pintu kamar Romo Vincent.
Karena tidak memberi respon, akhirnya pintu kamar Romo Vincent dibuka secara paksa. Dan ditemukan Romo Vincent tertidur di lantai dengan posisi tengkurap.
Melihat situasi yang ada, Bapa Uskup menghubungi dokter. Lima menit kemudian dokter tiba.
Lalu dokter memastikan bahwa Romo Vincent sudah meninggaal dunia. Romo Vincet ditemukan meninggal dengan posisi tengkurap di kamarnya, kira-kira pukul 18:35 WIB.
Menurut dokter, almarhum Romo Vincentius Tamba Pr sudah meninggal kira-kira tiga jam sebelum waktunya “ditemukan”.
Ditulis oleh Romo Martin da Silva, staf Pembina Seminari Mario John Boen Pangkalpinang.
