Kita Punya Bapa yang Baik

0
539 views
Ilustrasi - Ayah dan anak by Freepic

Rabu, 6 Oktober 2021

  • Yun. 4:1-11.
  • Mzm. 86:3-6.9-10.
  • Luk. 11:1-4

SETIAP orang pasti punya harapan akan sesuatu. Hati akan dipenuhi rasa gembira bahkan kebahagiaan manakala harapan menjadi nyata dalam kehidupan ini.

Namun adakalanya kita harus bergulat dengan berbagai kenyataan yang sulit dan tidak pasti hingga harapan yang ada di hati seakan selalu jauh tak tergapai.

Sering kali kenyataan terasa begitu pahit dan menyakitkan.

Pada situasi batas tersebu, sering kali kita menyerah dan memvonis bahwa Tuhan tidak peduli dengan nasib kita.

Diselimuti emosi dan pikiran tak jernih, kita jadi tidak terima dengan kenyataan yang kita dihadapi.

Saat itulah doa menjadi jembatan yang meneguhkan harapan kita. Sehingga hati kita terbuka untuk melihat bahwa bisa jadi kenyataan yang kita hadapi merupakan jawaban terbaik bagi kita.

“Saya menyadari bahwa ada hal yang tidak bisa saya ubah dalam hidup ini, salah satunya keputusan anakku untuk menikah dengan pilihannya,” kata seorang bapak.

“Saya awalnya menolak dan bersikeras menentang pilihannya, namun kemudian saya belajar untuk memahami pilihan anakku,” lanjutnya.

“Meski berat baguku namun jika itu membahagiakan bagi anakku, silahkan saja,” ujarnya.

“Satu hal yang membuat sulit bagiku menerima calonnya, adalah soal agama yang berbeda, dan juga sikapnya yang tidak mendukung anakku menjadi lebih dewasa,” lanjutnya.

“Namun akhirnya, saya pahami bahwa tugasku sebagai orang tua adalah mendidik dan membimbingnya hingga dia bisa membuat keputusan sendiri, demi masa depannya,” katanya.

“Karena dia yang akan menjalani hidup ini ke depan bukan saya,” lanjutnya.

“Setiap kali mendoakan doa bapa, hatiku bergemuruh, apakah aku seorang bapak yang baik bagi anakku,” ujarnya

“Apakah aku bisa mengampuni kesalahan anakku, apakah aku bisa memberikan rezeki dengan memberi jalan yang baik bagi anakku untuk memperoleh rezeki,” katanya lagi.

“Melalui doa bapa kami, akhirnya saya mau mengubah apa yang bisa saya ubah, menerima apa yang tidak bisa saya ubah,” lanjutnya.

Dalam bacaan Injil hari ini, kita dengar demikian,”Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.”

Tuhan mengajari para murid berdoa Bapa Kami, supaya kita ingat bahwa kita berkewajiban untuk mengampuni setiap orang, sebebas Allah mengampuni diri kita.

Kita selalu mempunyai kebutuhan yang tidak pernah tercukupi akan pengampunan Allah. Maka hanya dengan sikap bebas terhadap orang yang bersalah kepada kita, kita pun akan menemukan kerahiman Allah yang begitu dalam.

Kebebasan Allah, juga diungkapkan melalui pemeliharaan Allah yang menyangkut kebutuhan-kebutuhan kita dan perlindungan-Nya dari hari ke hari.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku bisa menghidupi doa Bapa Kami dengan benar?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here