JANGAN sampai terjadi, demikian kata Sekretaris Eksekutif Komisi Seminari KWI Romo Joseph Kristanto Suratman Pr, umat mengalami kebingungan memahami iman kristiani dan mengucap salah berkaitan dengan iman Katoliknya.
Paparan ‘peringatan’ ini disampaikan Romo Kris dalam misa pembukaan kegiatan pembinaan untuk para frater teologan dan para pastor pembina mereka dari tujuh Seminari Tinggi se-Jawa di Rumah Retret Pangesti Wening, Susteran Kongregasi OSF, di Ambarawa, Jateng, mulai 1-4 Juli 2019.
Reminder yang disampaikan Romo Kris itu penting, terutama ketika umat mengalami “kebuntuan pikir” sehingga sering mengucap salah berkaitan dengan knowledge-nya tentang iman Kristiani dan utamanya pokok-pokok iman Katolik.
“Ini sudah ‘selesai Paskah’ karena Gereja sudah merayakan Hari Raya Kenaikan Tuhan. Tapi, toh ada umat Katolik yang sering ‘tanpa sadar’ mengucapkan ‘Selamat Paskah’ kepada teman-temannya,” demikian ungkap Romo Kristanto, mantan Rektor Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan, Yogyakarta, di mimbar misa pembukaan program literasi media di Ambarawa, Senin petang, 1 Juli 2019.
Ilustrasi di atas itu sering tidak terlalu menjadi perhatian bagi para frater calon imam yang di tahun-tahun terakhir ini akan menyelesaikan program studi teologinya sebelum akhirnya ditahbiskan menjadi imam. Maka, pemahaman pentingnya bisa “menyederhanakan” iman Katolik dalam bentuk paparan tulisan dan visual yang atraktif serta yang bisa memikat mata serta telinga itu kini menjadi “urusan penting” bagi mereka.
“Utamanya adalah bagaimana kita semua yang nanti akan berkiprah sebagai imam ini bisa ‘membumikan’ iman Katolik itu agar bisa mudah dipahami umat dan tampil dalam semangat kekinian yang menarik,” demikian harapan Romo J. Kristanto Suratman Pr.
Menggandeng PGU sebagai mitra
Untuk mewujudkan keinginan bisa “membumikan” iman Katolik dengan paparan kekinian yang atraktif itulah, maka Komisi Seminari KWI lalu membesut program bina para frater teologan dan formator untuk tujuh Seminari Tinggi se Jawa dengan kegiatan literasi media tulis dan audio visual.
Membawa tema besar “Digital Creativity Using Smartphones for Adolescents” atau “Kreatif Memanfaatkan Teknologi Digital untuk Pewartaan Iman bagi Umat”, Komisi Seminari KWI lalu menggamit Paguyuban Gembala Utama (PGU) sebagai mitra kerjanya sekaligus pengampu kegiatan literasi media untuk para frater teologan dan para pastor pembinanya.
PGU adalah semacam forum komunikasi dan kerjasama antara para alumni seminari menengah yang mulanya dibesut oleh para alumni Seminari Mertoyudan. Kini, PGU sudah menggandeng juga para alumni seminari menengah lainnya. Khusus dalam konteks kerjasama dengan Komisi Seminari KWI ini, PGU membentuk tim kerja beranggotakan tidak lebih dari 15 orang untuk menggarap program-program pelatihan yang dilakukan Komisi Seminari KWI untuk kepentingan formatio.
Dalam perjalanan waktu selama setidaknya setahun terakhir kurun waktu 2018-2019 ini, tim kecil PGU itu sudah berhasil meretas sinergi profesional di antara para alumni dari Seminari Mertoyudan, Seminari Garum (Blitar), Seminari Stella Maris (Bogor) dan Seminari St. Paulus (Palembang).
Membawa manfaat
Program literasi media untuk kepentingan formation para frater teologan di Seminari Tinggi ini sudah digagas setahun sebelumnya, ketika Komisi Seminari KWI menggelar rapat besar forum Rektor Seminari Tinggi di Pusat Pastoral Sanjaya di Muntilan, Jateng. “Namun, gagasan besar itu baru kesampaian bisa terlaksana sekarang di awal bulan Juli 2019 ini berkat sinergi bersama yang ditawarkan oleh PGU kepada Komisi Seminari KWI,” papar Romo Kristanto Pr.
Semula telah direncanakan, para frater teologan dan pastor Pembina mereka dari tujuh Seminari Tinggi se-Jawa. Namun, di ujung jadwal agenda, ternyata para frater teologan dan para pastor pembinanya dari Seminari Tinggi KAJ batal bergabung dalam program literasi media kerja bareng Komisi Seminari KWI dan PGU ini.
Ke-6 Seminari Tinggi se Jawa itu datang dari
- Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan Yogyakarta (frater teologan Keuskupan Agung Semarang dan Keuskupan Purwokerto).
- Seminari Tinggi Giovanni Malang (para frater teologan calon imam diosesan Keuskupan Regio Kalimantan, Keuskupan Malang).
- Seminari Tinggi Fermentum Bandung.
- Idem di mana para frater diosesan Keuskupan Bogor.
- Seminari Tinggi Providentia Dei Keuskupan Surabaya.
- Seminari Tinggi Anging Mamiri Yogyakarta (Keuskupan Agung Makassar).
Sejumlah suster medior lintas Kongregasi diiikutsertakan dalam program ini. Mereka datang dari Kongregasi Suster ADM, Abdi Kristus (AK), CB, OSF, dan PI (Penyelenggaraan Ilahi). (Berlanjut)