GELARAN Perayaan Ekaristi bersama Paus Fransiskus di GBK pada Kamis, 5 September 2024 diikuti lebih dari 90.000 umat. Perayaan Ekaristi terselenggara dengan khidmat.
Perayaan puncak iman bersama Paus Fransiskus yang melakukan Kunjungan Apostolik ke Indonesia memberikan rahmat sukacita.
Saat perayaaan ekaristi selesai, nampak Tim Laudato Si’ memungut dan mengumpulkan sampah di gedung GBK dan sekitar GBK.
Berikut ini wawancara Sesawi.Net dengan Bu Lucia Mona Windoe dari Sub Seksi Pelayanan Lingkungan Hidup Gereja Keluarga Kudus Paroki Rawamangun, Jakarta Timur. Bu Lucia Mona Windoe bersama beberapa umat Paroki Rawamangun tergabung dalam Komunitas Laudato Si’. Berjumlah sekitar 300 orang dan berpartisipasi mengelola sampah, usai Perayaan Ekaristi bersama Paus Fransiskus.
Peserta Komunitas Laudato Si’
Anggota atau peserta partisipasi Komunitas Laudato Si’ terdiri dari umat, biarawan dan biarawati dari berbagai paroki. Peserta berjumlah kurang lebih 300 orang ini menjalani peran menjaga kebersihan. Juga mengumpulkan sampah yang ditinggalkan umat usai mereka rampung mengikuti perayaan ekaristi di GBK Jakarta.
Anggota Komunitas Laudato Si mengenakan kaos warna hitam. Ada juga yang mengenakan kaos putih. Dilengkapi topi dari pandan bertuliskan “Laudato Si‘”, membawa trash bag, memakai kalung kain yang bertuliskan “Sampahku Tanggungjawabku” dan tas yang terbuat dari plastik transparan tebal bertuliskan “Mari Jaga Bumi“.
Para biarawan dan biarawati yang turut bergabung dalam komunitas ini ada yang mengenakan busana dari biara masing masing.
Edukasi kepada umat
Selain mengumpulkan sampah, Komunitas Laudato Si’ juga berperan layaknya “pesan yang berjalan”. Pesannya merupakan sebuah ajakan edukasi bagi umat yang mengikuti perayaan ekaristi agar menjaga lingkungan tetap bersih.
Anggota Komunitas Laudato Si’ berjalan di tribun dan mengingatkan umat untuk membuang sampah pada tempat yang disediakan.
“Menurut pengamatan kami, banyak umat yang duduk di tribun sudah membawa kantong plastik dari paroki masing-masing. Selain itu, umat juga sudah membuang sampah di tempat yang disediakan.
Sampah yang tersisa terhitung tidak terlalu banyak. Sampah yang tertinggal terjadi karena jatuh ke bawah dan susah diambil karena bergulir ke bawah ke baris tempat duduk di depannya.
Selain itu, anggota Komunitas Laudato Si’ secara terus-menerus menyampaikan pada peserta misa yang hadir untuk menempatkan sampah pada tempatnya,” kata Bu Lucia Mona Windoe.
Pengelolaan lebih lanjut sampah GBK
Pengelolaan sampah lebih lanjut sampah ditangani dengan baik. Hal ini dikarenakan sudah ada kerjasama antara Gerakan Laudato Si’ Indonesia dengan Dinas Lingkungan Hidup Propinsi DKI Jakarta.
Ketua Presidium Gerakan Laudato Si’ Indonesia Cyprianus Lilik KP telah menyampaikan surat izin melakukan animasi dan edukasi terkait pengelolaan sampah pribadi dan kelompok serta bersama Greeners membantu pengumpulan sampah di lokasi GBK dan sekitar GBK.
Komunitas Laudato Si’ juga meminta izin kepada Dinas Lingkungan Hidup Propinsi DKI Jakarta untuk memungut sampah tutup botol plastik yang selanjutnya akan diolah menjadi produk lain yang bermanfaat.
Menurut Lucia Mona Windoe, Komunitas Laudato Si’, Kelompok Greeners dan Dinas Lingkungan Hidup Propinsi DKI Jakarta datang ke GBK untuk menindaklanjuti pengelolaan sampah. Pemisahan sampah telah dilakukan dengan baik.
“Hari Senin 9 September 2024, kami mengambil sebagian tutup botol yang akan kami proses lebih lanjut. Kami lakukan proses recycle bersama dengan ATMI St. Mikhael Cikarang karena kami sudah menjalin kerjasama. Sampah di GBK setelah perayaan ekaristi bisa dimanfaatkan dengan baik,” kata Bu Lucia Mona Windoe pada Sesawi.Net.
Sampah bisa didaur ulang agar masih punya manfaat lebih.
Baca juga: Lanjutkan Decak Kagum Paus Fransiskus, Baca Buku “Kata Bertuah Paus Fransiskus” (11)