26 Desember 2021 sd. 2 Januari 2022
“Menuntut ilmu dan mengabdi kepada masyarakat bukanlah dua perkara yang sepantasnya dipisah-pisahkan.” – Romo Mangun.
Pendidikan Ekologi di Grigak
Panggilan peziarahan roh Rama Mangun di Grigak, Gunung Kidul tahun 1987 silam mengukuhkan komitmennya untuk berpihak kepada masyarakat kecil.
Bagi Rama Mangun, “mereka” harus tetap bermartabat, meskipun melarat. Di Grigak yang senantiasa dirundung kekeringan, Romo Mangun datang untuk:
- Bersahabat, berbahasa, dan bergerak bersama warga Padukuhan Karang;
- Membuat jembatan menuju sumber air di bawah tebing-tebing Pantai Grigak;
- Memberdayakan warga Karang melalui manajemen wirausaha dengan nama Kelompok Usaha Bersama (KUB), dan bimbingan belajar yang didesain dalam kerangka rumah.
Artinya, selain belajar bersama Rama Mangun, sedulur kakak-adik saling membimbing dalam proses belajar baik di Balai Padukuhan Karang, di rumah Ibu Wasmi.
Bahkan di gubuk Rama Mangun di Pantai Grigak.
Dalam upaya meneruskan perjuangan Rama Mangun kepada masyarakat kecil dibidang pendidikan di Padukuhan Karang, Romo Paulus Wiryono SJ dan tim peneliti dari Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma mencanangkan pendidikan ekologi.
Dalam penelitian berjudul Pengaruh Kebiasaan-kebiasaan di Keluarga dan Sekolah terhadap Pembentukan Sikap Ekologis Siswa-siswa Sekolah Dasar Calon Peserta Edu-Camping di Eco Camp Mangun Karsa (2020).
Menurut Wiryono et al. (2020), melalui berbagi pengalaman kelompok, anak-anak diajak mengembangkan daya imajinasi dalam rangka membangun wawasan ekologi (ecological oriented mind) dan ecological oriented action.
Sehingga anak-anak semakin mengakrabkan dan menghangatkan relasi anak-anak dengan dirinya sendiri, orang tua, guru, sesama teman, dan Tuhan.
Bimbingan Belajar Bersama
Berangkat dari mimpi besar Eco Camp Mangun Karsa itu, Komunitas Relawan Grigak mendesain Bimbingan Belajar Bersama adik-adik Padukuhan Karang.
Dipraktikkan melalui aneka permainan tradisional dan belajar berbagai keterampilan seperti fotografi-videografi, mewarnai-melukis, teater-pagelaran drama, dan musik-tarik suara.
Bimbingan Belajar yang didesain itu akan dilaksanakan sejak Januari hingga Juli 2022.
Selanjutnya pada Agustus 2022, dalam rangka menyemarakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77, Relawan Grigak berencana melaksanakan festival sebagai luaran Bimbingan Belajar di lahan Eco Camp Mangun Karsa Pantai Grigak.
Tiga target
Berdasarkan desain perangkat Bimbingan Belajar Komunitas Relawan Grigak bersama adik-adik Padukuhan Karang, ada tiga target pencapaian jangka panjang berupa keterpesonaan adik-adik Padukuhan Karang terhadap alam, tokoh, dan negeri.
Jauh sebelum mencapai target itu, Komunitas Relawan Grigak mendesain sebuah kegiatan di ujung tahun 2021, yaitu live-in Komunitas Relawan Grigak.
Kegiatan tinggal di rumah warga sembari belajar dan bermain dengan adik-adik Padukuhan Karang ini bertujuan untuk mendapatkan data awal berupa jumlah peserta, gaya belajar, potensi, dan minat adik-adik Padukuhan Karang.
Selain itu, program live-in ini berangkat dari keresahan Relawan Grigak dan warga Padukuhan Karang terhadap kurangnya pengenalan lingkungan, sosial-budaya, bahasa, dan mimpi-mimpi bersama dalam upaya mengelola dan mengembangkan Eco-Camp Mangun Karsa di Pantai Grigak. Keresahan itu bukan tanpa alasan.
Karena berdasarkan kesaksian, baik warga Padukuhan Karang maupun Relawan Grigak belum ada perkenalan yang massif setiap kali generasi baru, belum ada silaturahmi yang awet, serta berbahasa (Jawa) dalam bingkai persahabatan sebagaimana dicontohkan Rama Mangun pada tahun 1987 silam.
Selain itu, program live-in ini diharapkan dapat bermanfaat bagi anggota Komunitas Relawan Grigak, adik-adik Padukuhan Karang, dan warga Padukuhan Karang.
Adapun manfaat-manfaat itu seperti; terciptanya dialog tentang keluarga, lingkungan, sosial-budaya, bahasa nusantara, dan mimpi-mimpi adik-adik Padukuhan Karang dalam rangka membangun persahabatan dan kekeluargaan Eco Camp Mangun Karsa.
“Di mana hati diletakkan, di situlah proses belajar dan maju dimulai.” – Romo Mangun (Berlanjut)