Kondisi Sekolah Masih Penuh Lumpur, Anak-anak SDN Laen Au Belum Bisa Sekolah

0
84 views
SDN Laen Au, Desa Forek Modok, Kecamatan Weliman penuh lumpur. Foto-foto : Rm. Ino Nahak Berek Pr / Sesawi.net

Banjir bandang akibat luapan Sungai Benenain tidak semata meluluhlantahkan rumah-rumah warga, juga memporak-porandakan bangunan SDN Laen Au, di Desa Forek Modok, Kecamatan Weliman. Seluruh ruang kelas yang berisi kursi dan meja siswa berantakan, penuh genangan air dan lumpur.

Kepala Sekolah SDN Laen Au, Marianus Klau Berek menyebutkan, kondisi seluruh ruang kelas dan lingkungan sekitar sekolah hingga kini belum layak dipakai. “Sampai saat ini semua ruangan kelas belum bisa dipakai karena masih penuh lumpur dan genangan air. Kami masih berjuang keras membersihkannya walau butuh waktu yang cukup lama,” kata Klau Berek, (Kamis, 19/4/2021).

Sejauh pengamatan di lapangan, lumpur tebal 10 cm memenuhi seluruh ruang kelas. Sementara perabot dalam kelas porak-poranda. Kondisi di sekitar sekolah pun terlihat sangat kotor oleh tumpukan potongan-potongan kayu dan lumpur yang memenuhi area halaman, menebarkan aroma tidak sedap.

Tentang jadwal masuk sekolah di SDN Laen Au, Marinus belum bisa memastikan. Saat ini, 148 siswa dan 11 orang guru masih diliburkan menunggu kondisi sekolah bersih dan normal kembali. Proses belajar belum bisa dimulai karena kondisi ruangan kelas dan sekolah belum layak untuk keberlangsungan kegiatan belajar-mengajar.

Demikian, dengan para guru. Mereka juga belum bisa ke sekolah dan mengajar karena masih harus membersihkan rumah tinggal yang terkena banjir. “Para guru pun belum bisa kembali mengajar karena masih harus membersihkan rumah masing-masing yang tersapu banjir. Kita harapkan semoga situasi cepat pulih dan keadaan bisa normal lagi seperti semula,” katanya.

Selain membersihkan seluruh peralatan dan ruang sekolah, yang menjadi pekerjaan rumah saat ini, menurut Marinus, adalah pengadaan kembali buku-buku yang rusak karena air. Juga pembenahan ulang perabot dalam ruang kelas serta penyediaan sarana dan prasarana pembersih ruangan lainnya.

Kondisi yang tidak jauh berbeda ditemui juga di sekolah-sekolah lain yang terkena musibah banjir seperti di Paroki Bolan dan Paroki Kleseleon. Mereka juga belum menjalankan aktivitas karena masih harus membersihkan sekolah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here