TANGGAL 7 Juli 2021 lalu. Tepatnya hari Rabu. Berlangsung di Biara Induk Kongregasi Suster PMY yang berada satu lokasi dengan SLB-B Dena Upakara – sekolah asrama bagi anak tuli puteri di Wonosobo yang dingin.
Di situ berlangsung pesta Kongregasi Suster PMY yang ke-201.
Pesta sederhana tapi tetap meriah. Meskipun tanpa kehadiran keluarga suster yang sedang berpesta atau umat Paroki St. Paulus Wonosobo.
Karena masih dalam suasana pandemi covid 19. Tak memungkinkan bisa mengundang tamu.
Pada hari yang berbahagia tersebut, Kongregasi Suster PMY mengalami kebahagian berlipat ganda.
Karena juga berlangsung beberapa peristiwa ini:
Penerimaan Postulan asal Timor Leste yakni:
- Anna Adelcia Belo dari Baucau Distrik Baucau.
- Doroteia da Costa dari Same Distrik Manufahi.
Peneriman satu orang Novis dari Timor Leste yaitu Sr. Bendita da Graca Barreto PMY dari Distrik Ermera.
Prasetya
Prasetya Pertama diucapkan oleh Sr. Yakoba Lupiana Tutut Pretiwi PMY dari Ngabang, Kalimantan Barat.
Pembaharuan Prasetya oleh:
- Sr. Zita Ahyu Hanli PMY dari Wonosobo Jawa Tengah.
- Sr. Sandra Bakhita Parada Costa PMY dari Distrik Dili, Timor Leste.
- Sr. Elizabeth Asilde Faria Sarmento PMY dari Natarbora, Distrik Manatuto Timor Leste.
- Sr. Fransiska Lumana PMY dari Magelang Jawa Tengah.
- Sr. Kalista Rosalia Rieka Intirmanti PMY dari Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Prasetya Emas Sr. Veronica Iendrawati PMY dari Wonosobo Jawa Tengah
Menyangkal diri
Misa syukur dipimpin oleh Romo Emanuel Yeppy Pr dengan bacaan Injil Matius 16:24-27: “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti Aku.”
Kata Romo Yeppy, ada syarat agar dapat mengikuti Yesus adalah menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti Yesus.
Yang pertama memang menyangkal diri dulu.
Kita diajak untuk meninggalkan segala keinginan daging kita, meningalkan zona nyaman.
Dengan demikian kita mampu memikul salib dan siap mengikuti Dia. Karena sadar ada nilai yang lebih tinggi, lebih mulia yang hendak aku perjuangkan.
Maka kalau tiga hal tersebut kita miliki, kita akan mampu memperjuangkan, mewujudkan motto PMY “In Omnibus Caritas” (cinta kasih dalam segala-galanya).
Walaupun banyak tantangan dan rintangan menghadang.
PS: Dibuat berdasarkan wawancara dengan Sr. Agnes PMY di Biara Induk PMY Wonosobo