SEMENJAK dinyatakan pandemi global oleh WHO pada awal Maret 2020 yang lalu, wabah covid-19 hingga saat ini semakin merebak. Banyak orang diliputi rasa takut, mencekam, penuh tangis bahkan kematian.
Peristiwa memilukan ini bak tamparan keras menghantam dibeberapa sendi kehidupan manusia. Dunia seakan-akan masuk dalam masa gelap.
Namun bagi para suster Kongregasi SFIC Provinsi Indonesia dampak pandemi ini menjadi masa untuk lebih mampu bersyukur dan mengandalkan Tuhan dalam setiap peristiwa hidup panggilan.
Anugerah panggilan dengan penambahan anggota baru bagi Kongregasi yang telah berdiri 176 tahun silam (24 Juni 1844) di Veghel, Negeri Belanda pada masa pandemi ini justru meningkat.
Kabar bungah ini terjadi bertepatan dengan perayaan Pesta St. Thomas Rasul dalam Kalender Liturgi Gereja, pada hari Jumat, 3 Juli 2020 pekan lalu.
16 gadis menjadi Postulan
16 gadis belia bergabung sebgai postulan dalam Kongregasi Suster Fransiskus dari Perkandungan Tak Bernoda Bunda Suci Allah (SFIC) Provinsi Indonesia.
Berikut nama-nama ke-16 Aspiran yang diterima masuk sebagai Postulan SFIC:
- Sdri. Trisnawati asal Paroki St. Petrus Sanggau Ledo, Keuskupan Agung Pontianak.
- Sdri. Yulita Rosdiati asal Paroki Salib Suci Ngabang, Keuskupan Agung Pontianak.
- Sdri. Maria Francisca Dwi Hartiningtyas asal Paroki Hati Kudus Yesus Kayu Tangan Malang, Keuskupan Malang.
- Sdri. Anastasia Angeli asal Paroki Noyan, Keuskupan Sanggau.
- Sdri. Yulita Pa’ong asal Paroki Salib Suci Ngabang, Keuskupan Agung Pontianak.
- Sdri. Florentina Ola Griana asal Paroki Gembala Yang Baik Kuala Dua, Keuskupan Sanggau.
- Sdri. Cinda Farida asal Paroki Santa Maria Bunda Pengharapan Bunut Sanggau, Keuskupan Sanggau.
- Sdri. Paula Adevita Dede asal Paroki St.Fransiskus Asisi Pakumbang, Keuskupan Agung Pontianak.
- Sdri. Tarsisia Ranata Tiara asal Paroki St. Yusuf Mempawah Hulu Karangan, Keuskupan Agung Pontianak.
- Sdri. Elita asal Paroki St. Yusuf Mempawah Hulu Karangan, Keuskupan Agung Pontianak.
- Sdri. Nopika Ulan asal Paroki St. Yusuf Mempawah Hulu Karangan, Keuskupan Agung Pontianak.
- Sdri. Maya Anggela asal Paroki St.Mikael Jagoi Babang, Keuskupan Agung Pontianak.
- Sdri. Resi Agricolatera asal Paroki St. Pius X Bengkayang, Keuskupan Agung Pontianak.
- Sdri. Aprianti Sari Apra asal Paroki St. Petrus dan Paulus Menjalin, Keuskupan Agung Pontianak.
- Sdri. Nerdawati asal Paroki St.Mikael Jagoi Babang, Keuskupan Agung Pontianak.
- Sdri. Teek asal Paroki St.Mikael Jagoi Babang, Keuskupan Agung Pontianak.
Novis, Kaul Perdana dan Kekal
Pada saat yang sama juga berlangsung pula upacara penerimaan empat Novis, tiga suster berkaul perdana, tiga suster berkaul kekal.
Berikut empat Postulan yang diterima sebgai novis adalah:
- Sdri. Putri Parlindungan dengan nama biara Sr. Seraphine Putri SFIC.
- Sdri. Genoveva Enika dengan nama biara Sr. Genoveva Enika SFIC.
- Sdri. Tarsila Titin Sukarni dengan nama biara Sr. Tarsila Titin SFIC.
- Sdri. Hilaria Mariyetha Lona dengan nama biara Sr. Mariyeta Lona SFIC.
Tiga suster yang telah menyelesaikan pendidikan Masa Novisiatnya akhirnya mengikrarkan Kaul Pertama dan langsung mendapat tugas pengutusan mereka sebagai berikut:
- Sr. Elisabet Paulina SFIC ditempatkan di Komunitas St. Maria Immaculata Darit dengan tugas membantu di asrama.
- Sr. Skolastika Natalia SFIC ditempatkan di komunitas St. Anna Pahauman dengan tugas membantu manajemen keuangan sekolah.
- Sr. Margareta Yeni SFIC ditempatkan di komunitas Maria Portiuncula Sanggau dengan tugas membantu di Asrama.
Tiga suster yunior yang telah mengikrarkan Kaul Kekal:
- Sr. Theodora SFIC.
- Sr. Gracia SFIC.
- Sr. Ursula SFIC.
Acara internal
Peristiwa mengharukan ini dibawa dalam perayaan Ekaristi di aula Rumah Retret Wisma Immaculata Pontianak yang dipimpin oleh Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus didampingi oleh:
- Vikjen KAP: Pastor William Chang OFMCap.
- Minister Provinsial Kapusin Pontianak: Pastor Herman Mayong OFMCap.
- Pastor Yosef Astono Aji OFMCap.
- Pastor Kepala Paroki Katedral St. Yosef Pontianak: Pastor Alexius Alex Pr.
Perayaan syukur pesta kebiaraan Kongregasi SFIC tahun ini berlangsung dalam suasana yang berbeda.
Biasanya perayaan besar seperti ini selalu identik dengan dekorasi meriah, panggung hiburan, tamu undangan baik keluarga maupun kenalan. Namun kali ini gaung kemeriahan terpaksa ditiadakan karena situasi pandemi.
Meskipun sudah mulai secara bertahap memasuki era new normal, namun tetap menikuti prosedur protokol Kesehatan. Memakai masker selama Perayaan Ekaristi, menjaga jarak dan mencuci tangan.
Sr. Yulita Imelda, Provinsial Kongregasi SFIC Provinsi Indonesia, mengatakan bahwa segala rencana untuk persiapan pesta kebiaraan ini terpaksa mengalami perubahan karena situasi pandemi.
Meskipun demikian, ungkap suster yang pernah diutus Dewan Pimpinan General belajar Spiritualitas Fransiskan di FISC (Franciscan International Study Centre) di Canterbury, UK, para suster tetap memiliki pengharapan. Yakni, bahwa di tengah dunia yang sedang mengalami masa gelap akibat terpaan wabah covid-19 ini, Kongregasi SFIC tetap memancarkan pesona hidup membiara bagi kaum muda.
Hal ini nyata berkat kehadiran 16 gadis muda yang memutuskan ingin bergabung masuk menjadi Postulan.
“Situasi pandemi ini memang membuat lumpuh setiap aspek kehidupan manusia, namun satu hal yang tetap menjadi andalan kita yakni Tuhan,” ungkapnya seraya berpesan kepada seluruh suster yang hadir untuk tetap memelihara semangat kerendahan hati, warisan Ibu Pendiri, Suster Teresia van Miert.
Dalam homilnya, Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus, menegaskan bahwa pilihan hidup membiara adalah rahmat yang patut disyukuri dan perlu didukung oleh keluarga.
“Menjadi imam, suster atau pun bruder merupakan panggilan istimewa, maka perlu dukungan keluarga. Karena Gereja dewasa ini sungguh membutuhkan orang-orang terpanggil yang tulus melayani Gereja,” ungkap Monsinyur.
Uskup yang baru merayakan tahbisan episkopal ke-20 pada 6 Februari 2020 yang lalu ini juga mengajak para suster SFIC untuk terus berkarya, bersaksi, melayani tanpa membeda-bedakan.
Proficiat para suster SFIC.