Kongregasi Suster St. Augustinus dari Kerahiman Allah (OSA): Dari Belgia ke Belanda, Lalu ke Indonesia (2)

0
552 views
Pendiri Kongregasi Suster Santo Augustinus dari Kerahiman Allah (OSA): Mgr. Hermanus Lambertus Spoorman (1936-1909) dari Keuskupan Harleem, Belanda. (Dok OSA/Repro MH)

PENDIRI Kongregasi Suster Santo Augustinus dari Kerahiman Allah atau Suster Augustinian  –biasa disebut OSA- adalah Mgr. Hermanus Lambertus Spoorman.

Ia lahir di Leiden, Negeri Belanda, tanggal 6 Nopember 1837. Sesudah tamat pendidikan sekolah dasar, ia melanjutkan studinya di Seminari Hageveld dan Warmond.

Pada tanggal 15 Agustus 1860, ia menerima Sakramen Imamat dan ditahbiskan menjadi imam diosesan di Keuskupan Haarlem, Negeri Belanda.

Sosok imam andal

Pada awal masa tugasnya sebagai imam muda, ia sangat aktif terlibat membangun reksa pastoral di paroki di mana ditugaskan.

Ia menjadi imam yang andal dalam reksa pastoral. Ia sering melakukan kunjungan pastoral menengok umat paroki yang tengah sakit, anak-anak yatim piatu, kaum lansia, kaum miskin, tertindas.

Untuk mereka yang terkungkung dalam kemiskinan dan penderitaan fisik dan jiwa inilah, Pastor Hermanus Lambertus bergiat memperjuangkan kehidupan rohani dan pendidikan yang lebih baik.

Melalui kata-kata, ikatan belarasa yang mendalam, dan kebijaksanaannya, pastor paroki ini berhasil menjadi daya pikat tersendiri bagi banyak orang. Ia berhasil membawa semakin banyak  umat ke jalan kesucian hidup kristiani.

Reksa jasmani tidak memadai

Pada abad ke-19 itu, reksa jasmani atas tindakan merawat orang sakit dan lansia masih sangat terbatas –untuk tidak mau mengatakannya sebagai hal yang menyedihkan.  Ketersediaan rumah sakit sudah ada, namun tingkat pelayanannya sangat minim.

Melihat pemandangan sosial seperti itu di mana martabat manusia kurang dihormati ketika tubuhnya menjadi renta dan sakit, Pastor Hermanus Lambertus Spoorman memprakarsai berdirinya sebuah rumah sakit.

Pertama-tama, ia mendirian rumah rawat inap untuk kaum lansia dari kalangan orang berada. Ini dimaksudkan agar tersedia dana untuk melakukan “subsidi silang” guna membiayai rumah rawat inap untuk khalayak ramai dari golongan sederhana.

Marienhuevel –Biara Induk Kongregasi OSA di Heemstede, Negeri Belanda – Repro MH

Mengajak suster dari Belgia

Karya amal merawat orang sakit dan lansia yang dirintis Pastor Hermanus Lambertus Spoorman itu ternyata berkembang pesat dan mendapat respon positif dari masyarakat Belanda waktu itu. Dalam perjalanan waktu, karya itu tidak mungkin lagi bisa dia tangani sendiri.

Karenanya, ia lalu mengontak Suster-suster Santo Augustinus di Dendermonde dari Belgia untuk mau datang ke Belanda membantu mengurus karya amal bagi orang sakit dan kaum lansia ini.

Ternyata, gayung pun bersambut mesra.

Kongregasi Suster Santo Augustinus di Dendermonde dari Belgia di bawah arahan pemimpinnya, Moeder Sr. Apollonia, lalu mengutus tiga suster biarawati dari Belgia agar segera bertolak menuju Belanda.

Awalnya, hanya tiga orang suster Belgia yang dikirim oleh Moeder Sr. Apollonia ke Belanda; persisnya di Kota Delft. Namun dalam perkembangan waktu, jumlah suster “misionaris” Belgia ke Belanda ini makin banyak jumlahnya. Itu karena karya amal untuk orang sakit dan lansia hasil besutan Pastor Hermanus Lambertus Spoorman itu makin berkembang dan semakin menuntut banyak orang agar terlibat di dalamnya.

Prakarsa mendirikan tarekat baru independen

Seiring dengan perjalanan waktu, rupanya Tuhan juga berkarya di Negeri Belanda melalui karya amal rintisan Pastor Hermanus Lambertus Spoorman ini.

Saat itu, mulai banyak noni-noni Belanda merasa terpikat akan karya amal tersebut dan kemudian memutuskan untuk bergabung masuk tarekat religius Kongregasi Suster Santo Augustinus di Dendermonde dari Belgia ini.

Melihat perkembangan panggilan hidup bakti yang mulai bersinar terang di Negeri Belanda, maka Dewan Pimpinan Kongregasi Suster Santo Augustinus di Dendermode dari Belgia mengusulkan sebuah prakarsa cemerlang. Yakni, agar Negeri Belanda sebaiknya mulai membangun “komunitas sendiri”.

Ide tersebut akhirnya terwujudkan dengan berdirinya Kongregasi Santo Augustinus produk asli Negeri Belanda.

Moeder Sr. Vincentia OSA menjadi Pemimpin Umum Kongregasi Suster St. Augustinus dari Kerahiman Allah kurun waktu tahun 1888-1904.

Peristiwa bersejarah ini terjadi pada tahun 1988, setelah Uskup Keuskupan Haarlem merestui ide besar ini.

Ikut membidani lahirnya Kongregasi Suster Santo Augustinus hasil “produk dalam negeri” Nederland ini adalah:

  • Pastor Hermanus Lambertus Spoorman.
  • Dewan Pimpinan Kongregasi St. Augustinus di Dendermonde, Belgia.
Logo Kongregasi Suster Santo Augustinus dari Kerahiman Allah (OSA).

Tujuan pendirian

Saat berdiri, Kongregasi Santo Augustinus dari Kerahiman Illahi (OSA) kelahiran Nederland ini telah merumuskan statuta dasarnya sebagai tujuannya yakni:

  • Melakukan karya amal kasih dengan fokus memberi perhatian atas perawatan orang lanjut usia, yang mengalami disabilitas ragawi, dan menderita sakit.
  • Tarekat religius baru ini memilih nama sebagai identitas barunya sebagai “Kongregasi  Suster Santo Augustinus dari Kerahiman Allah”.
  • Suster Vincentia asal Belgia terpilih menjadi Pimpinan Umum yang pertama.
  • Semua suster misionaris dari Belgia pulang ke negeri asalnya.
  • Pastor Hermanus Lambertus Spoorman terpilih menjadi Pembina sekaligus Direktur Kongregasi.
  • Karya mereka terus berkembang di beberapa kota dan jumlah anggotanya semakin bertambah.

Pada tahun 1904, Moeder Sr. Vincentia OSA meninggal dunia.

Ia meninggalkan mutiara kenangan yang berbunyi sebagai berikut:“Saya telah meletakkan pondasi, supaya setiap orang memperhatikan baik-baik bagaimana ia melanjutkan karya itu”.

Lima tahun berselang di tahun 1909, sejak Moeder Sr. Vincentia OSA meninggal dunia, Mgr. Hermanus Lambertus Spoorman (1836-1909). (Berlanjut)

Lebih Dekat dengan Kongregasi Suster OSA: Guru Sejati Ada di Mana-mana (1)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here