DALAM sebuah tulisan yang dirilis oleh media asing berbahasa Perancis Le Catho kemarin, ada paparan data mengungkapkan sebanyak 135 orang Kardinal di seluruh dunia yang nanti akan berpartisipasi dalam Konklaf 2025 – forum resmi Vatikan untuk memilih Paus Baru.
Diperkirakan, Konklaf tersebut baru akan berlangsung paling awal tanggal 5 atau 6 Mei yang akan datang; mengikuti rumusan “9 hari masa perkabungan” (Novemdiales) pasca kematian Bapa Suci Paus Fransiskus, Senin tanggal 21 April awal pekan ini.
Dalam daftar berisi para Kardinal Elector-Electores (Pemilih-Para Pemilih) tersebut ada nama Uskup Keuskupan Agung Jakarta Bapak Ignatius Kardinal Suharyo. Ia akan menjadi satu-satunya Kardinal Indonesia yang ikut dalam Konklaf 2025.
Dua Kardinal Indonesia
Sebenarnya, Gereja Katolik Indonesia “masih” mempunyai dua orang Kardinal.
Kita biasa menyebutkan “Kardinal Sepuh” yakni Julius Kardinal Darmaatmadja SJ dan “Kardinal Muda” yakni Ignatius Kardinal Suharyo – keduanya pernah menjabat Uskup Keuskupan Agung Semarang dan kemudian ditarik Vatikan menjadi Uskup Keuskupan Agung Jakarta.
Keduanya juga pernah menjadi Ketua KWI. Lalu, fungsi dan jabatan yang pernah diampu oleh “Kardinal Sepuh” Julius Kardinal Darmaatmadja SJ. sebagai Uskup TNI-Polri kali ini juga diteruskan oleh Ignatius Kardinal Suharyo.
Saat berlangsung Konklaf danKardinal Jorge-Mario Bergoglio SJ dari Argentina akhirnya terpilih menjadi Paus baru tanggal 13 Maret 2013 dan kemudian “berjuluk” Paus Fransiskus, “Kardinal Sepuh” Julius Darmaatmadja SJ tidak bisa ikut serta dalam gelaran eleksi pemilihan Paus baru tersebut.
Saat itu, Kardinal Darmaatmadja SJ sudah dalam posisi purna tugas sebagai Uskup KAJ dan kemudian menikmati masa pensiunnya di Wisma Emaus Kolese St. Stanislaus Girisonta. Karena waktu itu juga kurang sehat -terutama karena keterbatasan penglihatan mata- maka Kardinal Julius Darmaatmadja memutuskan tidak ikut serta dalam Konklaf. “Saya tidak (bisa) berangkat karena kesehatan tidak mendukung,” jawab Kardinal Sepuh kepada Sesawi.Net waktu itu.
Nomor “cantik” 123 Kardinal Suharyo
Kini, mari kita kembali mencermati “Kardinal Muda” Ignatius Kardinal Suharyo.
Yang menarik, demikian ulasan para pembaca Sesawi.Net, dalam edaran nama-nama Kardinal Electores di arena Konklaf 2025 mendatang, Kardinal Suharyo dipasang dengan nomor urut “123”.
Penulis tidak tahu bagaimana Le Catho edisi bahasa Perancis itu sampai menempatkan Kardinal Suharyo bisa mendapat nomor urut “123” seperti itu.
“Itu mah nomor cantik,” kata seorang teman alumnus Seminari Mertoyudan KPP78.
Tentu saja itu komentar bersifat humor saja.
“Ayo kita ‘pasang’ nomor cantik tersebut agar Kardinal Suharyo nantinya bisa jadi Paus,” tambahnya merumuskan prinsip “othak athik gathuk (baca: berupaya bisa dihubung-hubungkan agar mendapatkan kesimpulan yang pas dan bener sesuai harapan),” tandasnya.
Tentu saja, tak seorang pun tahu pasti siapa nantinya di antara 135 orang Kardinal Electores tersebut yang akan menjadi Paus baru. Kalaupun nantinya -semoga saja demikian- dengan bekal “nomor cantik 123” tersebut Kardinal Suharyo akhirnya bisa “menang” dalam eleksi Konklaf dan menjadi Paus, maka kita boleh bersukacita atas hal ini.
Tentu saja ini hanya angan-angan belaka. Dan siapa tahu juga, kalau Paus baru itu jnantinya ustru akan “jatuh” ke pundak seorang Kardinal Elector lainnya.
Apakah itu Kardinal Tagle dari Filipina. Atau Kardinal Parolin dari Italia. Atau malah Kardinal Kevin Farrel dari Amerika Serikat berdarah Irlandia tulen dan yang sekarang ini menjadi Camerlengo Vatikan.
Kita doakan saja, siapa pun yang nantinya terpilih dalam Konklaf 2025 menjadi Paus baru, Gereja Katolik Semesta tetap eksis dan senantiasa memperbarui diri dan semakin berkembang maju.