DALAM sekejap, atmosfir ‘religius’ seperti mengisi suasana ruangan. Setiap bangku di gedung Ciputra Artpreneur Theater yang sudah sarat dengan penonton langsung terkesiap sejenak. Atmosfir spiritual-nasionalis ini terjadi, ketika mulai dilantungkan tembang bertitel One God.
Penyanyi muda Elisabeth Dwi Purna mengantar tembang populer One God yang pernah dikumandangkan oleh Barbra Streisand ini dengan nada suara yang sangat meyakinkan: so powerful. Artis olah vokal dengan nama panggung Lisa Depe ini melantunkan One God dengan sepenuh hati, sembari meletupkan nafas penghayatannya pribadi dengan emosi jiwa yang sangat lengkap.
Gesture tubuh ragawi Lisa Depe pun ikut bergoyang, mimik raut mukanya sangat ekspresif, dan tentu saja warna suaranya pun sangat mantap ketika melantunkan One God –sebuah tembang tambahan di sesi Encore. Sebuah terminologi musik yang rupanya diambil dari kota kata bahasa Perancis yang berarti: masih, tambahan.
Refleksi kekinian Indonesia
Bisa jadi, di tengah karut-marut suasana politik di Jakarta akhir-akhir ini, tembang One God persembahan Lisa Depe itu menjadi sangat touching. Setiap penggalan lirik tembang ini sungguh menyentuh hati setiap insan penonton Konser Natal 2016 PUKAT KAJ The Greatest Gift of Christmas.
Inilah konser musik persembahan ke-22 PUKAT KAJ, yakni Kelompok Profesional dan Usahawan Katolik Keuskupan Agung Jakarta yang eksis sejak tahun 1990 dan pada tahun 2016 genap merangkai umur 26 tahun. Minggu malam tanggal 4 Desember 2016, konser musik produksi ke-22 yang merupakan persembahan PUKAT KAJ ini berlangsung di Ciputra Artpreneur Theater, Jakarta Selatan.
Baca juga: Konser Natal ke-22 PUKAT KAJ 2016 “The Greatest Gift of Christmas”: Pertunjukan Tukang Ketik (1)
Lirik lagu One God sangat ‘bicara’ dalam konteks kekinian Indonesia seperti yang kita alami semua sebagai anak bangsa di bulan-bulan terakhir ini. One God seakan ingin kembali menegaskan Indonesia adalah ‘milik kita bersama’.
Jalinan kata-kata dalam lirik One God itu mengajak setiap insan nasionalis warga Indonesia untuk kembali mereguk dan mencecap semangat asali kebangsaan kita: Bhinneka Tunggal Ika. Meski berbeda-beda keyakinan religius dan cara mengungkapkan iman kepada Yang Maha Esa, namun semuanya –tanpa kecuali—menyapa Satu Tuhan yang sama: Allah.
Millions of stars placed in the skys
By One God
Millions of us lift up our eyes
To One God
So many children calling to him
By many a different name
One Father
Loving each the same
Many the ways all of us pray
To One God
Many the path
Winding their way
To One God
Brothers and sisters there are no strangers
After his work is done
For your God and my God
Are one
So many children calling out loudly
By many a different name
One Father
Loving each the same
Many the ways all of us pray
To One God
Many the paths winding their way
To One God
Brothers and sisters there were no strangers
After the world was done
Our God, yes your God, and My God
ARE ONE
Lisa Depe telah mengantar permenungan spiritual yang amat nasionalis dan kontekstual itu dengan caranya sendiri: Qui bene cantat, bis orat. Artinya, siapa yang bernyanyi dengan indah, maka dia berdoa dua kali. Sungguh, sebuah pepatah lama dalam bahasa Latin yang teramat cocok untuk merangkum degupan emosi religius sesaat berkat lantunan tembang One God tersebut.
Sukacita Natal
Hari Raya Natal adalah hari bahagia bagi segenap umat kristiani di seluruh dunia. Itulah ‘hari’ ketika Allah secara sempurna mewahyukan diri-Nya dalam sejarah umat manusia dalam wujudnya yang juga paling manusiawi: seorang bayi yang kemudian bernama Yesus. Natal adalah peristiwa iman akan perwahyuan Allah yang ‘menjadi manusia dan tinggal di antara kita’.
Karenanya, lihatlah anak-anak kecil dan remaja anggota The Rezonanz Children’s Choir lalu melantunkan tembang It Came upon the Midnight Clear dan Frosty the Snowman dengan muka riang dan wajah ceria. Lain waktu, muncullah Batavia Madrigal Singers dengan lantunan tembang Have Yourself a Merry Little Christmas dan God Rest Ye Merry Gentlemen.
Sukacita Natal juga diperagakan dengan olah vocal dan gerak tubuh penyanyi Maruli Ario “Ruli” Tampubolon yang menggebrak panggung dengan Hark the Herald Angel Sing. Sementara, Farman Purnama dengan amat santunnya melantunkan Gesù Bambino. Bersama Batavia Madrigal Singers, kedua penyanyi ini menyuarakan gema kegembiraan dalam Circle of Life dan Man in the Mirror. Sebelumya, Farman Punama bersama Batavia Madrigal Singers melantunkan tembang medley: I Love You & What a Wonderful World.
Kegembiraan Natal benar-benar muncul sebagai atmosfir di Konser Natal 2016 PUKAT KAJ The Greatest Gift of Christmas. Rasanya, kegembiraan itu menjadi semakin lengkap lagi, ketika Isyana Sarasvati berkontribusi menembangkan tembang bertitel Gema Alam Raya –satu-satunya tembang berbahan dasar bahasa Indonesia di Konser Natal ini.
Namun, pergelaran seni musik The Greatest Gift of Christmas PUKAT KAJ ini rasanya menjadi sempurna, ketika semangat kebangsaan kita sebagai warga yang 100% katolik dan 100% Indonesia kembali digelorakan oleh One God persembahan yang sangat meyakinkan dari Elisabeth “Lisa Depe” Dwi Purna.
Sekali lagi, sekalipun bermacam-macam keyakinan dan cara orang mengungkapkan iman, tembang One God yang muncul di Konser Natal 2016 The Greatest of Christmas itu kembali menegaskan kebenaran asali: di sana hanya ada Satu Tuhan.