Puncta 16 April 2025
Rabu Pekan Suci
Matius 26: 14-25
JUMAT AGUNG, 14 April 1865 adalah hari naas bagi Abraham Lincoln, presiden Amerika. Ia ditembak saat sedang menonton teater di panggung oleh pendukung Konfedarasi yakni John Wilkes Booth.
Lincoln adalah Pemimpin Kubu Union di Utara melawan Kubu Konfederasi di selatan. Mereka saling berperang karena berbeda pandangan politik. Perang ini juga disebut perang saudara di Utara dan Selatan.
Lincoln ingin menghapus perbudakan, sedang kubu Konfederasi tidak menyetujui. Dendam pihak Konfederasi dipicu oleh kekalahan perang di wilayah Barat yang dipimpin Jenderal Ulysees Grant.
Para konspirator berusaha menyingkirkan Lincoln, karena kebijakan-kebijakannya yang tidak mereka dukung. Booth adalah aktor di teater Ford.
Ia menjadi pelaksana pembunuhan di hari Jumat Suci itu. Ia loncat dari balkon dan berteriak, ”Sic semper tyranis.”
Yudas Iskariot berkonspirasi dengan para pemimpin bangsa Yahudi, imam-imam kepala dan kaum Farisi yang tidak suka dengan sepak terjang Yesus.
Imam-imam kepala kawatir Yesus banyak membuat mukjizat. Kaum Farisi benci karena Yesus dianggap merusak hukum Taurat. Yudas Iskariot mata duitan sebagai bendahara kelompok.
Berbagai kepentingan itu menyatu. Yudas berkhianat dengan menjual Yesus kepada para imam kepala dengan 30 keping perak. Dengan uang segalanya bisa dikalahkan.
“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.” Kata Yesus memberi peringatan.
Pernyataan ini membuat para rasul menjadi sedih dan bingung sehingga bertanya, “Bukan aku ya Tuhan?”.
Mereka sadar bahwa setiap orang bisa berpotensi untuk menjadi pengkianat dan memang ada yang sungguh-sungguh melakukannya walaupun Yudas saat itu juga berkata, “Bukan aku ya Rabi?”
Berhati-hatilah dengan uang. Dimanakah kesetiaanmu; kepada uang atau kepada Tuhan? Kebenaran akan mencari jalannya dan menampakkan dirinya sebagai keutamaan.
Sungguh indah wisata Raja Ampat
Sayang ongkosnya berlipat-lipat.
Demi uang orang bisa berkhianat,
Dari awalnya sahabat jadi penghojat.
Wonogiri, pembaharuan janji imamat.
Rm. A.Joko Purwanto, Pr