Puncta 8 Maret 2025
Sabtu Sesudah Rabu Abu
Lukas 5: 27-32
PANDITA Durna yang adalah seorang resi, rohaniwan, guru, ahli agama yang harus selalu mengajarkan kebaikan, tetapi justru sering memecah belah dan menanam kebencian dan permusuhan.
Dia berada di pihak Kurawa yang selalu membenci Pandawa dan mengarah kematian mereka.
Semar adalah rakyat biasa, bahkan hanya seorang hamba atau abdi, namun hatinya baik dan tulus. Semar selalu menasehati para Pandawa untuk selalu mengasihi, mengampuni dan welas asih kepada siapa saja.
Ada kontras hati antara Durna dan Semar. Dimana ada Durna di situ ada kebencian, dendam dan permusuhan. Sebaliknya di mana ada Semar, selalu ada kasih sayang, kedamaian dan ketentraman.
Dalam Injil, Lukas membuat kontras hati antara Lewi si pemungut cukai dengan Ahli Taurat dan Para Farisi. Lewi bertobat dan mengikuti Yesus. Ia menemukan Tuhan. Ia memiliki hati yang baru dan hidup dengan cara pandang baru. Hidup dalam kasih dan berbagi dengan sesamanya.
Sementara, Ahli Taurat yang hidup rohaninya dianggap paling benar, suci dan baik, ternyata justru jauh dari Tuhan. Mereka menghakimi orang lain. Mereka membenci dan menjauhi kaum Lewi yang dianggap kelompok berdosa.
Ada kontras hati. Orang yang merasa paling pantas yaitu para Ahli Kitab, justru tidak mengenali pikiran Tuhan. Sebaliknya, Lewi yang dianggap orang berdosa malah menemukan Tuhan.
Lebih baik orang berdosa yang bertobat daripada orang yang merasa benar tetapi tidak mau bertobat.
Lewi adalah orang sakit yang membutuhkan tabib. Sedang Ahli Taurat merasa benar sehingga tidak butuh pertobatan. Tuhan hadir untuk orang-orang berdosa yang mau bertobat.
Siapakah diri kita ini, apakah seperti orang Lewi yang mau bertobat atau pilih seperti Ahli Taurat yang merasa benar sendiri?
Ada obat untuk segala penyakit,
Hati ikhlas ikut memanggul salib.
Kita adalah orang yang sakit,
Membutuhkan kuasa seorang tabib.
Wonogiri, membuka hati pada Tuhan
Rm. A. Joko Purwanto,Pr