Kontroversi Penebangan Pohon Palem Raja di Seminari Mertoyudan: Alasan Penebangan (2)

0
1,328 views
Kondisi pohon palem raja yang sudah berjamur. (Dok. Seminari Mertoyudan)

Dasar diskresi penggantian dan penebangan

Dengan kejadian tumbangnya dua buah pohon palem raja dalam waktu 10 hari (liburan) Minister dan Rektor lalu mengamati kondisi pohon yang tumbang sebagai berikut:  1 pohon usia  tua (di atas 15 th) dan 1 pohon usia muda (di bawah 10 th) dengan kondisi batang bagian atas busuk.

Pembusukan ini, demikian menurut tim Pak Darmono, disebabkan oleh hama berupa virus dan jamur.

Baca juga:  

Konsultasi dengan beberapa ahli pertanian diberitakan telah terjadi gejala perubahan suhu udara di sekitar Mertoyudan (dulu sejuk namun sekarang agak panas) dan itu menjadikan pohon palem mudah diserang penyakit karena ngengat.

Sedangkan oleh Pak Darmono dan timnya dijelaskan adanya indikasi kurangnya habitat lingkungan hijau di sekitar Mertoyudan yang telah membuat serangga bermigrasi dengan membawa virus untuk mencari makan pelepah muda yang tinggi;  serangga itu meninggalkan virus ulat yang akhirnya menggerogoti dahan bagian dalam. Di samping itu juga,  kondisi jamur hampir menyerang semua batang secara merata.

Dengan kondisi ini, maka pohon yang lain mempuyai potensi yang serupa. Setelah dilihat dari jenis pohon, gejala dan tanda-tanda dari luar pohon (kulit jamur,keropos) maka demi alasan keamanan  lingkungan, warga komunitas dan tamu pengunjung Seminari,  maka keberadaan pohon palem raja di Seminari itu tidak bisa dipertahankan lagi.

Meski keberadaan pohon palem sangat memberi keindahan dan kesejukan di halaman depan Seminari,   namun karena  kondisi sangat membahayakan,  maka kondisi pohon palem di depan itu bisa dikategorikan dalam keadaan mendesak untuk ditebang dan diganti demi keamanan penghuninya.

Kondisi ini disampaikan oleh Romo Minister dan Romo Rektor staf Seminari, Rm. Administrator Keuskupan, Rm Ekonom (Kuria KAJ), Guru dan Ikatan alumni termasuk dengan Rm. Socius SJ (Provinsialat). Sekilas memang disayangkan, namun karena tidak ada pilihan lain maka diputuskan untuk ditebang segera agar tidak tumbang dan roboh.

Sebuah pilihan yang tidak mudah untuk dilakukan (karena icon dan keindahan) namun penebangan harus dilakukan demi keamanan penghuni dan tamu Seminari.

Keamanan dan keselamatan nyawa manusia menjadi prioritas utama mengapa akhirnya dilakukan penebangan. Penanaman kembali dan regenerasi dengan pohon yang sama tidak dipilih,  karena kondisi pohon palem raja yang rentan terhadap penyakit serta Seminari tidak punya keahlian  merawat secara profesional pohon palem ini. Di samping itu, juga kondisi lingkungan alam di sekitar Mertoyudan  telah berubah (dulu sejuk, lahan pertanian) dan sekarang berubah sehingga pohon-pohon tinggi  menjadi rentan penyakit. P

Pilihan ini dilakukan juga agar peristiwa jatuhnya ranting pinus (insiden tahun 2012  yang menewasan seminaris) jangan sampai terulang kembali. Maka dengan berat hati terhadap ikon Seminari, pohon palem ditebang dan selanjutnya akan diganti dengan pohon lain yang lebih aman dan tetap memperhitungkan keindahan taman depan Seminari.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here