Kontroversi Penebangan Pohon Palem Raja di Seminari Mertoyudan: Prinsip dan Cara Bertindak (3)

0
1,075 views
Halaman depan kompleks Seminari Mertoyudan tampak dari depan jalan raya dengan peson ikon visual keberadaan pohon palem raja. Mulai Juli 2016, ikon paling menarik ini sudah lenyap ditebang karena faktor keamanan dan demi keselamatan nyawa manusia. (Ist/Paul Iman Santosa)

Prinsip dan cara bertindak

Seminari mencintai lingkungan hijau dan memperjuangkan penghijauan sesuai dengan ajakan Bapa Suci Fransiskus dalam Ensikliknya Laudato Si. Ensiklik ini menekankan adanya prinsip menjaga keharmonisan lingkungan agar mendukung keutuhan ciptaan dan menyelamatkan jiwa manusia. Maka penebangan pohon yang kena penyakit (potensi riskan kena penyakit) dan nyata jatuh tumbang tidak menyalahi ensiklik Laudato Si; malahan penebangan mendukung ajakan ini yaitu menata kehidupan yang lebih aman, nyaman dan mendukung untuk kelangsungan hidup manusia (warga seminari).

Baca juga: 

Pergantian pohon palem raja juga mendukung tema temu Kolese 2015 “My Earth, My Mother”. Ibu Bumi harus hijau subur dan memberi kehidupan. Bumi sebagai Ibu harus melahirkan dan menumbuhkan kehidupan anak-anaknya. Maka penghijauan bumi/alam akan merawat ibu bumi untuk bisa melahirkan dan menjaga keutuhan kehidupan dan kelangsungan hidup manusia. Karena kondisi pohon palem raja tidak lagi memberi rasa aman dan mengacam kehidupan bagi ciptaan lainya (manusia) maka perlu ditebang dan diganti dengan tanaman lain yang mendukung pertumbuhan kehidupan.

Pohon palem raja akan diganti dengan pohon damar (melanjutkan pohon yang sudah ada di gerbang pintu masuk Seminari. Alasan pemilihan pohon damar adalah jenis pohon keras dengan akar tunggang yang tidak merusak struktur bangunan, kuat rindang dan aman bagi lingkungan. Bisa mengumpulkan air, karena akar masuk ke dalam tanah, tidak mudah rontok daunnya dan ranting-rantingnya cukup kuat. Keindahan pohonnya berkarakter kokoh dan kuat. Anti jamur dan ngengat karena punya kandungan sejenis terpentin (minyak) dan membawa aroma sedep, wangi. Umur damar bisa memcapai lebih dari 50 tahun.

Dari keputusan ini meski dengan rasa berat, maka Rektor (sebagai penanggungjawab) dan pengelola Seminari mengambil keputusan: penebangan semua pohon dan penggantian pohon palem raja di halaman depan Seminari. Penebangan dilakukan secara cepat karena bersifat urgen dan mendesak demi menjaga keamanan angggota komunitas dan para tamu seminari.

Keputusan yang diambil bukan karena emosional namun lewat sebuah proses diskresi yang didasari oleh data, fakta, masukan ahli dan persetujuan dari Keuskupan KAS (sebagai pemilik lembaga ini).

Namun apabila ada pihak-pihak yang masih merasa bahwa keputusan ini salah dan kurang tepat saya dengan rendah hati minta maaf.

Rektor melakukan ini demi tujuan keselamatan jiwa, maka kalau ada sarana yang jelas dan mengancam tujuan keselamatan jiwa maka sarana itu harus dikorbankan dan selanjutnya diganti tanaman yang lebih mendukung tujuan seminari didirikan. “Biarlah biji gandum akan jatuh, mati dan terbuang agar menghidupkan biji-biji yang lainnya.(Bdk Yoh 12:24 “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati,   ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah”. )

Ajakan

Dari pengalaman diskresi dan pengambilan keputusan ini kami mengajak kepada semua pihak (Gereja, masyarakat dan instansi pemerintah) untuk menjaga dan merawat lingkungan serta menjaga agar seluruh aset-aset ciptaan Tuhan mendukung keselamatan jiwa dan demi keberlangsungan hidup  manusia.

Bagi teman-teman warga Seminari (baik seminaris dan para alumninya),  mari sebagai warga komunitas yang pernah dilahirkan di Bumi Mertoyudan bersama-sama mengembangkan diri dengan terus mencintai dan merawat kehidupan.

Mari  kita tumbuhkan hidup panggilan di tempat ini dengan rasa aman. Mari kita mencintai kehidupan lingkungan untuk mendukung kelangsungan kehidupan kita dan sesama. Marilah kita tata dan kita rawat sarana-sarana di Seminari agar lebih mendukung kehidupan formasi yang sedang kita jalani ini.

Usulan dan masukan yang lebih positif demi menata kualitas sistem lembaga pendidikan calon imam ke depan sangat kami butuhkan.

Tuhan memberkati.

Mertoyudan, 29 Juli 2016

Rektor Seminari St.Petrus Canisius Mertoyudan

TB Gandhi Hartono SJ

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here