MESIR bergolak, maka tumbanglah Presiden Husni Mubarak dari tampuk kekuasaan, setelah 30 tahun lamanya memimpin Negeri Piramid.
Ia dipaksa lengser keprabon setelah militer Mesir bersimpati pada gelombang massa yang memrotes keinginan Mubarak untuk mencalonkan diri kelima kalinya menjadi penguasa Mesir.
Revolusi damai di Mesir akhirnya memaksa Mubarak meninggalkan kursi empuknya tanggal 11 Februari 2011. Setelah Mesir, kini ikut bergolak Syria dan tentu saja negara jiran Mesir di sisi barat yakni Libya.
Efek domino
Susah disangkal, krisis politik di Libya ini akibat efek domino yang terjadi di kawasan Timur Tengah. Dari Negeri Piramid inilah, “hawa panas” berupa aksi demo massif yang menuntut pengunduran diri penguasa politik bermula. Mesir berhasil menjungkalkan Husni Mubarak.
Di belahan wilayah lain di Timur Tengah, Syiria juga tak henti diguncang krisis politik sama. Sementara, Libya mulai marak diguncang demo sejak Februari 2011 dan krisis politik ini semakin berkobar setelah Uni Eropa merasa mendapat mandat politik dari PBB untuk campur tangan urusan dalam negeri Libya.
Berikut kronologi krisis politik di Libya dengan tujuan utama: mendongkel paksa Kolonel Muamar Kaddafi dari kekuasaan. Masalahnya gawat, pemimpin karismatik ini sudah berkuasa tak kurang selama 42 tahun di negeri kaya minyak ini. (Bersambung)
Mathias Hariyadi, penulis dan anggota Redaksi Sesawi.Net