![Masyarakat Mali menyambut baik aksi militer mengkudeta Presiden Keita dari tampuk kekuasaan](https://www.sesawi.net/wp-content/uploads/2020/08/Masyarakat-Mali-menyambut-baik-aksi-militer-mengkudeta-Presiden-Keita-dari-tampuk-kekuasaan-696x522.jpg)
NAMA negara ini adalah Mali. Resminya Republik Mali. Letaknya di Afrika. Di wilayah barat benua ini. Disebut-sebut sebagai negara dengan luas wilayah terluas nomor delapan di seluruh Afrika.
Dulu sekali, Mali merupakan daerah jajahan Perancis. Karena, bahasa Perancis biasa dipakai di negara ini.
Usai kisruh soal hasil pemilu terakhir yang dipersoalkan oleh banyak pihak, kini militer Mali unjukk “gigi”. Memberontak dan memaksa Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita mengundurkan diri. Saat ini, ia sudah sepuh. Berumur 75 tahun.
Begitu juga parlemen dibubarkan. Maka kini, tidak jelas lagi siapa yang pegang otoritas dan kekuasaan negara bernama Republik Mali ini.
Ibarat kata, ini bak mobil tanpa sopir. Sementara, penumpangnya hanya tahu bahwa mobil itu masih tetap terus menggelinding. Tapi tanpa tahu arah dan sampai kapan roda yang tetap menggelinding itu sekali waktu akan berhenti.
Tentu harus bertanya, kenapa terjadi kisruh politik sampai melanda Republik Mali ini. Yang berkembang adalah kabar bahwa pemerintahan Keita telah berlaku tidak jujur dalam menyelenggarakan pemilu terakhir yang berujung pada kemenangannya.
Lalu, selama memerintah Mali, rezim pimpinannya juga ditengarai melakukan korupsi dan banyak tata pemerintahan yang tidak berjalan semestinya.
Pemimpin militer pemberontak berjanji akan segera menyelenggarakan pemilu baru dalam waktu dekat.
Baik Presiden Keita dan PM Boubou Cisse saat ini masih ditahan di sebuah markas militer di Kati, sedikit di luar Ibukota Bamako.
Kelompok militer pemberontak menyebut dirinya Komite Nasional untuk Penyelamatan Rakyat Mali. Mereka berjanji akan segera melakukan langkah-langkah kondusif untuk membuat roda pemerintahan Mali kembali bergulir. “Kami tidak berminat mengendalikan kekuasaan, tapi stabilitas negara ini yang ingin kami jaga,” tutur Marsekal Ismail Wague, Kepala Staf AU Mali dalam sebuah pernyataannya di televisi.
Sumber: Al Jazeera.