Kualitas Relasi dengan Yesus

0
282 views
Berdoa dan menyalakan lilin di The Virgin Mary Church "Goshin" di Wadi, Kairo, Mesir. (Mathias Hariyadi)

Yoel 3: 12-21 dan Luk 11 27-28

DI tepi Pantai Air Manis di Padang, Sumatera Barat, ada tumpukan batu seperti sebuah kapal dengan seorang manusia yang tunduk sujud ke arah daratan. Tumpukan batu ini, mau melukiskan tokoh Malinkundang si anak durhaka, yang tidak mau mengakui ibunya, setelah dia menjadi orang kaya dan sukses.

Cerita pendek dari Injil hari ini, sungguh tidak mirip dengan hikayat Malinkundang.

Pernyataan Yesus: “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan Sabda Allah dan memeliharanya,” tidak dimaksudkan bahwa Yesus menyangkal peran Bunda Maria yang telah mengandung dan melahirkan Dia.

Justru pernyataan Yesus mau menegaskan posisi Bunda Maria dan memberikan pujian kepada Bunda-Nya Maria, yang telah mengandung dan melahirkan Firman Allah.

Maria menjadi wanita yang paling bahagia, karena dipilih Allah menjadi Bunda Penebus.

Bagi Yesus, kebahagiaan sejati tidaklah tergantung pada hubungan darah daging seperti itu, tetapi dalam mendengarkan dan menghayati firman Allah.

Yesus tidak bermaksud meremehkan hubungan darah dalam kehidupan. Yesus mau menegaskan bahwa landasan mutu atau kualitas kebahagiaan sejati adalah mendengarkan dan memelihara sabda Allah dalam hidup para pengikut-Nya.

Sabda Allah mesti dipelihara dalam hati dengan tanah yang subur, agar menghasilkan buah melimpah. Dan dengan itu, setiap pengikut Yesus akan menikmati sukacita dalam hidupnya.

Bagaimana dengan mutu atau kwalitas hidup kita? Sejauh mana dan sedalam apa kita mendengarkan dan merawat sabda Allah dalam hidup kita?

Doaku: Ya Tuhan Yesus, bantulah saya dengan karunia Roh Kudus, agar saya sanggup mendengarkan, merawat dan menghayati setiap sabda Allah dalam hidupku, agar saya boleh mengalami sukacita sejati di dunia ini dan di akhirat nanti. Amen.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here