Senin, 13 Mei 2024
Kis. 16:11-15;
Mzm. 149:1-2,3-4,5-6a,9b;
Yoh. 15:26-16:4a
KEHIDUPAN dan penderitaan memang dua hal yang sangat terkait erat. Apabila dalam hidup ini kita hanya berfokus pada masalah yang ada, maka tentu saja akan sulit bagi kita untuk mengarahkan mata hati ini kepada Kristus.
Beratnya penderitaan dan pergumulan kehidupan adalah salah satu penyebab iman seseorang menjadi lemah. Tanpa mata yang memandang hanya kepada Kristus, maka tentu kita tidak mungkin punya kekuatan dan keberanian untuk menapaki hari-hari kedepan.
Namun harus kita ingat bahwa Tuhan selalu punya tujuan yang indah dalam kehidupan kita. Tidak ada pergumulan dan penderitaan apa pun yang terjadi dalam hidup ini yang dapat menggagalkan tujuan dan rancangan Tuhan bagi setiap kita.
“Apabila melihat berdasarkan kacamata manusia tentu saja rasanya sudah tidak kuat dan tidak ada keberanian lagi untuk tetap terus melangkah,” kata seorang sahabat.
“Di tengah banyak perbuatan baik yang aku lakukan, ada noda yang menyentak perjalanan hidupku. Saya terjerat hutang yang membuat keluargaku berantakan.
Beberapa kali dibantu oleh keluarga besar namun karena saya sudah terlanjur dalam terjebak, maka selalu gagal. Kondusi itu membuat mereka angkat tangan.
Dalam sitausi itu, isteri dan anakku berusaha berdiri di sampingku. Mereka percaya bahwa saya bisa mengatasi semua masalah ini. Kepercayaan itulah yang membuat aku bating stir dan benar-benar menata hidup, hingga aku kembali bisa melihat ada terang di ujung perjuangan ini,” ujar sahabatku.
Kita dipanggil untuk terus berjuang dan berjalan dalam rancangan Tuhan dengan tetap mengingat bahwa sudah sampai sejauh ini Tuhan menyertai kehidupan kita bahkan dalam masa-masa sulit sekalipun. Oleh sebab itu, jangan takut dan mari kuatkanlah hati kita karena Tuhan yang sama juga akan menyertai kita dalam masa-masa mendatang. Janganlah takut melangkah bersama Kristus.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”
Kita diharapkan menguatkan hati. Hati adalah pusat pribadi manusia. Hendaknya hati kita teguh berpegang pada Yesus, jangan sampai menjadi keras dan menolak penyelamatan dari-Nya. Kuatkan hati kita agar tidak berpaling kepada hal-hal duniawi. Hendaknya hati kita teguh untuk menjadi saksi-Nya di dunia ini.
Tuhan telah mengalahkan dunia, dan memberikan rahmat serta Roh-Nya kepada kita tidak sendiri berjuang di tengah dunia ini.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku tetap teguh dan kuat hati ketika permasalahan datang bertubi-tubi dalam hidup ini?