Kuda Troya

0
295 views
Ilustrasi - Koda Troya. (History)

Puncta 08.11.23
Rabu Biasa XXXI
Lukas 14: 25-33

HOMER menulis karya berjudul The Iliad dan Oddysey. Dalam Oddysey dikisahkan perang antara Athena dan Troya. Perang berjalan cukup lama, sepuluh tahun. Kedua belah pihak mengalami korban yang banyak. Ribuan tentara gugur, harta benda habis terkuras untuk biaya perang.

Dalam kejenuhan dan kebuntuan, Oddysey mengusulkan ide gila. Ia ingin membuat patung kuda raksasa dari kayu. Di dalamnya akan diisi tentara-tentara pilihan.

Kuda itu akan ditinggal di depan gerbang Troya. Semua prajurit dan kapal-kapal perang Yunani mundur untuk bersembunyi.

Penduduk Troya heran, karena tentara Yunani tidak terlihat mengepung kota. Semua kapal perang hilang lenyap.

Hanya ada kuda raksasa dari kayu dan seorang penunggu, Sinon yang fasih berbicara. Sinon bercerita bahwa kuda ini adalah persembahan kepada dewa Athena. Kalau dibakar, nanti dewa akan marah kepada orang Troya.

Terpesona oleh cerita Sinon, patung kuda itu dibawa masuk ke kota dan penduduk Troya berpesta karena tentara Athena sudah pergi.

Mereka mengira Athena sudah menyerah kalah. Setelah pesta pora mereka tertidur, karena mabuk dan kelelahan.

Malam itu juga, prajurit Athena yang di dalam patung kuda keluar dan membuka pintu gerbang kota, sehingga kapal-kapal dan prajurit yang bersembunyi diberi isyarat untuk masuk kota Troya.

Mereka menyerang dengan tiba-tiba dan jatuhlah Troya ke dalam kekuasaan Athena.

Yesus mensyaratkan kepada orang-orang yang mau mengikuti-Nya, pentingnya membuat prioritas dan persiapan yang matang.

Kalau orang sudah memutuskan ikut Yesus maka segala sesuatu harus ditinggalkan. Orang harus mengutamakan Yesus daripada hal-hal lain.

Untuk itu orang juga harus membuat perhitungan dan persiapan yang matang. Mengikuti Yesus tidak hanya asal-asalan atau ikut-ikutan saja.

Ada banyak tantangan yang harus dihadapi. Maka perlu memperhitungkan kemampuan, waktu, pemikiran, pengorbanan dan daya juang yang tinggi.

Seperti seorang raja yang maju berperang, dia harus memperhitungkan seberapa besar kemampuan tentara dan persenjataan yang dimilikinya.

Begitu pula mengikuti Yesus harus siap meninggalkan segalanya dan siap berjuang menghadapi tantangan.

Jangan seperti penduduk Troya yang tidak siap dan tidak memperhitungkan taktik musuh sehingga hancur lebur seluruh kota dan penduduknya. Maka kita perlu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.

Kuda lumping tidak sama dengan kuda Troya.
Naik kuda lumping bisa kesurupan membabi buta.
Mengikuti Yesus harus siap meninggalkan semua.
Berani manggul salib dan tahan uji mau menderita.

Cawas, waspada dan berjaga-jagalah senantiasa

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here