RISET yang dilakukan kampus tersohor Harvard Medical School bekerjasama dengan Rumah Sakit Umum Massachusetts merupakan salah satu riset terlama tentang perkembangan hidup manusia yang pernah dilakukan. Riset tersebut meliputi sekitar 2.000 orang tersebut dimulai pada tahun 1938, sekarang memasuki tahun ke-85. Subjek pemantauan mereka telah meliput tiga generasi: kakek-nenek, orang tua, dan anak-anak, yang sekarang menjadi generasi baby boomer.
Tujuan riset adalah menemukan kunci hidup bahagia.
Relasi yang hangat
Tim riset Harvard tersebut menyimpulkan bahwa relasi yang hangat adalah kunci kebahagiaan.
Orang-orang yang paling bahagia, yang tetap sehat seiring bertambahnya usia, dan yang hidup paling lama adalah orang-orang yang memiliki hubungan paling hangat dengan orang lain. Mereka menyatakan bahwa hubungan yang baik adalah prediktor terkuat tentang siapa yang akan bahagia dan sehat seiring bertambahnya usia.
Bagaimana kalau karier yang berhasil?
Apakah karier sukses memberikan rasa bahagia yang sama dengan relasi yang hangat?
Jawaban singkatnya: tidak.
Dalam kumpulan orang yang diteliti terdapat beberapa pimpinan pucuk perusahaan yang menghasilkan banyak uang dan terkenal, tetapi tidak semua bahagia.
Terisolasi: paling tidak bahagia
Hasil ini mencengangkan buat tim riset. “Masuk akal bahwa orang akan lebih bahagia jika memiliki hubungan yang baik — kedua hal itu berjalan bersama — tetapi bagaimana hubungan yang baik dapat memprediksi bahwa orang cenderung tidak terkena penyakit arteri koroner atau diabetes tipe 2 atau radang sendi?” demikian pertanyaan retorika mereka.
Setelah dianalisis, mereka menjelaskan bahwa orang-orang yang paling bahagia tidak terisolasi.
Mereka bukan pecandu kerja yang tidak memperhatikan hubungan mereka. Sebaliknya orang yang mengisolasi diri menjadi orang yang paling tidak bahagia dan menyesali hidupnya ketika mencapai usia tua.
Pendidikan mendukung usia panjang
Hasil riset menunjukkan sampel yang kuliah di Harvard hidup rata-rata sepuluh tahun lebih lama daripada sampel masyarakat dalam kota. Dari sampel non Harvard ada 25 dari 456 anak di kota besar yang berhasil lulus kuliah, dan mereka punya masa hidup sama lamanya dengan sampel Harvard.
Penyebabnya karena dengan bekal pendidikan tinggi yang dimiliki, orang-orang tersebut lebih banyak membaca dan mengikuti perkembangan budaya. Pada tahun 70an dan 80an mulai bermunculan informasi tentang bahaya merokok, bahaya penyalahgunaan alkohol dan narkoba, bahaya obesitas, dan pentingnya olahraga teratur.
Orang-orang terpelajar mendapatkan pesan-pesan itu dan menerapkan pesan-pesan itu lebih cepat. Itulah salah satu alasan mengapa pendidikan memberikan manfaat umur panjang.
Maka membekali diri dengan pengetahuan terkini dan mempraktikkan hidup sehat serta aktif membina relasi menjadi resep untuk hidup lama yang sehat dan bahagia.
Cukup simpel – tidak perlu sihir dan mantera – tidak begitu sulit ya. Ayo dimulai, dengan konsisten dan persisten.
Kiat untuk membina relasi hangat itu bisa dibaca di artikel berikut: https://www.sesawi.net/kunci-membina-relasi-hangat-agar-hidup-bahagia/