“Kung Fu Panda 3”, Pentingnya Jatidiri

0
1,644 views

AKHIRNYA, film Kung Fu Panda 3  menjawab misteri siapakah Po, sang Dragon Warrior.  Selama ini masa lalu Po terkubur di bawah kisah Tuan Ping ayah angkatnya, pemilik warung mie.  Tanpa dinyana seekor panda tua datang ke kampung dimana Po bertumbuh. Ia tengah mencari anaknya yang telah hilang.

Sementara, pada saat itu Po bersama penghuni lembah damai yang tengah disibukkan oleh munculnya Kai.

Siapkah Kai?  Kai adalah sobat Oogway, bahkan karena dekat akhirnya menjadi seperti saudara. Mereka berdua sama-sama ksatria dan master kungfu 500 tahun sebelumnya. Hingga suatu saat Oogway terluka dalam pertempuran. Kai membantu untuk mengobatinya di sebuah desa para panda.  Panda-panda tersebut ternyata ahli dalam tai chi.

Kai dengan ketamakannya ingin menguasai chi warga desa panda.  Oogway tidak berpihak pada Kai. Terjadilah perseteruan yang membuat jendral Kai dilemparkan ke dunia roh.

Demikianlah, mendadak kemunculan Kai untuk menguasai semua chi dari para master menghebohkan dunia kung fu.

Untuk mengalahkan Kai, satu-satunya cara ialah Dragon Warrior mesti mendalami chi di kampung asalnya.  Itulah sesungguhnya kaitan dari kemunculan panda tua yang tak lain adalah ayah kandung Po.

Who am I?

Film ini menyuguhkan pesan yang konsisten semenjak seri pertamanya.  Perjalanan menjadi Dragon Warrior sebenarnya perjalanan mengenali jati diri.  Po kendati menyadari siapa dirinya seperti tabiat, gaya, kemampuannya, dan juga talenta masak dan makan, tentu juga skungfu. Namun Po belum tahu karakter dasar seekor panda.

Ayahnya memperkenalkan kepada Po apa itu panda: bagaimana menggulung, makan bambu, gaya tidur dan lainnya. Po menemukan apa yang selama ini hilang yakni: kepandaannya.  Po akhirnya dapat berkata “wow” mengagumi siapa dirinya.

Kung Fu Panda 3 sangat tepat untuk anak dan remaja yang tengah berada dalam proses pembentukan jati diri.  Mereka umumnya bertanya “Who am I?” Film ini dapat memberi insight dalam pembentukan identitas anak dan remaja.

Tantangan masa kini khususnya dengan kemajuan teknologi internet bisa membuat orang melupakan jati dirinya.  Apalagi ketika pengaruh individualisme dan liberalisme menghalalkan perubahan kodrat sebagai manusia. Apalagi misalnya, dengan mudah orang meninggalkan jatidirinya sebagai laki-laki atau perempuan.

Kung Fu Panda 3 justru mengingatkan bahwa seseorang akan menjadi master apapun kalau menerima jati dirinya . Ia tahu dari mana ia berasal.  Ia paham siapa keluarganya.  Ia sadar kendati dari suatu lingkungan tertentu, ia tetaplah unik.

 

Selamat menikmati Po dan rekan-rekannya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here