
Puncta 31 Mei 2024
Pesta St. Perawan Maria Mengunjungi Elisabet.
Lukas 1: 39-56
MAKIN banyaknya tugas seorang pastor sampai tidak sempat mengadakan kunjungan ke keluarga-keluarga di parokinya. Ada seribu alasan yang bisa dijadikan dasar pembenaran: ngurusi pembangunan gerejalah, sibuk dengan laporan-laporan administrasi paroki, rapat-rapat komisi atau kategorial.
Padahal senyatanya umat sangat senang jika dikunjungi pastornya. Mungkin hanya singgah ngobrol sebentar. Atau yang resmi dengan jadwal rutin berkunjung ke tengah-tengah keluarga. Umat amat sangat berbahagia mendapat kunjungan dari pastornya.
Itulah suasana gembira penuh sukacita, tatkala kami berkunjung setiap hari Senin ke keluarga-keluarga di lingkungan-lingkungan. Apalagi jika yang dikunjungi adalah para lansia, mereka sangat antusias dan penuh semangat.
Kami hanya mendengarkan cerita-cerita mereka. Dari kisah-kisah rohani sampai cerita lucu-lucu yang bikin terpingkal-pingkal. Sapaan sederhana ini menguatkan relasi umat dan gembala. Kami merasa dikuatkan dan didukung dalam pelayanan.
Buah-buah kunjungan pastoral bisa menghasilkan program-program yang bisa dirasakan oleh umat misalnya pemeriksaan kesehatan bagi yang sakit, pengurapan minyak suci, pendampingan keluarga, kemurahan rohani bagi pasangan.
Kunjungan Maria kepada Elisabet juga menyalurkan berkat dan sukacita bagi bayi yang dikandungnya. Elisabet berkata, “Ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.”
Maria mengadakan kunjungan pastoral kepada Elisabet. Sebagai sesama wanita, dia ingin belajar dan berbagi kegembiraan. Maria mendapat peneguhan dari Elisabet. Begitu pula Elisabet sungguh mendapat berkat karena ia merasa tiada pantas. “Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?”
Ada banyak hikmah jika kita mau melakukan kunjungan pastoral. Panggilan hidup imamat kita semakin diteguhkan. Sebaliknya umat juga merasa diperhatikan dan ditemani dalam perjuangan hidup dan suka dukanya.
Mari kita meneladan Bunda Maria yang mengunjungi Elisabet saudaranya. Mari kita senang berkunjung bagi saudara-saudara kita. Dengan kunjungan dan sapaan pastoral itu, berkat Tuhan mengalir kepada kita semua.
Naik-naik ke puncak gunung,
Manusia kerdil seperti tepung.
Kalau kita suka berkunjung,
Berkat Tuhan akan menggunung.
Cawas, doakanlah kami ya Maria
Rm. A. Joko Purwanto Pr