MEWUJUDKAN pesan pertemuan Pendalaman Imam Prapaskah kedua yang bersubtema “Kita Bhinneka, Kita Indonesia”, Jumat, 29 Maret 2019, pukul 18.00, kami ber-12 orang warga Lingkungan Santo Augustinus, Paroki Santo Yosep, Mejasem Tegal, mengunjungi Vihara Metta Vihara yang beralamat di Jl. Udang 8 Tegal.
Begitu kami menginjakkan kaki di pelataran vihara, langsung terasa suasana tenang, asri dan bersih. Tembok keliling vihara yang dihiasi relief sejarah kehidupan Sang Budha, jalan menuju ruang pertemuan yang halus dan tertata, seolah bertutur bahwa vihara ini adalah tempat yang memberikan keindahan dan kebahagiaan.
Terlebih ketika Bapak-Ibu Istanto bersama lima orang pengurus vihara sebagai representasi tuan rumah lal menyambut kedatangan kami. Langsung ada perasaan nyaman karena diterima yang tidak bisa kami tutupi.
Mengawali dialog kami, bu Cecilia Herindriyati, Ketua Lingkungan, menyatakan maksud kunjungan. Selanjutnya, Bapak Daniel Eko Sutanto menyerahkan oleh-oleh untuk tuan rumah.
Suasana dialog terasa mulai menyala.
Penulis, Tarcisius Susanto Adhi, mengatur lalu lintas dialog sehingga terasa sekali, dialog bukan pada tataran kepala, melainkan menghujam pada tataran dialog hidup, yang menyangkut hidup peribadatan, pola pelayanan, keberagaman warga, jenjang pendidikan para pendita dan biksu, hirarki kepemimpinan, pelayanan terhadap warga.
Dialog hidup sedikit banyak membuka kenyataan bahwa kita memang berbeda, kita “berbhinneka”. Namun perbedaan dan ke-Bhinneka-an tersebut memperkaya dan menyemangati kami untuk berseru, mari kita bersatu dan bekerja sama.
Pukul 19.15 kami diajak mengunjungi tempat beribadat. Kesan rapi, bersih dengan patung Buddha duduk bersila di tengah, menyemangati kami untuk mengagumi keteladanan dan kesucian Sang Buddha.
Menutup acara kunjungan, kami berfoto di teras vihara. Saat kami akan meninggalkan Metta Vihara, Bapak Istanto memberi buku-buku tentang vihara dan Budha. “Agar semakin mengenal kami,” katanya.