Kurban Bakaran

0
709 views

“Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa.” (Ibr 10,4)

DALAM acara pisah sambut Pastor Paroki Pekalongan, seluruh umat yang hadir dalam Perayaan Ekaristi diundang untuk ikut ramah tamah di tempat parkir. Mereka bisa menikmati kupat tahu dan makanan lainnya, termasuk hidangan babi guling. Saya sempat menawarkan hidangan itu kepada seorang suster, namun beliau tidak mau menikmatinya seperti umat lainnya.

Memang tidak semua orang bisa menikmati makanan yang terbuat dari daging babi dengan berbagai alasan, entah takut gendut, banyak lemak, najis, alergi, termasuk hewan kotor, dsb. Bahkan acara tahunan yang biasa disebut Pork Festival pun harus diganti dengan nama Festival Kuliner Imlek. Nama yang semula jelas maksudnya dan memudahkan orang untuk mengambil sikap, entah mau menikmatinya atau tidak menikmatinya; menjadi nama yang cenderung abu-abu dan tidak jelas serta potensial menimbulkan masalah lain lagi di kemudian hari.

Hewan atau binatang memang mempunyai hubungan erat dengan kehidupan manusia, termasuk di dalamnya kehidupan beragama. Bahkan dahulu, hewan juga dibawa ke tempat ibadat dan diperjualbelikan sebagai binatang kurban. Mereka beribadat kepada Allah dengan menyembelih binatang dan mengurbankannya kepada Allah. Mereka melakukan itu secara rutin. Namun demikian, kurban binatang itu bukanlah jalan bagi manusia untuk mendapatkan keselamatan kekal.

Keselamatan hidup manusia tidak ditentukan oleh hewan yang dikurbankan. Hewan yang dikurbankan itu sesungguhnya mau mengingatkan manusia akan dosa-dosanya. Persembahan hewan kurban yang dilakukan setiap tahun, juga mengingatkan manusia akan dosa-dosanya; setiap tahun manusia selalu jatuh pada dosa yang sama.

Allah tidak menghendaki adanya kurban bakaran atau kurban penghapus dosa. Yang dikehendaki Allah hanyalah agar orang percaya kepada Dia, yang telah mengurbankan Diri-Nya dan mencurahkan darah-Nya untuk menebus dosa manusia dan menyelamatkan mereka.

Hewan memang kotor; namun manusia yang berlumuran dengan dosa-dosa pun tidak kalah kotornya. Dosa apa saja yang melumuri dan mengotori diriku selama ini dan menjauhkan diriku dg kehendak Allah? Berkah Dalem.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here