Lahir Kembali Secara Spiritual

0
34 views
Yesus mengajar Nikodemus by Crijn Hendricksz. Volmarijn (circa 1601–1645).

IMAN itu relasi personal dengan Tuhan dan sering berhadapan dengan agama yang merupakan konformitas. Pada umumnya, orang Farisi membenci Yesus dan menolak-Nya (konformitas). Tetapi Nikodemus tidak termasuk di dalamnya. Dia ingin mengenal Yesus secara personal (iman).

Pada malam hari, dia menemui Yesus dan berbicara dengan-Nya (Yohanes 3:1-2). Injil hari ini (Yohanes 3:7-15) melanjutkan dialog antara keduanya. Yesus menjelaskan tentang perlunya orang dilahirkan kembali dalam roh (Yohanes 3:5).

Yesus bersabda, “Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau; engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi.” (Yohanes 3:7-8).

Nikodemus belum memahaminya (Yohanes 3:9). Memang, hal itu menyangkut yang Yesus ketahui dari Bapa-Nya. “Sesungguhnya kami berkata-kata tentang yang kami ketahui, dan kami bersaksi tentang yang kami lihat.” (Yohanes 3:11).

Sumber ajaran Yesus adalah Allah Bapa-Nya. Dia mengajarkan tentang Kerajaan Allah yang bersifat spiritual. Untuk masuk ke dalamnya, orang mesti menjadi spiritual atau dilahirkan kembali dalam Yesus. Mengapa?

Karena Dialah yang mengetahui jalan masuk itu. “Tidak ada seorang pun yang telah naik ke Surga, selain Dia yang telah turun dari Surga, yaitu Anak Manusia.” (Yohanes 3:13).

Dia membawa masuk ke dalam surga mereka yang percaya kepada-Nya yang telah ditinggikan di kayu salib (Yohanes 3:14-15).

Seperti Nikodemus, orang mesti memutuskan untuk percaya. Keputusan ini bersifat personal. “Setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:15).

Nikodemus berani melawan arus dan berbeda dari orang Farisi lainnya. Yesus menghargai keberanian itu dan menyambut dan membimbingnya. Akhirnya, Nikodemus menjadi pengikut Yesus. Dialah orang Farisi yang merawat jenazah Yesus dan memakamkan-Nya (Yohanes 19:39-40).

Kita termasuk sedikit orang yang percaya kepada Yesus di tengah arus kuat yang menolak-Nya. Bukankah zaman sekuler ini banyak mengabaikan hal-hal spiritual?

Apakah seperti Nikodemus, kita berani datang kepada Yesus dan mendengarkan Dia hingga iman kita menjadi makin kokoh?

Selasa, 9 April 2024

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here