[media-credit name=”Les exercises spirituelles” align=”alignleft” width=”150″][/media-credit]TAK bisa disangkal, manusia era modern sekarang ini tak lagi bisa meninggalkan “habitus baru” yakni suka melakukan olah jasmani (olah raga) dengan fitness, diet, perawatan kulit, dan masih banyak lagi guna bisa mendapatkan bentuk tubuh ideal yang enak dipandang. Prinsip sama berlaku umum di tatanan hidup rohani.
Menurut saya, kalau orang ingin memiliki kematangan rohani yang bisa menjadi sumber inspirasi bagi orang lain, maka tak bisa tidak harus bersedia menyediakan waktu sejenak untuk melakukan olah rohani atau Latihan Rohani, demikian istilah Spiritualitas Ignatian.
Kalau kita hanya berolah raga sekali saja, niscaya tidak ada perubahan tubuh yang signifikan kecuali hanya berkeringat dan fisik menjadi sedikit kelelahan. Kita semua tahu, untuk bisa memiliki tubuh yang ideal, kita harus berolahraga secara konsisten dan bahkan mematuhi aturan-aturan tertentu supaya tujuan kita untuk memiliki tubuh ideal itu tercapai.
Pentingnya olah rohani
Demikian pula dengan kehidupan rohani, kita perlu memantapkan hati untuk secara konsisten melakukan latihan demi latihan demi memiliki kematangan rohani.
Bayangkan, bila hidup kita secara raga dan rohani terlatih, kita bisa tampil dengan kematangan dua unsur kemanusiaan kita. Bila secara jasmani kita sehat dan secara rohani kita pun sehat, pastilah kita memiliki kesiapan untuk melakukan segala bentuk aktivitas dan tugas. Sayangnya, sekarang ini, kebanyakan orang hanya mementingkan kesehatan raga/jasmani dan melupakan kesehatan rohani.
Menjadi lebih menyedihkan lagi, ketika sebagain besar orang malah tidak (mau) memperhatikan kedua-duanya. Padahal, apalah artinya memiliki seluruh dunia jika kita tidak memiliki hidup.
Bagi saya, hidup yang benar-benar hidup adalah hidup dengan kesehatan jasmani dan rohani. (Bersambung)
Simon Sugito, pernah mengikuti Retret Agung Latihan Rohani 30 Hari di Girisonta.