TANGGAL 28 Juli 2017. Misa memperingati 75 tahun para martir romo dan bruder MSC di Langgur, Maluku Tenggara telah berlangsung mulai pukul 17.00 WIB. Misa ini dipimpin Bapak Uskup Keuskupan Manado Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC dan berlokasi di Mgr. Aerts Center Ohoililir. Perayaan ini berlangsung dengan banyak upacara adat, refleksi dan pentas seni serta soft opening center ini.
Baca juga: Peringatan 75 Tahun: 14 Martir MSC Ditembak Mati di Langgur dan Tual, Maluku Tenggara
Sehari kemudian pada tangga 29 Juli, maka mulai pkl 20.00 waktu setempat berlangsung penerimaan salib di Ohoijang. Proses ini diarak oleh rarusan umat menuju taman ziarah tempat penembakan para martir imam dan bruder MSC di mana mereka dimakamkan. Salib tersebut sebelumnya sudah diarak mengelilingi seluruh Paroki Kei, Maluku Tenggara.
Salib ikut diarak berdampingan dengan Bapak Uskup Keuskupan Timika Mgr. John Philip Saklil dan kemudian salib itu diterima di Taman Bahagia oleh Mgr. Rolly Untu MSC.
Jadilah demikian
Selanjutnya diperagakan detik-detik terakhir penembakan.
Mgr. Aerts sempat memberikan berkat terakhirnya untuk umatnya di Kep. Kei. Seruan Pastor Berns MSC: “Untuk Kristus, Raja kita,” dan kemudian dijawab oleh rekan-rekan yang lain: “Jadilah.”
Para imam yang hadir diundang ke depan dan dalam keadaan hening penuh rasa haru ikut merasakan penderitaan dan pengorbanan para martir itu. Diikuti dengan adorasi Sakramen Mahakudus.
Malam renungan ini diakhiri dengan adorasi Sakramen Mahakudus yang dipimpin oleh Pastor Agus Soplanit MSC dan renungan oleh Pastor John Lefteuw MSC.
Ratusan umat bersama Mgr. Untu, Mgr. Saklil, para pastor, biarawan-biarawati mengikutinya dengan khusyuk.
Perayaan ekaristi pada tanggal 30 Juli ini didahului peletakkan karangan bunga di makam Mgr. Aerts dkk oleh kedua uskup, Mgr. Untu dan Mgr. Saklil, dan melarung bunga oleh para imam di tepi pantai, tempat uskup, imam dan para bruder MSC ini ditembak.
Misa ini dipimpin oleh Mgr. Benedictus Untu MSC bersama Mgr. John Philip Saklil, Vikjen Diosis Amboina, Provinsial MSC Johny Luntungan MSC, 100-an imam dan dihadiri oleh 10 ribuan umat. Dalam khotbahnya, Mgr. Saklil melukiskan tentang pengabdian dan pelayanan Mgr. Aerts.
Almarhum Mgr. Aerts juga telah mengutus banyak guru-guru dari Kei ke pelbagai wilayah di Nusantara, khususnya ke Papua, untuk membangun peradaban baru.
Mgr. Saklil sendiri adalah buah perutusan ini.
Tanah Langgur di mana Mgr. Aerts dibunuh adalah mutiara berharga. Beliau mengajak umat untuk menjadi mutiara-mutiara Gereja dan masyarakat, mengembalikan harta terpendam ini, melanjutkan warisan semangat para misionaris serta membangun peradaban baru.
Pekik “Untuk Kristus, Raja kita, jadilah” yang diserukan oleh para martir Langgur sebelum ditembak mati, terus bergema sepanjang rangkaian perayaan kenangan kemartiran mereka.
Setelah misa dilanjutkan dengan acara seremonial yang juga dihadiri oleh para pejabat pemerintah, pimpinan agama-agama lainnya. Turut menampilkan atraksi kesenian adalah kelompok Kristen Protestan dan Islam, selain anak-anak dan warga Katolik.
Turut hadir para peziarah dari daerah-daerah lain seperti Jakarta dan Surabaya.
Dalam seluruh rangkaian upacara ini nilai-nilai kemartiran, penyerahan, pengorbanan, pelayanan, kecintaan pada umat dan buah-buah iman digarisbawahi.