DOSA dan kejahatan telah menguasai manusia. Orang mesti waspada terhadap kejahatan. Baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru melarang orang membalas kejahatan dengan kejahatan (Imamat 19:18 dan Roma 12:17).
Sabda Tuhan hari ini (Matius 5:38-42) menegaskan cara membasmi hasrat ingin membalas kejahatan dengan kejahatan. Berangkat dari ajaran dalam Perjanjian Lama (“Mata ganti mata, gigi ganti gigi”), Yesus menawarkan cara baru dalam menghadapi kejahatan (Matius 5:39-42).
Pertama, “Jangan kalian melawan orang yang berbuat jahat kepadamu” (Matius 5:39). Tidak menyikapi kejahatan secara emosional-reaktif. Itu pula yang dilakukan Yesus tatkala seorang serdadu menampar-Nya (Yohanes 18:22-23).
Kedua, membalas kejahatan dengan kebaikan dan kemurahan. Itu tampak dalam memberikan lebih atas yang diminta seseorang (Matius 5:40-42). Tidak ada cara lain yang lebih baik dan efektif dalam menghadapi kejahatan daripada yang Yesus ajarkan ini. Mengapa?
Membalas, apa pun bentuknya, dalam jangka pendek jauh lebih mudah dan cepat. Namun, itu bukan jalan yang lebih baik dalam jangka panjang.
Menanggapi secara aktif tanpa kekerasan (“active non violence”) dalam jangka panjang jauh lebih produktif dan sesuai dengan martabat manusia. Inilah jalan yang sesuai dengan moralitas kristiani.
Banyak contoh nyata ditemukan dalam hidup ini.
Membalas tidak memulihkan, tetapi malah menghancurkannya. Bukankah perang yang membuat orang menyerang dan membalas serangan memakan banyak korban orang tidak bersalah?
Membalas sikap tidak setia pasangan dengan sikap yang sama kerap berakhir pada perceraian yang menyakitkan bagi anak-anak.
Memberikan pipi kiri ketika pipi kanan ditampar (Matius 5:39) bukan tanda kelemahan dan kekalahan.
Itu tanda orang memiliki kekuatan batin yang besar dan menunjukkan rasa hormat; juga terhadap si penyerang.
Ini tantangan yang tidak mudah. Namun, itulah langkah tepat dalam membalas kejahatan.
Senin, 19 Juni, 2023
