Lantai Keramik Depan Gua Maria Pecah

0
401 views
Kolam di Istana di Ibukota Seoul, Korsel. (Mathias Hariyadi)

LANTAI keramik depan Gua Maria, ngisor pelem, pecah karena terangkat akar-akar. Lalu dibenahi, keramik diganti, tanah diratakan, akar dipotong secukupnya. Di dekat situ ada kolam air pelengkap, agar bernuanasa alami. Di kolam dilepas beberapa ikan lele. Saban hari, lele-lele itu klubak-klubuk, berlarian, ketika diberi makan

Tiga hari lalu ikan-ikan lele itu mati kaku. Apa penyebabnya? Setelah diteliti, itu terjadi karena mendem  (mabuk) semen. Tukang keramik, ketika memasang yang baru, semen perekatnya sebagian jatuh ke air kolam. Semen yang jatuh inilah yang jadi polusi untuk si ikan-ikan lele. Tak kuat mereka, lalu mati hampir bersamaan.

Sekitar tahun sembilan puluhan, juga terjadi orang mabok semen. Kondisinya bukan seperti lele, melainkan tata niaga yang belum bagus, dan keserakahan orang. Ketika pembangunan berjalan, ada sebagian orang menimbun semen.

Dengan begitu, semen di pasaran langka, dan harga melambung tinggi. Ketika harga tinggi, baru dilepaslah semen yang ditimbun delik-delikan itu. Dengan begitu didapatlah keuntungan dadakan yang cukup besar, karena selisih harga yang mecolok.

Inilah yang disebut spekulan semen. Efek dari kelangkaan semen, pembangunan macet, tukang-tukang bangunan menganggur. Menunggu harga semen turun. Banyak pihak direpotkan oleh kelakuan para spekulan macam ini.

Untunglah tata-niaga semen masa sekarang sudah tertata lebih bagus, dengan regulasi yang kuranglebih pasti. Sehingga jarang lagi terdengar kelangkaan semen.
Bagaimana pun, mendem atau mabok, tidaklah bagus. Bagi kesehatan raga, maupun bagi kesehatan jiwa. Jiwa jadi terkotori motif keserakahan. Serakah dapat untung banyak, dan waktu singkat. Padahal, di balik itu banyak orang direpotkan. Apakah maknanya…

Wasalam,
Sdrj, Awal Okt.‘18

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here