LAGU Garuda Pancasila terdengar dengan sangat jelas dan merdu di halaman kantor Ambasciata della Repubblica di Indonesia (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di Roma, Italia, Kamis (17/8). KBRI di Roma ini beralamat di Via Campania No. 53-55, Roma.
Puluhan anak-anak didaulat menjadi petugas paduan suara dalam perayaan upacara HUT ke-72 Kemerdekaan RI. Berperan sebagai dirigen sekaligus pelatih koor adalah Ibu Sally. Komandan upacara diemban oleh Kolonel Laut (P) Bambang Darmawan. Selaku inspektur upacara adalah YM Ibu Esti Andayani, Duta Besar RI untuk Italia.
Lagu Garuda Pancasila itu terasa lain menyentuh kalbu, saat dinyanyikan di nun jauh dari tanahair. Apalagi, saat akhir-akhir ini Pancasila sebagai dasar negara mau dirongsong. Banyak para peserta upacara dibuat merinding dan terharu.
Hati bergetar saat ikut menyanyikan lagu itu:
Garuda pancasila
Akulah pendukungm
Patriot Proklamasi
Sedia berkorban untukmu
Pancasila dasar negara
Rakyat adil makmur sentosa
Pribadi bangsaku
Ayo maju maju
Ayo maju maju
Ayo maju maju.
Selain Garuda Pancasila, juga dinyanyikan lagu-lagu nasional lain seperti Indonesia Raya, Hari Merdeka, Halo-Halo Bandung, dsb.
Ratusan warga Negara Indonesia yang tinggal di Italia dan Vatikan berkumpul bersama merayakan peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia. Mereka ada yang bekerja, ada yang studi, dan ada pula yang ikut suami tinggal di Italia.
Sebagian besar terdiri dari para pastor, biarawan-biarawati, baik yang studi maupun berkarya di Roma. Mereka izin dari tempat kerja, komunitas karya dan kampus untuk menghadiri undangan dari KBRI Italia yang sudah beredar di media sosial WhatsApp WNI di Italia dan Vatikan sejak sebulan yang lalu.
Perayaan HUT Kemerdekaan RI tahun ini diselenggarakan oleh KBRI Roma dan KBRI Vatikan secara bersama-sama. Dan yang menjadi tua rumah adalah KBRI Roma. Acara perayaan ini juga dimeriahkan dengan pemotongan tumpeng “Nusantara”, panggung gembira, dan pembagian hadiah lomba.
Lomba-lomba sudah diadakan pada hari Minggu (6/8). Ada aneka lomba untuk memeriahkan HUT Kemerdekaan RI tahun 2017 ini adalah lomba catur, lomba scrabble, lomba tenis meja, lomba gaplé, lomba karaoke, dan lomba untuk anak-anak.
Panitia mengajak anak-anak untuk mengikuti lomba memindahkan bendera, lomba memasukkan pensil dalam botol, lomba mewarnai, lomba membawa kelereng dengan sendok, dsb.
Acaranya sangat meriah dan dihadiri hampir 200-an orang.
WNI diaspora
Dalam sambutannya sebelum potong tumpeng, Dubes RI untuk Italia YM Ibu Esti Andayani, mengungkapkan pentingnya menghormati para pahlawan dan terus memelihara semangat persatuan sebagai bangsa Indonesia.
Dengan mengutip pidato Presiden Joko Widodo dalam Sidang Tahunan MPR RI pada tanggal 16 Agustus 2017 di Jakarta, Ibu Esti Andayani menegaskan, “Kita harus menjadikan sejarah sebagai fondasi untuk menatap masa depan.”
Lebih lanjut ia mengungkapkan, “Saya ingin mengajak seluruh Warga Negara Indonesia yang di Italia sebagai warga diaspora bersama-sama KBRI Roma dan KBRI Italia untuk memberikan kontribusi bagi kesejahteraan dan pembangunan di tanahair. Pembangunan tidak hanya terbatas pada pembangunan ekonomi, tetapi juga pembangunan ideologi, politik, sosial dan budaya. Ideologi bangsa Indonesia yakni Pancasila perlu terus kita junjung. Semangat ‘Bhinneka Tunggal Ika’ terus kita hidupi. Penghargaan terhadap kebhinekaan menjadi kunci utama.”
Dubes RI perempuan pertama di Italia
Dubes Esti Andayani adalah diplomat karir senior yang sebelumnya menjabat Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri. Dubes Esti juga pernah menjadi Dubes RI untuk Kerajaan Norwegia dan Republik Islandia.
Penugasannya di Italia ini menjadikannya sebagai Duta Besar perempuan pertama dari Indonesia untuk Italia. Selain Italia, wilayah pelayanan KBRI Roma juga mencakup wilayah Malta, San Marino dan Cyprus, serta organisasi internasional di Roma seperti FAO, IFAD, WFP dan UNIDROIT.
Pada akhir sambutannya, Ibu Esti mengutip perkataan dari salah satu pendiri bangsa Indonesia yaitu Bung Hatta.
Bung Hatta pernah mengatakan demikian ini. “Jatuh bangunnya negara ini, sangat tergantung dari bangsa ini sendiri. Makin pudar persatuan dan kepedulian, Indonesia hanyalah sekedar nama dan gambar seuntaian pulau di peta. Jangan mengharapkan bangsa lain respek terhadap bangsa ini, bila kita sendiri gemar memperdaya sesama saudara sebangsa, merusak dan mencuri kekayaan Ibu Pertiwi.”
Tak memotong pucuk tumpeng
Dengan didampingi Bapak Antonius Agus Sriyono selaku Duta Besar Republik Indonesia untuk Vatikan, Ibu Esti Andayani memotong tumpeng “Nusantara” yang sudah disiapkan panitia.
Tumpengnya sangat unik dan istimewa. Tumpeng itu dibuat lima tingkat simbol Pancasila, dihiasi bendera merah putih, dilengkapi dengan aneka macam hasil bumi sayur-sayuran, dan buah-buahan khas Indonesia. Tumpeng itu ditaruh di atas meja yang berbentuk kereta.
Pucuk tumpeng itu simbol harapan kita kepada Tuhan yang Maha Esa, agar bangsa Indonesia tetap rukun, kompak, bersatu dan bekerja sama membangun Indonesia yang berbhineka tunggal ika.
“Saya tidak akan memotong pucuk tumpeng simbol harapan itu. Saya akan memotong bagian pinggir tumpeng saja,” papar wanita kelahiran Yogyakarta, 3 Januari 1957 ini disambut tepuk tangan para hadirin.
Potongan tumpeng diserahkan kepada tiga orang, yaitu wakil dari pimpinan, wakil orang muda, dan wakil orang tua (sesepuh). Seusai acara penyerahan tumpeng itu, dilanjutkan dengan makan siang bersama dengan menu khas Indonesia.
Ada bakso, rendang, nasi putih, krupuk, ayam bakar, gudangan, bergedel, kering tempe, es buah, teh anget, dsb.
Para hadirin makan siang sambil diiringi panggung gembira dengan aneka lagu.