Laporan dari Roma: Requiem untuk Sr. Maria Anna Wardiyati — Suster DLMC Pertama asal Indonesia

1
2,747 views
Para pelayat dari Indonesian melantunkan tembang rohani klasik "Dherek Dewi Maria"di samping peti jenazah Sr. Maria Anna Wardiyati di Generalat DLMC di Roma. (Ist)

RATUSAN biarawan/wati dari Indonesia mengantar kepergian alm. Suster Maria Anna Wardiyati DLMC dalam misa requiem di Kapel Generalat Biara DLMC di via Emanuele Filiberto No.104, Roma, Minggu (29/10). Suhu udara di Roma 10 derajat. Hampir semua yang hadir mengenakan jaket karena dingin. Misa dipimpin oleh Pastor Leo Mali (Ketua Irrika) dengan didampingi Pastor Ag. Purnama,MSF, Pastor Leo Djawa O.Carm, dan para imam yang hadir.

Suster Maria Anna Wardiyati (41 tahun) adalah biarawati pertama yang berasal dari Indonesia yang bergabung dalam Kongregasi Daughters of Our Lady on Mount Calvary (DLMC). Di Italia, mereka dikenal dengan sebutan “Le Figlie di Nostra Signora al Monte Calvario” (Kongregasi Puteri-puteri Bunda Kita di Gunung Kalvari).

RIP Sr. Maria Anna Wardiyati, suster DLMC pertama asal Indonesia. (Ist)

Suster Maria Anna masuk kongregasi ini tanggal 13 Agustus 2006.  Ia mengucapkan kaul pertama di Filipina pada tanggal 9 Mei 2009. Ia mengucapkan kaul kekal pada 2 Agustus 2015. “Sejak remaja ia dikenal sebagai pribadi yang tenang dan tegar. Ia meninggal dunia dengan senyum dan damai. Meski ia jauh dari keluarga yang dicintainya, ia menghadapi hari-hari terakhir sakitnya dengan cinta. Ia sungguh menghayati spiritualitas penderitaan Yesus di Kalvari,” tutur Pastor Leo Mali dalam homilinya.

Kita mengenal sejumlah misionaris Eropa, lanjut Pastor Leo Mali, yang meninggal di Indonesia. Di pemakaman-pemakaman di tanah air, kita masih bisa menemukan dan mengunjunginya untuk berdoa. Mereka meninggalkan tanah airnya dan meninggal di tempat misinya. Mereka dikuburkan dengan doa yang penuh cinta di tempat misi.

“Beberapa abad atau puluh tahun kemudian, tepatnya hari ini, sejarah itu berulang. Buah-buah pewartaan mereka dengan menjadi misionaris di tanah seberang tampak nyata dalam diri Suster Anna. Ia meninggalkan keluarga dan orang-orang yang dikasihinya, melayani orang yang tidak dikenal sampai akhirnya meninggal dengan sukacita dan dimakamkan di sini,” tegas Pastor Leo Mali.

Jenasah Suster Maria Anna Wardiyati dimakamkan di kompleks pemakaman di Verano, dekat Basilika Santo Lorenzo, Roma, pada Senin (30/10).

Misa requiem di Generalat DLMC di Roma untuk mendoakan arwah Sr. Maria Anna Wardiyati DLMC yang meninggal karena sakit kanker paru di Roma, Sabtu 28 Oktober 2017. (Romo Yohanes Gunawan Pr/KAS)

Cuti terakhir

Sebelum meninggal dunia, Suster Maria Anna berkesempatan untuk cuti dan pulang ke Indonesia selama dua bulan, tanggal 22 Juni sampai 27 Agustus 2017. Siapa sangka, ternyata itu adalah cuti yang terakhir sekaligus kesempatan terakhir berjumpa dengan keluarganya di tanah air.

Baca juga:

RIP Sr. Anna DLMC di Roma yang periang dan murah senyum. (Ist)

Suster yang murah senyum ini lahir di Belitang, Sumatera Selatan, 27 Juli 1976. Ia anak ke-6 dari tujuh orang bersaudara. Empat orang perempuan dan tiga orang laki-laki. Setelah mengucapkan kaul pertama, ia berkarya di Palembang. Lalu ia diutus menjadi misionaris di Filipina dari tahun 2013-2015. Dan mulai 8 April 2015 ia berkarya menjadi misionaris di Roma, Italia, sampai Tuhan memanggilnya untuk pulang ke rumah abadi.

Dari Indonesia baru ada dua orang suster yang masuk Kongregasi Daughters of Our Lady on Mount Calvary (DLMC) ini, yakni Suster Maria Anna dan Suster Julita Sihaloho. Keduanya dari Sumatera. “Suster Maria Anna dari Sumatera Selatan, sedangkan saya dari Sumatera Utara, Batak,” tutur Suster Julita seusai misa requiem.

Suster Julita sudah tiga tahun menjadi misionaris di Roma, Italia. Mewakili kongregasi, ia berterimakasih dan merasa sangat dikuatkan dengan kehadiran para pastor, suster, bruder dan frater yang mengunjungi Suster Maria Anna selama sakit sampai mendoakan pada misa requiem.

Para imam dan suster asal Indonesia datang melayat untuk mendoakan almarhum Sr. Maria Anna Wardiyati DLCM. (Romo Yohanes Gunawan Pr/KAS)

Diiringi lagu Ndherek Dewi Maria

Dari pemeriksaan tim dokter, Suster Maria Anna diketahui menderita sakit paru-paru. Ia dirawat di Rumah Sakit San Giovanni Italia selama sebulan. Ia menderita kanker paru-paru stadium terakhir. Ia tidak pernah mengeluh, selalu tersenyum, dan tidak bertanya detail tentang sakitnya.

Dalam sambutannya, Duta Besar RI untuk Tahta Suci Vatikan, HE Antonius Agus Sriyono, mengagumi ketegaran Suster Maria Anna selama sakit. Atas nama pribadi dan pemerintah Indonesia, Bapak Agus Sriyono mengucapkan duka cita atas kepergian Suster Maria Anna Wardiyati. Ia pernah berjumpa dengan Suster Anna selama 4 kali, terakhir saat sakit.

“Saat mengunjunginya, Suster Anna tersenyum dan ramah. Yang tidak dapat saya lupakan, Suster Julita mengajak saya keluar kamar dan saya dimintai pendapat sebaiknya apakah Suster Anna diberitahu penyakit yang dideritanya. Waktu itu saya memberi masukan, baik jika diberitahukan, tetapi harus mencari waktu dan suasana yang tepat untuk menyampaikannya,” kenang Pak Dubes yang diterjemahkan dalam bahasa Italia oleh Pastor Leo Mali.

Sambutan Dubes RI untuk Tahta Suci Vatikan HE Antonius Agus Sriyono usai misa requiem. Di sampingnya adalah Ketu IRRIKA Romo Leo Mali Pr.

Seusai misa requiem dinyanyikan lagu Ndherek Dewi Maria. Dan Madre General, Suster Virginia Lamaida DLMC menyalami para pelayat satu per satu dan mengucapkan terimakasih atas perhatian kepada Suster Maria Anna.

Selamat jalan sang mempelai Kristus. Engkau telah menanggung dan menghadapi penderitaan dan sakitmu dengan tegar, sebagaimana Kristus yang engkau cintai wafat di puncak Kalvari. Doakanlah kami, kongregasimu, keluargamu, dan para misionaris masa kini, agar setia pada pelayanan dan menghasilkan buah.

Sekedar informasi, Kongregasi Daughters of Our Lady on Mount Calvary (DLMC) ini berkiprah di berbagai bidang, seperti pendidikan (sekolah dan akademi), kesehatan (rumah sakit), karya sosial, dsb. Mereka berkarya di Italia, Polandia, Argentina, Brasil, El Savador, Nikaragua, Kamerun, Israel, Filipina, dsb.

Madre Generale (kiri) dan sejumlah imam dan suster asal Indonesia.
Doa dan tembang rohani untuk almarhum Suster Maria Anna Wardiyati DLMC. (Romo Yohanes Gunawan Pr/KAS)
Ungkapan dukacinta dan empati dari para suster asal Indonesia kepada Madre Generale DLMC.

1 COMMENT

  1. Engkau kini telah meninggalkan kami adik dan keluargamu menuju kediaman abadi di surga. Semoga benih-benih kasih yang telah kau tanamkan tumbuh subur dan menghasilkan buah berlimpah. Semoga darimulah akan muncul tunas-tunas penerusmu. Damai selalu di surga mbak, jadilah pendoa bagi kami adik dan keluargamu yang masih berjuang di dunia ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here