Laporan dari Roma: Sakit Serius, Sr. Sisil MC dengan Suka Cita Siapkan Kematiannya (2)

0
3,923 views
Kedua orangtua alm. Sr. Sisil MC bersama kakak tertuanya Agnes. (Ist)

INI adalah syering yang disampaikan pihak keluarga almarhum Sr. Sisil MC saat berlangsung misa requiem di Kapel Generalat MC di Kota Abadi Roma, Italia, pada hari Sabtu siang waktu setempat. Hadir pada kesempatan istimewa ini adalah kedua orangtua alm. Suster Sisil MC dan kakak tertuanya yang bernama Bu Agnes.

Baca juga:

Bapak Dubes RI untuk Tahta Suci Vatikan Antonius Agus Sriyono bersama isteri datang melayat ke Kapel Generalat MC di Roma, Sabtu siang tanggal 29 Juli siang. (Ist)

Berikut ini nukilan kesaksian iman yang sempat kami catat dalam beberapa pokok pikiran.

Romo, Madre, Suster… keluarga dan teman-teman yang terkasih. Pada kesempatan ini,  saya ingin sharing sedikit tentang almarhumah  adik saya Sisilia yang sangat saya sayangi.

Dalam kesedihan, dalam kebimbangan dan juga  dalam pengharapan, saya jadi tergerak untuk membaca ‘rekaman’ wa-wa saya bersama  adik saya: Sisil. Ini  mulai dari waktu ketika saya mulai tahu bahwa dia akhirnya harus diopname…

Saya lalu terhenti pada  sebuah percakapan dengan alm. adik saya –Sisil– yang di sini ingin saya syeringkan.

RIP Sr. M. Caecilia di Roma

Sudah pada waktu itu, Sisil berani bilang: “Mbak, siap-siap ya. Ini sepertinya sakitnya serius, Mbak doa ya…”

Saya hanya bisa menjawab dari jauh (saya ada di Indonesia dan Sisil ada di Roma –red.): “Oh…. iya Mbak berdoa.”

Sakit kanker serius

Sampai pada akhirnya,  Sisil baru berani berterus-terang menceritakan sakitnya yang sesungguhnya..

Dalam jeda beberapa menit, Sisil lalu muncul lagi di jalur Wa: “Mbak baik-baik? Kok ngilang.. jangan sedih ya Mbak.. Mbak jangan nangis.”

Lalu saya menjawab: “Mbak bukan malaikat..  temen sakit aja sedih.. apalagi ini adik sendiri.. pasti sedih banget..”

RIP Sr. Sisil MC (1978-2017)

Kami terus bercakap-cakap dan sengaja saya alihkan dengan pertanyaan: “Sudah nyiptain lagu apa selama dua pekan terbaring di RS?”

Dan Sisil pun lalu menjawab melalui jalur WA:

“Mbak… lagu-lagu selama ini mah ga pernah  diciptakan kalo saya lagi sakit. Semua itu tercipta ketika sedang sehat. Bahkan lagu Salib Kecilku itu itu diciptakan pada tahun 2004, jauh hari sebelum sakit ginjal…”

Saya lalu menjawab demikian: “Oh.. Mbak kira malah itu terjadi setelah sakit.”

Lalu Sisil bilang:

“Mbak.. lagu itu sepertinya itinerary hidupku ya.. Tuhan pilih Iya –panggilan akrab Sisil– untuk ikut memikul salib-Nya.. retret Februari 2017 yang lalu,  Iya sudah merasa kalo Tuhan mau minta Iya untuk ikut memikul salib-Nya lagi… Jadi ya Iya siap dengan  itinerary yang sduah Tuhan tentukan…”

Terlepas dari segala kesedihan yang sekarang saya rasakan,  saya bersyukur karena memiliki adik yang luar biasa.

Ia sedari awal sudah siap memikul salib-Nya. Meskipun berat dan sulit,  ia tetap berjalan sampai ke Puncak Kalvari.

Transplatansi ginjal

Lima  tahun berjalan pasca transplantasi ginjal adalah rahmat hidup yang sangat Sisil syukuri.. semangatnya lebih besar… kegembiraan dan keceriaannya lebih terpancar dari wajahnya.

Terima kasih untuk setiap orang yang boleh berjumpa dengan Sisil dalam perjalanan hidupnya.. bahkan ternyata dalam perjumpaan-perjumpaan  itu, Sisil sudah mempersiapkan bagi dirinya sendiri, agar orang-orang yang dijumpainya itu mampu membukakan kami jalan untuk sampai ke Roma menemuinya.

Terima kasih untuk Konggregasi MC dengan segala kebijaksanaan dan  kebaikkan hati Madre dan banyak  Suster sehingga adik saya – Sisil–  dapat menikmati setiap detik hidupnya dengan penuh syukur dan sukacita.

In memoriam Sr. Sisil MC.

Kalau Sisil terbaring tanpa daya di RS, maka hati siapa pun tak akan tega memandangnya. Tetapi dengan mata iman, saya telah melihat bahwa Sisil sedang berjuang memikul salibnya untuk mencapai kemenangan.

Ini sebuah lagu yang dia  ciptakan pada 2004 lalu. Itu terjadi ketika Sisil mengucapkan kaul pertamanya  sebagai suster biarawati MC d ihadapan Tuhan.

Judul lagu itu adalah Salib Kecilku yang dia sebut dengan sangat jelas sebagai itinerary hidupnya..

Semoga dengan mendengar lagu ciptaannya ini,  kita pun mampu memikul salib kita masing-masing  seperti yang  telah Sisil teladankan kepada kita dalam perjuangan hidupnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here