Puncta 07.07.21
Rabu Biasa XIV
Matius 10:1-7
MASIH ingat kisah Ibu Muslimah dalam film Laskar Pelangi?
Film ini sangat inspiratif dan memberi motivasi orang untuk menggapai cita-citanya. Kisah menarik tentang sebelas anak SD di Gantong, Pulau Belitung.
Mereka adalah anak-anak miskin tetapi punya mimpi-mimpi yang besar.
Mereka berasal dari aneka latar belakang. Harun yang punya keterbelakangan mental. Karena ada Harun, sekolah tidak jadi ditutup.
Lintang, anak miskin tapi jenius. Ada lagi Ikal dan Sahara yang bersama Lintang menjadi juara lomba cerdas cermat.
Ada lagi Mahar si seniman yang kreatif.
Berkat cinta dan ketulusan Bu Muslimah, Laskar Pelangi ini menjadi kelompok yang kompak, lucu, saling peduli, berjuang bersama.
Bu Muslimah berhasil membangun motivasi mereka agar tidak terbelenggu oleh keadaan, tetapi berani berjuang meraih mimpi yang tinggi.
Yesus memilih duabelas murid untuk menyertai Dia. Mereka berasal dari latar belakang yang berbeda-beda.
Simon, Andreas, Yakobus dan Yohanes adalah nelayan dari Betsaida. Matius dan Yakobus anak Alfeus adalah pemungut cukai.
Bartolomeus atau Natanael berasal dari Kana. Simon orang Zelot termasuk pejuang melawan penjajah Romawi.
Yudas Iskariot pemegang kas kelompok dan mengkianati Yesus.
Yesus membangun kelompok duabelas ini dengan visi utama mewartakan Kerajaan Allah sudah dekat.
Visi itu dijalankan dengan mencari domba-domba yang hilang dari umat Israel, mengusir roh-roh jahat dan melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.
Selama tiga tahun mereka dibentuk menjadi Laskar Kristus. Ada yang berhasil mengerti dan memahami maksud Yesus.
Tetapi ada juga yang gagal seperti Yudas Iskariot.
Kita ini juga dipanggil Kristus menjadi murid-Nya. Murid macam siapakah kita ini?
Seperti Petrus? Matius? Yohanes? Ataukah Yudas?
Apakah kita sudah memahami visi Yesus?
Menjalankan misi-misi atau perintah-Nya? Ataukah kita hanya jalan di tempat atau stagnan tidak menghasilkan apa-apa?
Ke Wonosari beli bakso usus.
Semangkok harganya limabelas ribuan.
Mengaku menjadi Laskar Yesus.
Berani berjuang membela kebenaran.
Cawas, hari cerah senja ceria…
