Lawan Iblis dengan Salib!

0
2,442 views

SESUDAH Simon dipuji dan diberi nama baru: Petrus, si Batu Karang, sekarang dia disebut Iblis. Petrus yang bangga dengan gelar barunya, secara spontan hendak menunjukkan perhatian dan ‘kebijaksanaannya’. Tetapi dengan demikian dia menunjukkan sisi kemanusiaannya yang bertentangan dengan rencana dan kehendak Allah dalam diri Yesus.

Tuhan Yesus hendak menunjukkan jalan yang direncanakan Allah bagi diriNya dan bagi mereka yang mau mengikuti Dia. Jalan menuju kebangkitan mulia adalah melalui penderitaan dan kematian. Teguran Petrus adalah wujud nyata godaan Iblis ketika Yesus dicobai di padang gurun.

Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku.” (Mat. 4:8-9). Jawaban Yesus kepada Iblis: Enyahlah Iblis, diulangiNya kepada Petrus.

Dan Yesus memberi petunjuk kepada para murid, bagaimana melawan dan mengusir Iblis: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.” (Mat. 16:24-25).

Jalan salib
Ajaran Yesus yang tegas adalah suatu tawaran cara hidup yang lain dari kecenderungan hidup duniawi. Gaya hidup duniawi adalah menyelamatkan nyawa, mempertahankan hidup, tanpa menghasilkan buah. Cara hidup pengikut Yesus: berani kehilangan hidup karena Kristus, memikul salib dan membuat hidup itu berbuah.

Jadi, cara melawan Iblis adalah dengan memikul salib mengikuti Yesus. Berani kehilangan nyawa agar mendapat hidup. Hidup kita pasti ada di tangan Allah. Sesudah penderitaan dan dibunuh, Yesus akan dibangkitkan pada hari ketiga.

Petrus terpaku pada penderitaan dan dibunuh. Yesus melihat jaminan Allah pada kebangkitan hari ketiga. Kebangkitan adalah tanda dan jaminan kasih Allah yang menyelamatkan. Salib dan penderitaan adalah jawaban iman kita yang mau mengikuti Dia, mewujudkan kasih Allah yang mau menyelamatkan dunia.

Dalam doa dan ibadat, kita dapat menemukan janji dan jaminan Allah akan perlindungan dan pemeliharaanNya. Dalam perjuangan hidup sehari-hari kita mengalami salib dan penderitaan. Jika kita sehati dan sepikir dengan Allah, maka dalam kegembiraan, kesenangan, keberhasilan kita bertemu dengan Allah yang melindungi dan memelihara kita.

Jika kita sehati dan sepikir dengan Allah, maka dalam perjuangan, penderitaan dan memikul salib kita bertemu dengan Allah yang mengajak kita ikut menyebarkan kasihNya yang mau menyelamatkan dunia ini. Dalam doa dan Ekaristi kita bertemu dengan Allah yang mengasihi kita.

Pernyataan kasih
Dalam hidup sehari-hari, Allah bertemu dengan kita, Allah yang membutuhkan pernyataan kasih kita kepada sesama. Kesannya, dalam menjalani hidup seperti ini, hidup menjadi rumit dan tidak nyaman.
Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh peng-interview; dia mendapatkan pekerjaan tersebut. Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik .

Ada seorang anak magang di bengkel sepeda motor. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda motor untuk diperbaiki di bengkel tersebut. Selain memperbaiki sepeda motor itu, anak muda ini juga membersihkan sepeda motor itu hingga bersih mengkilap.

Murid-murid lain menertawakan perbuatannya. Keesokan hari setelah pemilik mengambil sepeda motorya, anak muda itu ditawari kerja di tempatnya. Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja.

Seorang anak berkata kepada ibunya: “Ibu hari ini sangat cantik.” Ibu menjawab: “Mengapa?” Anak menjawab: “Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah.” Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah .

Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah. Temannya berkata: “Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, Tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur.” Petani menjawab: “Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku.” Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja .

Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya: “Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?” Ada yang menjawab: “Cari mulai dari bagian tengah.” Ada pula yang menjawab:  “Cari di rerumputan yang cekung ke dalam.” Dan ada yang menjawab: “Cari di rumput yang paling tinggi.”

Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat: “Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah  sana.” Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.

Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan: “Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku.” Katak di pinggir jalan menjawab: “Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah.” Beberapa hari kemudian katak “sawah” menjenguk katak “pinggir jalan” dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat. Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.

Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir, semua berjalan dengan berat, sangat menderita, hanya satu orang yang berjalan dengan gembira. Ada yang bertanya: “Mengapa engkau begitu santai?” Dia menjawab sambil tertawa: “Karena barang bawaan saya sedikit.” Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya saja.

Gaya hidup dunia
Kumpulan cerita pendek ini merupakan contoh sederhana, seperti apa hidup gaya dunia: malas, marah, cari mudah, serakah. Ini semua cara hidup yang mempertahankan kenyamanan, kepentingan diri, yang tidak berbuah bagi diri sendiri dan orang lain.

Mematikan hidup agar hidup menjadi baru dan berbuah adalah membangun kebiasaan baik, inisiatip, sabar, kerajinan, menghindari kemalasan, kesederhanaan. Tentu pilihan hidup yang ini, perlu perjuangan dan salib. Tetapi buah akhirnya nyata: memperoleh hidup dalam Kerajaan Allah, sekarang dan sempurna di surga.

Ajaran Yesus kali ini bukan suatu paksaan dan ancaman. Juga bukan mau membuat hidup kita menjadi rumit dan tidak menyenangkan. Yesus mengajak kita hidup dalam persatuan dengan Allah setiap saat dalam hidup ini.
Dalam senang atau susah, dalam doa maupun kerja. Sehingga hidup ini merupakan hidup yang meski penuh perjuangan dan salib, tetap merupakan hidup yang penuh kebahagiaan dan jaminan perlindungan dari Allah; bagi diri kita dan sesama AMIN.

BACAAN : Yer. 20:7-9; Rom. 12:1-2; Mat. 16:21-27

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here