Lebih Dekat dengan Tarekat OMI (Oblat Maria Imakulata)

0
1,991 views

Pengantar Redaksi

Banyak orang mungkin tidak terlalu kenal dengan OMI, tarekat religius imam dan bruder bernama Oblat Maria Imakulata. Para pastor OMI sudah berberapa lama telah berkarya di Keuskupan Purwokerto (Cilacap, Banyumas, Gua Maria Kaliori), Keuskupan Samarinda (Dahor, Penajam Paser), Keuskupan Tanjung Selor (Tarakan, Malinau, Pulau Sapi), dan Keuskupan Jakarta (Cengkareng dan Kalideres).

Artikel ini pernah muncul di Majalah Hidup beberapa waktu lalu. Naskah sama akan kami rilis agar lebih banyak umat katolik mengenal OMI lebih dekat.

 Website resmi OMI Provinsi Indonesia adalah www.omi-indonesia.org

———-

Triennium Oblat: Tiga Tahun Penuh Rahmat bagi Kongregasi OMI

 DALAM Rapat Interchapter Kongregasi OMI yang berlangsung di Bangkok pada tahun 2013, Administrasi Pusat mengusulkan “Triennium Oblat” yaitu masa 3 tahun untuk mengobarkan api kehidupan dan misi Oblat dalam menantikan diselenggarakannya Kapitel Umum ke-36 dan Perayaan 200 Tahun Berdirinya Kongregasi.

Usul ini disambut baik oleh semua yang hadir dalam Rapat itu.  Tujuan diselenggarakannya Triennium Oblat adalah untuk memelihara karya Roh Kudus yang sedang berlangsung dalam diri para Oblat  bagi pertobatan pribadi dan Komunitas yang mendalam; mempersiapkan Kapitel Umum ke-36 pada tahun 2016; dan menciptakan semangat revitalisasi di antara para Oblat saat Kongregasi OMI merayakan 200 tahun pendiriannya.

“Triennium Oblat” dibentuk dari dua tiang yang membantu para Oblat untuk menanggapi panggilan Roh Kudus untuk bertobat.

  • Tiang pertama adalah berbagi iman di dalam Komunitas – sebuah undangan pertobatan pada tingkat iman; kesempatan untuk memperkaya satu dengan lainnya lewat kesaksian pengalaman akan Tuhan; berbagi kisah iman untuk memperdalam persatuan para Oblat satu dan lainnya; dan kesempatan untuk membicarakan hal-hal yang sedang terjadi.
  • Tiang ke-2 adalah untuk mengungkapkan pertobatan lewat gerakan nyata yang secara kreatif dipahami dan dimiliki oleh setiap Oblat, Komunitas, Unit dan Regio. Pratek-praktek ini bisa dalam skala kecil atau besar, berarti dan mengubah, menjadi tanda-tanda pertobatan secara pribadi maupun Komunitas, seperti misalnya, daur ulang sampah, melakukan Oraison (doa khas para Oblat) bersama setiap harinya, meninggalkan karya-karya bagus untuk memulai karya baru yang lebih dekat dengan kaum miskin, menyederhanakan gaya hidup, dsb.

“Oblat Triennium” dimulai 8 Desember 2013 dengan mengusung tiga tema tentang Panggilan Pertobatan. Setiap tahun disediakan 24 refleksi untuk membantu menyemangati saat-saat berbagi iman di Komunitas-komunitas.  Firman Tuhan menjadi basis dari pertemuanrefleksi ini bersamaan dengan kutipan-kutipan Oblat.

Tiga tema

Berikut adalah penjabaran singkat tentang tiga tema Triennium Oblat:

  • Tahun I: 8 Desember 2013 – 7 Desember 2014: “Hati Baru: Kehidupan dalam Komunitas Apostolik”

Refleksi diarahkan pada dimensi inti dari pembentukan kelompok misionaris oleh St. Eugenius: Para Oblat berkumpul sebagai saudara dalam komunitas apostolik yang satu hati satu jiwa.

Para Oblat akan selalu siap sedia memberikan diri dengan sukacita dan murah hati untuk tantangan membentuk komunitas.  Karena adanya kelekatan relasi antara komunitas apostolik dan Kaul Kemurnian, maka Kaul Kemurnian direnungkan di tahun pertama dari Triennium Oblat.

Para Oblat menghargai sekali lagi bahwa mereka adalah para selibater yang dikuduskan karena undangan khusus dari Tuhan dan mereka mengenali bahwa selibat yang sehat telah menjadi dorongan untuk mengembangkan kekayaan hati mereka.

  • Tahun II: 8 Desember 2014 – 7 Desember 2015 – “Semangat Baru: Formasi”

Refleksi diarahkan untuk memperluas pemahaman atas formasi berkelanjutan sebagai tantangan seumur hidup dari para murid yang selalu bertumbuh di dalam Tuhan sebagai manusia, seorang Oblat, dan misionaris.

Dalam tahun ini para Oblat juga mengkaji hidup sebagai pribadi dan anggota komunitas dalam relasi dengan nasihat injili tentang kemiskinan, karena sangatlah penting agar Kaul Kemiskinan dapat lebih secara radikal dipikul oleh setiap Oblat sebagai tanda bahwa harta sejati para Oblat adalah Yesus Kristus sendiri.  Kaul Kemiskinan mendorong para Oblat untuk masuk ke dalam persekutuan yang lebih dalam lagi dengan Yesus dan kaum miskin.

  • Tahun III: 8 Desember 2015 – 25 Januari 2017 – “Misi Baru”

Refleksi diarahkan pada cara para Oblat memandang Misi yang merupakan karunia berharga Allah Tritunggal Mahakudus, yang mengundang para Oblat untuk berperanserta dalam karunia pemberian Tuhan sendiri: diriNya, keselamatan, cinta kasih, rahmat bagi seluruh ciptaanNya.

Para Oblat juga diundang untuk menghidupi Kaul Ketaatan, mengikuti Yesus yang makananNya adalah melakukan kehendak BapaNya (Yoh 4:34).  Para Oblat diajak masuk ke arah pemahaman yang lebih dewasa akan ketaatan, karena ketaatan berhubungan langsung dengan karya misi dan keduanya mengekspresikan jati diri keoblatan.

Titi Suhartono

Awam OMI – Tim Triennium

Paroki St. Maria Imakulata Kalideres, Cengkareng

KAJ

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here