Lebih Penting, Persiapan Matang Daripada Bawa Barang

1
441 views
Traveling di Bandara KLIA (Ilustrasi/Mathias Hariyadi)

Rabu, 22 September 2021

Ezr.9:5-9.
Mzm.Tob.13:20.4.6-8.
Luk. 9:1-6

CAMPING without prepared is suffering.

Sebuah nasihat yang saya dapat waktu aktif ikut kegiatan Pramuka di sekolah dulu.

Sampai saat ini, petuah itu masih selalu saya ingat. Khususnya jika mau berpergian dan menginap di tempat lain.

Kebanyakan orang yang mau berkemah kadang berpikir untuk terjun langsung ke ‘medan perang’ tanpa strategi. Bahkan tanpa mempertimbangkan bagaimana keselamatan mereka nantinya.

“Ah, itu nanti gampang”. Kalimat ini akan bisa menjadi bumerang

Padahal kenyamanan dan ketenangan dalam perjalanan atau waktu berkemah bisa kita capai hanya dengan persiapan dan perencanaan yang matang.

“Saya paling tegang, jika mau naik pesawat. Hingga sering kali banyak hal lalu dengan mudah saya lupakan,” kata seorang ibu.

“Pernah sudah sampai ke bandara, tiket dan dokumen lain tertinggal di kamar. Baru saya sadari, ketika antri check in. Akhirnya saya ketinggalan pesawat,” lanjutnya.

“Saya kesal dengan diri sendiri. Karena ketelodaran itu bukan hanya merugikan diri sendiri, namun juga mengecewakan banyak orang. Janji pertemuan jadi batal. Bahkan sering kali harus keluar dana untuk membeli tiket penerbangan lain,” ujarnya.

“Gara-gara keteledoran itu, saya sering ribut dan dimarahi suami serta anak-anak,” lanjutnya.

“Tidak bisa selalu mengadalkan orang lain untuk mengingatkanku. Bahkan reminder di HP juga tidak banyak membantu,” katanya.

“Saya akhirnya menyadari bahwa kunci utama untuk menghindari risiko keteledoran hanya berputar di persiapan dan perencanaan matang. Jauh-jauh hari sebelum hari-H, sehingga tidak buru-buru dan tidak merasa tertekan serta tegang,” lanjutnya.

“Selain itu, membawa barang yang perlu dan penting saja. Tidak semua barang harus dibawa. Sehingga mudah mengingat dan lebih rileks,” ujarnya.

Dalam bacaan Injil hari ini, kita dengar, “Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang.

Kata-Nya kepada mereka: “Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju.”

Yesus memberi pembekalan agar murid-murid-Nya siap menanggung semua risiko pelayanan yang mungkin dihadapi.

Yesus melarang murid-murid-Nya membebani diri dengan kebutuhan sandang, pangan dan tempat tinggal. Seolah-olah itu menjadi prioritas utama dalam melayani.

Dengan tidak membebani diri dengan aneka barang yang tidak menudukung pewartaan, sorang utusan baru bisa fokus pada tujuan pengutusan. Yaitu memberitakan Injil Kerajaan Allah ke segala tempat.

Karena Dia yang mengutus kita akan selalu menjaga dan menyediakan apa yang sungguh kita perlukan dalam karya pewartaan Kerajaan Allah.

Bagimana dengan diriku?

Apakah aku masih terikat oleh aneka barang yang justru memperlambat bahkan mempersulit langkah pewartaan Kerajaan Allah?

1 COMMENT

  1. tugas kita persiapkan diri sebaik mungkin soal hasil nya terserah Tuhan. kerjakan bagian tugas kita dan nantikan hasilnya sbg karya Tuhan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here