Lectio Divina 02.01.2023 – Menunjukkan Jalan Perjumpaan dengan Yesus

0
300 views
"Akulah suara yang berseru di padang gurun," kata Yohanes, by Vatican News

Senin. Peringatan Wajib Santo Basilius Agung dan Gregorius dr Nazianze, Uskup dan Pujangga Gereja (P)

  • 1Yoh. 2:22-28 
  • Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4
  • Yoh. 1:19-28

Lectio

19 Dan inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: “Siapakah engkau?” 20 Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: “Aku bukan Mesias.” 21 Lalu mereka bertanya kepadanya: “Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?” Dan ia menjawab: “Bukan.” “Engkaukah nabi yang akan datang?” Dan ia menjawab: “Bukan.”

22 Maka kata mereka kepadanya: “Siapakah engkau? Sebab kami harus  memberi jawab kepada mereka yang mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?” 23 Jawabnya: “Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan.seperti yang telah dikatakan Nabi Yesaya.”

24 Dan di antara orang-orang yang diutus itu ada beberapa orang Farisi. 25 Mereka bertanya kepadanya, katanya: “Mengapakah engkau membaptis, jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?”

26 Yohanes menjawab mereka, katanya: “Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, 27 yaitu Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak.” 28 Hal itu terjadi di Betania yang di seberang sungai Yordan, di mana Yohanes membaptis. 

Meditatio-Exegese

Siapakah engkau?

Pemuka agama Yahudi tersentak atas penampilan seorang pengkhotbah yang menawan hati banyak orang. Mereka mengutus beberapa imam dan orang Lewi untuk memastikan siapa dia sebenarnya.

Mereka ingin memastikan apakah Yohanes benar-benar Mesias yang mereka harapkan atau bukan. Dengan cara yang sama, beberapa waktu kemudian, mereka melakukan hal yang sama pada Yesus (bdk. Mrk. 3:22).   

Ada persamaan kesan tentang Yesus di antara orang banyak dan pertanyaan pemuka Yahudi pada Yohanes. Yesus bertanya pada para muridNya, “Kata orang, siapakah Aku ini?” Mereka menjawab, “Elia, Yohanes Pembaptis, Yeremia, atau salah satu dari para nabi.” (bdk. Mrk. 8:27-28).

Pemuka agama Yahudi juga bertanya pada Yohanes dengan pertanyaan serupa : “Apakah engkau Mesias, atau Elia, atau salah seorang dari para nabi?” (Yoh 1:21).

Yohanes menjawab pertanyaan mereka dengan mengutip nubuat Nabi Yesaya, “Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan. seperti yang telah dikatakan Nabi Yesaya.” (Yoh. 1:23; bdk. Yes. 40:3-4).  

Ketiga Injil lain bersaksi bahwa Yohanes bukan Mesias, tetapi ia datang untuk mempersiapkan kedatangan Sang Mesias (bdk. Mrk. 1:3; Mat. 3:3; Luk. 3:4). Yohanes ternyata mengambil peran Elia yang diharapkan mempersiapkan kedatangan Kristus, Yang Diurapi (bdk. Mal.  4:5, Ul. 18:15).

Yohanes tidak pernah membohongi dengan menyalah gunakan identitas dirinya. Dengan jujur dan rendah hati ia menjawab bahwa ia hanyalah suara yang mengajak orang untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Sang Mesias.

Katanya (Yoh. 1:23), ”Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya.”, “Ego vox clamantis in deserto: “Dirigite viam Domini”, sicut dixit Isaias propheta”.

Mengapakah engkau membaptis?

Yohanes membaptis sebagai tanda pertobatan. Ia mengajak semua orang untuk mengubah haluah hidup. Semua seharusnya mengubah arah dari membelakangi menjadi menuju pada Allah.

Dengan cara inilah ia mempersiapkan umat bagi Sang Mesias yang akan datang. Maka, ia juga tidak kenal takut mengingatkan ketika menyaksikan penguasa Galilea berbuat dosa, Herodes Antipas.

Ia mengecam raja itu, karena membunuh Filipus, saudara kandungnya, demi memperistri Herodias; ia memeras dan menindas penduduk Galilea demi melanggengkan kekuasaannya dan menyenangkan hati Tiberius, kaisar Romawi; dan memenjarakan Yohanes sendiri (bdk. Luk. 3:19-20).

Yohanes dibunuh oleh Herodes kira-kira tahun 30. Namun, hingga akhir abad pertama, ketika Injil Keempat ditulis, Yohanes tetap dipandang sebagai pemimpin oleh orang Yahudi. Setelah kematiannya,  ajaran Yohanes masih mempengaruhi hidup iman umat.

Ia dipandang sebagai seorang nabi (Mrk. 11:32). Ia adalah nabi besar yang muncul setelah beberapa abad tidak ada nabi di antara umat. Banyak orang mengira dia adalah Mesias.

Dan pada tahun 50, ketika Paulus mengunjungi Efesus, di Asia Kecil, Turki sekarang, ia menjumpai sekelompok orang yang dibaptis oleh Yohanes (bdk. Kis. 19:1-4).

Karena alasan inilah, jemaat dan penulis Injil keempat menekankankan dan mewartakan bahwa Yohanes bukanlah Mesias.

Ia mengantar umat untuk percaya pada Yesus, Sang Mesias sejati. Maka, Yohanes mengambil peran membantu memancarkan pemahaman iman yang lebih mendalam akan Yesus Kristus. 

Membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak

Orang Farisi bertanya, “Mengapakah engkau membaptis, jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?” (Yoh. 1:25).

Jawaban Yohanes menegaskan bahwa dia bukanlah Mesias. Dan ia dengan rendah hati menunjukkan bahwa Sang Mesias telah hadir di antara mereka.

Kata Yohanes (Yoh. 1:26-27), “Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, yaitu Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak”, Ego baptizo in aqua; medius vestrum stat, quem vos non scitis,  qui post me venturus est, cuius ego non sum dignus, ut solvam eius corrigiam calceamenti.

Pada kisah selanjutnya, Yohanes merujuk pada nubuat tentang pencurahan Roh Kudus pada saat dimulainya jaman Mesias: “Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus.” (Yoh. 1:33; bdk. Yes. 11:1-9; Yeh. 36:25-27; Yl. 2:28-29).

Tugas perutusan tiap pewarta adalah: menunjukkan jalan untuk berjumpa dengan Yesus, Sang Mesias.  

Katekese

Yohanes menunjuk pada Yesus, Santo Gregorius Agung, 540-604:

“Yohanes tidak membaptis dengan Roh Kudus, tetapi dengan air, karena ia tidak mampu menghapus dosa mereka yang dibaptisnya. Ia mempermandikan tubuh mereka dengan air, bukan hati mereka dengan pengampunan. 

Mengapa orang yang pembaptisannya tidak mengampuni dosa melakukan pembaptisan?

Ia, yang kelahirannya dinubuatkan sebagai kelahiran paling terpuji, dengan pembaptisannya mempersiapkan kedatangan Tuhan yang akan melakukan pembaptisan sejati. 

Ia yang mendahului Kristus dengan pewartaan tentang pertobatan, melalui pembaptisan juga menjadi bentaraNya, karena menggunan lambang sakramen yang akan ditetapkan Tuhan.  

Melalui banyak tanda, ia menyingkapan misteri Sang Penebus, dengan mewartakan bahwa Ia ada ditengah-tengah umat dan belum dikenal.

Tuhan nampak dalam tubuh manusia: Ia datang sebaga Allah yang menjelma menjadi daging; kita dapat melihat tubuhnya, walaupun kemuliaan ilahinya tidak terlihat mata.” (Forty Gospel Homilies 4).

Oratio-Missio

Tuhan, penuhilah aku dengan Roh Kudus dan jadikanlah aku pewarta sabda kebenaran dan rahmat. Dan, kobarkanlah hatiku agar aku tidak takut menjadi saksi-Mu, seperti Yohanes Pembaptis. Amin.

  • Apa yang perlu aku lakukan untuk menghantarkan orang menjumpai Tuhan?

Ego vox clamantis in deserto: “Dirigite viam Domini”, sicut dixit Isaias propheta – Ioannem 1:23

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here