Lectio Divina 04.04.2022 – Ikuti Sang Terang 

0
473 views
Ikuti Sang Terang Secercah terang dalam kegelapan, by Message Magazine.

Senin. Hari Biasa Pekan Prapaskah V (U)

  • T.Dan. 13:1-9.15-17.19-30.33-62           
  • Mzm. 23:1-3a.3b-4.5.6                 
  • Yoh. 8:12-20, jika Yoh. 8:1-11 dibacakan pada Hari Minggu Prapakah V Tahun A

Lectio

12 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” 13 Kata orang-orang Farisi kepada-Nya: “Engkau bersaksi tentang diri-Mu, kesaksian-Mu tidak benar.”

14 Jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: “Biarpun Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, namun kesaksian-Ku itu benar, sebab Aku tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi. Tetapi kamu tidak tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi.

15 Kamu menghakimi menurut ukuran manusia, Aku tidak menghakimi seorangpun, 16 dan jikalau Aku menghakimi, maka penghakiman-Ku itu benar, sebab Aku tidak seorang diri, tetapi Aku bersama dengan Dia yang mengutus Aku. 17  Dan dalam Kitab Tauratmu ada tertulis, bahwa kesaksian dua orang adalah sah;

18 Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku.”

19 Maka kata mereka kepada-Nya: “Di manakah Bapa-Mu?” Jawab Yesus: “Baik Aku, maupun Bapa-Ku tidak kamu kenal. Jikalau sekiranya kamu mengenal Aku, kamu mengenal juga Bapa-Ku.” 20 Kata-kata itu dikatakan Yesus dekat perbendaharaan, waktu Ia mengajar di dalam Bait Allah. Dan tidak seorang pun yang menangkap Dia, karena saat-Nya belum tiba.

Meditatio-Exegese

Kesaksian palsu

Yoyakim dan isterinya yang cantik, Susana, hidup dalam kelimpahan dan sejahtera di Babel. Orang Yahudi yang hidup dalam pembuangan itu suka berkumpul di rumah keluarga ini.

Namun suatu kali, ketika Susana sedang mandi di kolam yang indah di komplek kediamannya, dua orang mengintipnya. Kedua orang yang telah lanjut usia itu sangat birahi dan mencoba meruda paksa istri Yoyakim.

Tidak hanya itu, mereka juga merancang menghilangkan jejak kejahatan dengan cara membuat kesaksian palsu, apabila upaya ruda paksa itu gagal.

Benar, skenario mereka untuk meruda paksa anak Hilkia yang sangat mempesona itu gagal. Maka, mereka menuntut pengadilan. Dan mereka bersaksi.

Susana menengadah ke langit. Tatapan matanya menembus pintu surga dan menggoncang perasaan Allah (Tamb. Dan 13: 35). “Maka Tuhan mendengarkan suaranya… maka Allah membangkitkan roh suci dari seorang anak muda, Daniel namanya.” (Tamb. Dan 13:44-45). 

Ia kemudian berbicara atas nama Allah, “Demikian bodohkah kamu, hai orang Israel? Adakah kamu menghukum seorang puteri Israel tanpa pemeriksaan dan tanpa bukti? Kembalilah ke tempat pengadilan, sebab kedua orang itu memberikan kesaksian palsu terhadap orang ini!” (Tamb. Dan 13:49-49). 

Sesuai dengan Taurat Musa kedua orang itu dibunuh. Demikianlah pada hari itu diselamatkan darah yang tidak bersalah (Tamb. Dan 13:62).

Barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan

Yesus harus menghadapi tuduhan palsu yang diajukan kaum Farisi, faksi pemimpin agama yang paling berpengaruh hingga akar rumput. Mereka sangat cemas akan kedudukan mereka yang terancam karena ajaran dan penyembuhan-Nya di hari Sabat memicu ketidak percayaan atas wibawa mereka.

Maka, mereka mengupayakan pelbagai macam jerat untuk menghancurkan kepercayaan orang pada-Nya. Mereka melecehkan-Nya karena Ia bukan siapa-siapa. Ia hanya rakyat rendahan, bukan berasal dari kalangan mereka (bdk. Yoh. 7:27).

Terlebih, mereka bersekongkol dengan musuh mereka, kaum Herodian, untuk membungkam, menangkap, mengadili, dan menghukum mati Yesus karena Ia mengaku sebagai Mesias, Kristus (bdk. Mat. 22:16; Mrk. 3:6; 12:13). Namun Ia tidak takut menghadapi mereka.

Saat orang Farisi meragukan-Nya, “Engkau bersaksi tentang diri-Mu, kesaksian-Mu tidak benar.” (Yoh. 8:13). Ia justru memperkenalkan diri di Bait Allah sebagai ‘Terang Dunia’ pada saat ambil bagian dalam Hari Raya Pondok Daun atau Hari Raya Cahaya.

Saat itu, seluruh Yerusalem menyaksikan terang dari cahaya empat obor yang dinyalakan terus menerus selama delapan hari. Maka, sabda-Nya (Yoh. 8:12), “Akulah terang dunia.”,  Ego sum lux mundi.

Sabda-Nya seolah memadamkan cahaya dari obor yang menyala-nyala. Yesus menyingkapkan Diri-Nya sebagai Terang yang tak dapat dipadamkan (bdk. Yoh. 1:4-5). Dialah Sang Terang tidak hanya untuk umat terpilih, Israel, tetapi juga untuk segala bangsa. Kaum Farisi dan ahli Kitab terkejut dan tidak percaya saat Yesus memperkenalkan diri sebagai Terang dunia.

Santo Yohanes menyingkapkan Yesus bersabda,

  • “Akulah.” 7 kali: “Akulah roti hidup.” (Yoh. 6:35);
  • “Akulah terang dunia.” (Yoh. 8:12);
  • “Akulah pintu.” (Yoh. 10:9);
  • “Akulah gembala yang baik.” (Yoh. 10:11);
  • “Akulah kebangkitan dan hidup.” (Yoh. 11:25);
  • “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.” (Yoh. 14:6);
  • “Akulah pokok anggur.” (Yoh. 15:5).

Yesus juga bersabda tentang keberadaan-Nya sendiri, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.” (Yoh. 8:58).

Ketika Musa bertanya pada Allah untuk menyingkapkan Nama-Nya, Allah menjawab (Kel. 3:13-14), “AKU ADALAH AKU.”, εγω ειμι, ego eimi, Ego sum qui sum.

Saat kaun Farisi mendengar-Nya bersabda, “Akulah Terang.”, mereka langsung menuduh bahwa Yesus menyamakan diri dengan Allah.

Kata Terang dalam tradisi alkitab selalu merujuk pada Allah. “TUHAN adalah terangku.” (Mzm 27:1). “TUHAN akan menjadi penerang abadi bagimu.” (Yes 60:19).  “Sekalipun aku duduk dalam gelap, TUHAN akan menjadi terangku.” (Mi. 7:8).    

Para pengecam menuntut-Nya untuk memberi tanda, bukti dan kesaksian bahwa apa yang dikatakan-Nya. Tetapi kesaksian dan tanda yang diberikan-Nya tidak pernah memuaskan para pemimpin umat. Sebab mereka telah menentukan tolok ukur mereka sendiri. Mereka tidak mau mendengarkan-Nya dan menafsirkan Hukum Musa sesuai selera mereka (Yoh. 8:15-18; bdk. Yoh. 5:39-46).

Menjawab tuduhan mereka, Yesus menyingkapkan bahwa kuasa yang Ia miliki bukan kuasa seperti diketahui dan dikenali manusia. Kuasa-Nya berasal dari Bapa yang di surga (Yoh. 5:19.21.26-27.36; Yoh. 8:28). Maka, tak seorang pun mampu melakukan karya yang dilakukan-Nya.

Selain kuasa, mereka juga bertanya tentang dari mana asal-Nya, seperti diucapkan Pontius Pilatus saat mengadili-Nya (Yoh. 19:9), “Dari manakah asal-Mu?”, Unde es tu?

Yesus tak hanya menyingkapkan dari mana Ia berasal. Ia juga mewartakan ke mana tujugan kepergian-Nya. Tempat asal dan tujuan kepergian-Nya juga menjadi kerinduan hati tiap orang yang mengikuti jejak kaki-Nya. Maka, Ia bersabda (Yoh. 16:10), “Aku pergi kepada Bapa.”, ad Patrem vado.

Saat menutup hari dan budi pada Sang Terang, ia tidak akan mengikuti langkah kemana Sang Terang pergi. Ia akan mengikuti jalan sesat yang menuntun pada kematian kekal.

Yang dihasilkan dalam hidup selalu memancar dari hati yang dilingkupi kegelapan: pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu, hujat, kecemaran, hawa nafsu penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya (Mat. 15:19; Gal. 5:19-21).

Pribadi yang mengikuti Sang Terang ambil bagian dalam mewujud nyatakan Kerajaan-Nya hingga Ia datang menjemputnya. Ketika ambil bagian dalam karya-Nya, ia menghasilkan buah Roh: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Gal. 5:22-23).

Maka, sabda-Nya (Yoh. 8:12), “Barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.”,  qui sequitur me, non ambulabit in tenebris, sed habebit lucem vitae.

Katekese

Buah-buah di jalan kekudusan. Paus Fransiskus, Buenos Aires, 17 Desember 1936:   

“Biarkanlah rahmat baptisan Anda berbuah di jalan kekudusan.  Biarkanlah agar segalanya terbuka kepada Allah, dan untuk tujuan itu pilihlah Dia, pilihlah Allah selalu dan selalu. Janganlah berkecil hati,

sebab daya kuasa Roh Kudus memampukan Anda untuk melakukan semuanya, dan akhirnya, kekudusan merupakan buah dari Roh Kudus dalam hidupmu (lih. Gal. 5:22-23).

Kalau Anda merasa godaan melekat dalam kelemahanmu, tataplah Kristus yang tersalib dan katakanlah,

“Tuhan, aku adalah seorang pendosa yang hina, akan tetapi Engkau sanggup melakukan mukjizat untuk menjadikanku sedikit lebih baik”. Di dalam Gereja, yang kudus namun dibentuk dari para pendosa, Anda

bisa menemukan segala sesuatu yang Anda perlukan untuk bertumbuh menuju kekudusan.”  (Seruan apostolik, Bersukacita Dan Bergembiralah, Gaudete Et Exultate, 15).

Oratio-Missio

Ya Bapa yang mahamulia dan mahasuci, anugerahilah kami kebijaksanaan-Mu untuk mengenal-Mu. Anugerahilah kami ketekunan untuk mencari-Mu dan kesabaran untuk menantikan-Mu

Bukalah mata hati kami untuk memandang-Mu; buatlah hati kami lembut untuk merenungkan-Mu. Kobarkanlah jiwa kami untuk mewartakan-Mu. Dengan pengantaraan kuasa Roh Tuhan kami, Yesus Kristus. Amin. (Doa Santo Benediktus dari Nursia, 480-547, terjemahan bebas).

  • Apa yang perlu aku lakukan supaya tidak berjalan dalam kegelapan?

Ego sum lux mundi – Ioannem 8:12

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here