Lectio Divina 06.05.2023 – Melihat Yesus, Melihat Bapa

0
277 views
Aku di dalam Bapa, dan Bapa di dalam Aku by Vatican News

Sabtu. Pekan Paskah IV (P)

  • Kis. 13:44-52
  • Mzm. 98:1.2-3b.3c-4
  • Yoh. 14:7-14

Lectio

7 Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.” 8 Kata Filipus kepada-Nya: “Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.”

9 Kata Yesus kepadanya: “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. 10 Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.

11 Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. 12 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu.

Sebab Aku pergi kepada Bapa; 13 dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. 14 Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.” 

Meditatio-Exegese

Bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan

Warta Injil, Yesus Kristus, ditolak orang Yahudi. Penolakan tidak menyurutkan semangat para murid Yesus mewartakan-Nya di setiap jengkal tanah.

Pewartaan dimulai dari sinagoga. Bila ada penolakan, para murid berpaling kepada bangsa lain. Pola pewartaan ini diikuti oleh Paulus dan Barnabas di Asia Kecil, wilayah Turki sekarang.

Saat mereka sampai di wilayah Pisidia, Antiokia, mereka diperlakukan dengan buruk oleh kaum Yahudi perantauan. Warta Injil tidak hanya ditolak, tetapi Paulus dan Barnabas juga mengalami perlakuan buruk: dihina, dilecehkan. Bahkan, para pembenci menghasut orang supaya mengusir mereka berdua.

Paulus tidak membalas perlakuan buruk padanya. Sebagai keturunan Yahudi dari golongan Farisi, ia terus mengasihi asal-usulnya (Rom. 9:1-5; 10:1-3).

Persekongkolan, penganiayaan, penghinaan, pelecehan, pengusiran dan penolakan membuat Paulus dan Barnabas berpaling pada bangsa lain. Pada para bangsa Sang Terang telah terbit dan menawarkan keselamatan.

Sabda-Nya saat menggenapi nubuat Nabi Yesaya (Mat. 4:16), “Bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang.”

populus, qui sedebat in tenebris, lucem vidit magnam.

Warta Sukacita diterima bangsa yang tidak mengenal Allah dengan hati gembira dan tidak bisa dihambat oleh apa pun untuk disebar luaskan (Kis. 13:48). Yang menerima warta dipenuhi Roh Kudus dan pewarta Injil diperkenankan ambil bagian dalam kebahagiaan karena menanggung kesusahan atas nama-Nya (Mat. 5:10). 

Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami

Relasi Yesus dengan para murid sudah berlangsung lama, termasuk dengan Tomas. Kisah panggilannya tidak diceritakan dalam keempat Injil. Ia dikenal juga sebagai Didimus dan pemberani, hingga mampu mengajak para murid lainnya, “Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia.” (Yoh 11:16).  

Namun, ia belum mampu mengenal jati diri-Nya sebagai Mesias, Kristus atau Dia Yang Diurapi. Maka, ia bertanya kepada-Nya, “Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?” (Yoh. 14:5). 

Setelah Yesus menyingkapkan bahwa Ia adalah Jalan, Ia sekarang maju selangkah untuk menunjukkan pada para murid akan jalan yang seharusnya mereka tempuh. Mereka seharusnya sudah paham akan ke mana jalan itu mengarah.

Jawaban Yesus, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.” (Yoh. 14:6) menunjukkan bahwa tanpa Jalan tiap pribadi tidak akan pernah mencapai Bapa. Tanpa Kebenaran tiap pribadi tidak mampu memilih dan melakukan kebaikan. Tanpa Hidup hanya ada kematian.

Maka, jalan itu mengarah pada pengenalan akan Bapa dan Anak.

Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa

Pengalaman serupa juga dialami Filipus. Ia dipanggil untuk menjadi murid Yesus di tepi pantai Danau Galilea pada awal karya-Nya (Yoh. 1:43-47). Tetapi perjumpaan yang panjang juga belum mampu menuntunnya untuk mengenal jati diri Dia yang memanggilnya.

Permintaannya dan pertanyaan Tomas mewakili pertanyaan tiap anggota jemaat yang dibina Santo Yohanes, tetapi juga tiap pribadi sepanjang jaman (Yoh. 14:9), “Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.”, Domine, ostende nobis Patrem, et sufficit nobis.

Yesus selalu berbicara tentang Bapa, karena hidup Bapa selalu nampak dalam seluruh sabda dan tindakan-Nya. Maka, penyingkapan Yesus selalu relevan hingga saat ini, “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.” (Yoh. 14:9)

Tiap pribadi seharusnya percaya bahwa Allah sangat dekat. Ia tidak tak terhampir, jauh dan tak dikenal. Siapapun juga yang ingin mengenal bagaimana dan siapa pribadi Bapa, cukuplah ia memandang Yesus.

Yesus selalu menyingkapkan Bapa melalui sabda dan tindakan-Nya sepanjang hidup-Nya. Maka, Ia bersabda, “Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku.” (Yoh. 14:11).  Melalui ketaatan-Nya, Ia mengidentifikasikan Diri-Nya pada Bapa.

Segala hal yang dirasakan, dikatakan dan dilakukan Yesus menyingkapkan Bapa. Seluruh tanda dan karya-Nya adalah tanda dan karya Bapa. Maka, setiap saat Ia melakukan apa yang dikehendaki Bapa untuk dilaksanakan-Nya (bdk. Yoh. 5:30; 8:28-29.38).

Tiap pribadi percaya, “Anak adalah wajah bapa.” Sabda-Nya (Yoh. 14:9), “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa.”, Qui vidit me, vidit Patrem.

Saat dihantam pelbagai ajaran palsu, Gereja menegaskan kembali imannya akan Yesus Kristus dalam  Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel. Para bapa konsili mengajar, “Tuhan Yesus Kristus … sehakikat dengan Bapa.”,  Et in unum Dominum Iesum Christum … consubstantialem Patri.

Inilah yang harus dilakukan untuk menatap wajah Yesus, “Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” (Mat. 25:40). 

Dalam nama-Ku

Relasi intim dengan Bapa bukan hak istimewa milik Yesus saja. Semua manusia dimungkinkan untuk menjalin relasi mesra dengan Bapa-Nya. Tiap murid-Nya juga dapat melakukan tindakan yang serupa dilakukan-Nya pada semua orang pada jaman-Nya.

Ia akan menyampaikan apa yang diminta para murid-Nya pada Bapa. Dan permohonan akan dikabulkan. Namun semua harus dilandasi pada iman akan Dia.

Ungkapan  ‘dalam nama-Ku’, εν τω ονοματi, en to onomati, pertama kali digunakan (Yoh. 14:13.14). Sebelumnya digunakan ungkapan “dalam nama Bapa-Ku” (Yoh. 5:43; 10:25; juga Yoh. 17:6. 11.12.26, dan ungkapan yang digunakan penulis Injil, ‘dalam nama-Nya’ dalam Yoh. 1:12; 2:23; 3:18).

Ungkapan ‘dalam nama-Ku’ digunakan pula dalam Yoh. 14:26; 15:16; 16:23.24.26. Sedangkan, Santo Lukas menggunakan ungkapan ‘dalam nama Yesus’ dalam Kis. 3:6; 4:10, 12. Ungkapan ‘dalam nama-Ku’ selalu bermakna ‘percaya kepada Yesus’ atau ‘mengimani Yesus’.

Katekese 

Citra Bapa dalam Putera. Santo Ambrosius dari Milan, 339-397: 

Melalui citra ini Tuhan menunjukkan Bapa pada Filipus. Benar, barang siapa memandang Putera melihat, dalam citra, Bapa. Perhatikan jenis citra yang dikatakan-Nya. Itulah kebenaran, kejujuran, daya kuasa Allah. Daya kuasa itu tidak tinggal diam, karena itulah Sabda.

Ia bukanlah tak dapat dipahami, karena kuasa itu adalah Kebijaksanaan. Kuasa itu bukanlah merupakan kesia-siaan dan kebodohan. Ia tidak memiliki jiwa, karena Dialah Kehidupan. Ia tidak binasa, karena Dialah kebangkitan.” (On The Christian Faith 1.7.50)

Oratio-Missio

Tuhan, penuhilah aku dengan suka cita atas kehadiran-Mu yang menyelamatkan dan anugerahilah aku harapan akan hidup abdai bersama Bapa di surga. Tunjukkanlah Bapa padaku agar aku semakin mengenal dan memuliakan-Nya selalu. Amin. 

  • Apa yang perlu kulakukan untuk menjadi pribadi yang berbelas kasih?

Qui vidit me, vidit Patrem – Ioannem 14:9

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here