Lectio Divina 08.09.2020 – Dialah Imanuel

0
818 views
Ilustrasi- Immanuel yang artinya Allah beserta kita (Ist)

Selasa. Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria (P)

  • Mi. 5:1-4a atau Rm. 8:28-30
  • Mzm. 13:6ab,6cd
  • Mat. 1:1-16,18-23 (Mat. 1:18-23)

Lectio

18 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. 19 Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.

20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. 21 Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.”

22 Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: 23 “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel”? yang berarti: Allah menyertai kita.

Meditatio-Exegese

Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa

Dari kekal Allah hendak menyelamatkan manusia. Rencana keselamatan itu sudah dekat dan tidak ada yang mampu menangguhkanNya (Yes 46:13). Walau manusia bergelimang dosa semerah kirmizi (Yes. 1:18), Allah tetap setia pada rencana keselamatan-Nya. Dan ketika genap waktunya, Ia mengutus Anak-Nya untuk menebus mereka (Gal. 4:4-5).

Santo Matius mendaftar nama nenek moyang Yesus agar jemaat yang dibinanya memahami jati diri Yesus. Dialah Sang Kristus, Anak Daud dan Anak Abraham. Sebagai Anak Daud, Ia memenuhi harapan bangsa Israel akan Mesias yang lahir dari wangsa Daud (2Sam. 7:12).

Dan sebagai keturunan Abraham, Yesus mejadi sumber berkat dan harapan bagi semua bangsa di  seluruh penjuru bumi (Kej 12:2). Maka dalam diri Yesus, harapan jemaat Santo Matius yang berasal dari bangsa Yahudi dari Siria dan Palestina dan bangsa-bangsa lain terpenuhi.

Santo Matius menggunakan pola 3 x 14 keturunan/generasi untuk melukiskan daftar nenek moyang Yesus (Mat. 1:17). Angka dua merupakan simbol keilahian. Angka 14 berasal dari 2 x 7 yang merupakan angka sempurna. Maka, pada saat itu, sangat lazim dijumpai penafsiran akan karya Allah melalui penggunaan angka dan tanggal.

Melalui kalkulasi simbolis ini, Santo Matius menyingkapkan kehadiran Allah dalam hidup manusia, dari generasi satu ke generasi lain. Di samping itu, disingkapkan pula pengakuan iman komunitas yang dibinanya bahwa Yesus sudah hadir sepanjang waktu yang ditetapkan Allah. Dan melalui kedatangan-Nya, sejarah manusia mencapai kepenuhannya.

Tamar, Rahab, Rut, istri Uria dan Maria

Tidak lazim ditemukan pencantuman nama perempuan dalam silsilah Yahudi, terlebih empat perempuan asing. Kecuali Ibu Maria, keempat perempuan dalam Perjanjian Lama terlibat dalam perkara perkawinan yang memalukan, menjengkelkan, bahkan, memuakkan. Maka, Santo Matius menantang pembaca Injilnya untuk merenungkan karya keselamatan Allah.

Tamar berasal dari Kanaan, janda, berdandan seperti pelacur di jalanan Timna untuk memikat Yehuda, ayah mertuanya. Dari skandal ayah-menantu ini lahirlah Perez dan Zerah (Kej 38:1-30).

Rahab, si pelacur dari Yeriko, bersekongkol dengan mata-mata Israel. Ia membantu mata-mata suruhan Yosua menyelidiki Yeriko sebelum diserang. Dan setelah keruntuhan kota itu, ia mengimani Allah yang membebaskan bangsa Israel dari Mesir dan menjadi istri Salmon serta ibu dari Boas (Yos 2:1-21). 

Ruth,  berasal dari Moab, janda miskin, memilih ikut Naomi mertuanya dan memeluk agama Yahudi (Rut 1:16-1). Mengikuti saran ibu mertuanya, Rut membujuk Boaz untuk memenuhi hukum penebusan. Dari perkawinan ini, lahirlah Obed, kakek Daud (Rut 3: 1-15; 4: 13-17).

Istri Uria.  Batsyeba, perempuan dari bangsa Het, istri Uria, ditipu, dilecehkan dan ditiduri Daud. Sang raja pun merekayasa kematian Uria, suaminya (2Sam. 11:1-27). Skandal memalukan ini dibongkar oleh Nabi Natan (2Sam. 12:1-14).

Maria, menjadi istri Yusuf dalam keadaan mengandung. Melalui mimpi, Malaikat meminta Yusup menikahinya. Tentang bapa-Nya yang tulus dan tidak mau mempermalukan Maria, Yesus berkata, “Jika keadilanmu tidak lebih dari pada keadilan orang Farisi dan Ahli Taurat, kamu tidak mungkin masuk dalam Kerajaan Allah” (Mat 5:20).

Kata Yunani, δικαιοσυνη, dikaiosune, iustitia, keadilan/kebenaran dalam TB di-Indonesia-kan menjadi ‘hidup keagamaan’.

Orang menjadi benar, adil apabila ia melaksanakan kehendak Allah, seperti Yusup (Mat. 1:20-22). Jika Yusup melaksanakan keadilan seperti kaum Farisi, pasti ia telah mempermalukan Maria dan membiarkannya dirajam. Yesus pasti juga mati sebelum dilahirkan.

Mereka akan menamakan Dia Imanuel

Saat memberi nama Anak yang baru dilahirkan itu, keluarga Yusuf dan Maria memberi nama Yesus, sesuai dengan pesan malaikat (Luk 2:21). Allah memenuhi janji keselamatan pada diri-Nya. Ia bukan hanya harapan bagi umat Perjanjian Lama, tetapi juga bagi seluruh bangsa manusia.

Dialah Penyelamat dunia. Dalam diri-Nya kita menerima imamat rajawi dan diangkat menjadi umat-Nya yang kudus sebagai anak-anak Allah yang hidup. Ia, Sang Juruselamat, tidak pernah meninggalkan manusia, karena Ia terus tinggal di antara kita (Mat 1:23), ”Mereka akan menamakan Dia Imanuel”, et vocabunt nomen eius Emmanuel.

Katekese

Kemanusiaan Yesus disingkapkan dalam garis keturunanNya. Severus dari Antiokhia, 488-538. 

“Orang harus mengingat bahwa para Penginjil, atau tepatnya Roh Kudus yang berbicara melalui mereka, mengalami kesulitan besar untuk meyakinkan bahwa pembaca mereka sungguh mengimani Kristus sungguh Allah dan sungguh manusia.

Karena apa yang telah mereka tulis, kemungkinan tak seorang pun meragukan bahwa Ia sungguh Allah; di luar semua peristiwa yang berubah-ubah atau bayangan, dan menurut rencana Allah yang tersusun rapi, Ia sungguh manusia.

Inilah alasan mengapa Yohanes berkata, di satu pihak, ”Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”

Lalu ia segera menambahkan, “Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita.” (Yoh. 1:1-2.14). Maka, dengan tepat Matius menulis, ”Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.”  

Di satu sisi, Ia tidak bisa di kisahkan hanya dari sisi kemanusiaan di antara keluarga-keluarga, karena tertulis, ”Siapakah yang akan menceritakan keturunannya?”, generationem eius quis enarrabit” (Yes 53:8, Vulgata).

Berabad-abad sebelumnya, Ia tinggal bersama dan sehakikat dengan Bapa-Nya sendiri, sejak dari keabadian. Tetapi melalui garis keturunan ini Ia juga dihitung di antara keluarga manusia menurut daging.

Sesuai dengan kebenaran iman, seraya tetap sebagai Allah, Kristus menjadi manusia tanpa berhenti menjadi Allah, tak berubah hingga akhir waktu. Inilah mengapa dalam garis keturunan itu tercantum nama para bapa bangsa, kisah dan perjalanan waktu dan pelbagai perubahan sejarah yang sesuai dengan sejarah manusia.

Melalui semua ini Matius memperjelas bahwa Kristus ambil bagian dalam silsilah manusia dan kodrat kemanusiaan kita. Sebaliknya, beberapa orang mengira bahwa Ia hanyalah merupakan ilusi dan khayalan belaka, bukan sungguh menjelma menjadi manusia.

Renungkan apa yang mungkin dikatakan jika tiada satupun tertulis tentang silsilah-Nya.” (dikurip dari Cathedral Sermons, Homily 94).

Oratio-Missio

  • Tuhan, Engkau datang untuk menyelamatkan kami dari kuasa dosa dan maut serta menganugerahkan pada kami hidup abadi dalam Kerajaan-Mu. Semoga aku senantiasa bersuka cita melakukan tugas perutusan-Mu. Amin.
  • Apa yang perlu aku lakukan untuk menemani Yesus berkarya di sini dan kini?

pariet autem filium, et vocabis nomen eius Iesum: ipse enim salvum faciet populum suum a peccatis eorum – Matthaeum 1:21 : All From: Micah 5:2-5a (NAB – Micah 5:1-4a)

1 Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala. 2 Sebab itu ia akan membiarkan mereka sampai waktu perempuan yang akan melahirkan telah melahirkan; lalu selebihnya dari saudara-saudaranya akan kembali kepada orang Israel. 3 Maka ia akan bertindak dan akan menggembalakan mereka dalam kekuatan TUHAN, dalam kemegahan nama TUHAN Allahnya; mereka akan tinggal tetap, sebab sekarang ia menjadi besar sampai ke ujung bumi, 4 dan dia menjadi damai sejahtera.

Hai Betlehem Efrata, , dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here