Sabtu (P)
- Kis. 13:44-52;
- Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4;
- Yoh. 14:7-14
Lectio
7 Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.” 8 Kata Filipus kepada-Nya: “Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.” 9 Kata Yesus kepadanya: “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.
10 Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. 11 Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.
12 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; 13 dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. 14 Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.”
Meditatio-Exegese
Kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku
Kerinduan terdalam yang bersemayam dalam hati manusia adalah mengenal Allah dan bersatu kembali dengan Sang Penebus.
Saat manusia gagal memilihNya menjadi puncak kerinduan hatiNya dan menggantikanNya dengan allah lain, tragedi demi tragedi selalu terjadi.
Raja Ahas, misalnya, rela menjadikan anaknya sebagai korban bagi Dewa Baal (2Raj. 16:3). Kekejian-kekejian lain juga dialami anak-anak Adam sampai saat ini.
Nabi Yeremia mendorong umat yang dibina-Nya hingga saat ini untuk selalu mencari Allah dan menjadikan-Nya pusat kerinduan hati. Dengan kata lain, Allah lebih suka manusia menambatkan hati pada-Nya.
“Beginilah firman TUHAN: “Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN” (Yer. 9:23-24).
Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami
Sabda-Nya, “Tunjukkanlah Bapa kepada kami” (Yoh.14:8),menyingkapkan kerinduan seluruh pribadi dalam komunitas iman yang dibina Santo Yohanes. Kerinduan ini juga menjadi kerinduan setiap insan hingga kini. Yesus menanggapi dengan sangat indah, “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Yoh. 14: 9).
Manusia tidak perlu mengira bahwa Allah begitu tak terjangkau, jauh dan tidak dikenal. Ia menyingkapkan diri sebagai Allah yang menyertai manusia, “Imanuel – Allah menyertai kita” (Mat. 1: 23).
Dan Yesus telah menyingkapkan Bapa-Nya melalui sabda dan seluruh hidupNya! “Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku”.
Ia mengidentifikasi diri dengan Bapa melalui ketaatan hingga tuntas. Ia tidak menuruti kehendak-Nya sendiri, tetapi Ia menuruti kehendak Dia yang mengutus-Nya, Bapa (Yoh. 5: 30; 8: 28-29.38).
Dengan kata lain, seluruh pribadi Yesus, hidup, sabda dan karya-Nya, menyingkapkan Allah. Dia adalah wajah Bapa.
Santo Paulus menulis, “Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus” (2Kor. 4:6).
Bapa Paus Fransiskus mengajarkan, “Wajah Allah yang penuh belas kasih adalah Yesus Kristus…
Yesus, Orang Nazareth, melalui sabda, karya dan seluruh pribadiNya, menyingkapkan belas kasih Allah”, Misericordiae vultus Patris est Christus Iesus … Iesus Nazarenus verbo suo, suis actibus et tota sua persona Dei misericordiam revelat (dikutip dari Bulla Misericordiae Vultus, 1).
Percaya kepada-Ku, melakukan pekerjaan yang Aku lakukan
Yesus menjanjikan bahwa relasi dengan Bapa yang begitu intim bisa dijalin oleh siapa saja yang percaya pada-Nya. Manusia bisa juga melakukan apa yang indah seperti dilakukan Yesus pada saat Ia hidup di Palestina.
Ia menjadi Pengantara dengan Bapa.
“Apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya” (Yoh. 14:13-14). Ia akan melakukan apa yang kita minta jika kita melakukan apa yang Ia lakukan.
Yesus juga tidak membiarkan kita sendirian. Ia mengutus Roh Kudus dari Bapa. Ia harus pergi kepada Bapa-Nya, supaya Roh Kudus datang pada mereka yang percaya pada-Nya (Yoh. 16:7). Roh itulah akan memenuhi permohonan kita pada Yesus, hanya jika kita melakukan segala sesuatu atas nama-Nya; dan hanya jika kita melakukan perintah-Nya : mengasihi Allah dan sesama.
Katekese
Citra Bapa dalam Putera. Santo Ambrosius dari Milan, 339-397 :
Melalui citra ini Tuhan menunjukkan Bapa pada Filipus. Benar, barang siapa memandang Putera melihat, dalam citra, Bapa. Perhatikan jenis citra yang dikatakan-Nya. Itulah kebenaran, kejujuran, daya kuasa Allah.
Daya kuasa itu tidak tinggal diam, karena itulah Sabda. Ia bukanlah tak dapat dipahami, karena kuasa itu adalah Kebijaksanaan. Kuasa itu bukanlah merupakan kesia-siaan dan kebodohan. Ia tidak memiliki jiwa, karena Dialah Kehidupan. Ia tidak binasa, karena Dialah kebangkitan” (dikutip dari On The Christian Faith 1.7.50)
Oratio-Missio
- Tuhan, penuhilah aku dengan suka cita atas kehadiranMu yang menyelamatkan dan anugerahilah aku harapan akan hidup abdai bersama Bapa di sorga. Tunjukkanlah Bapa padaku agar aku semakin mengenal dan memuliakanNya selalu. Amin.
- Apa yang perlu kulakukan untuk menjadi pribadi yang berbelas kasih?
Amen, amen dico vobis: Qui credit in me, opera, quae ego facio – Ioannem 14:12