Lectio Divina 10.10.2020 – Mendengarkan dan Memelihara Firman-Nya

0
331 views
Ilustrasi - Mendengarkan dan memelihara firman-Nya. (ist)

Sabtu (H)    

  • Gal. 3:22-29
  • Mzm. 105:2-3,4-5,6-7
  • Luk. 11:27-28

Lectio

27 Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak dan berkata kepada-Nya: “Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau.” 28  Tetapi Ia berkata: “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.”

Meditatio-Exegese

Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau

Di antara para pengacam Yesus, ternyata masih ada orang yang menyambut gembira dan memuji karya-Nya. Pasti bukan dari golongan ahli Taurat, orang Farisi, imam-imam kepala dan  tua-tua Yahudi. Salah satu pengagum Yesus adalah seorang ibu. Ia mengungkapkan kekagumannya pada Yesus dengan cara memuji ibu-Nya.

Sumber di luar Kitab Suci kanonik menyebutkan bahwa ibu itu adalah tetangga keluarga Yusup-Maria di Nazaret. Konon dia adalah ibu dari Dimas, penjahat yang disalib bersamaNya dan meminta Yesus untuk mengingatNya apabila Ia datang sebagai Raja (Luk. 23:39-43).

Setelah mendengar dan menyaksikan karya Yesus di Galilea, si ibu ingat akan tetangganya, Maria,  dan berkata (Luk 11:27),  “Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau.”, Beatus venter, qui te portavit, et ubera, quae suxisti!. Dengan kata lain ia berkata,   “Maria, kau pasti bangga dan bahagia karena anak ini!”

Yang berbahagia…

Ungkapan, μακαριοι, makarioi, bentuk vokativus/kata seru: makarios, bermakna: diberkatilah, berbahagialah atau dipenuhilah dengan suka cita. Dalam tradisi alkitabiah selalu bermakna ‘diberkatilah’ atau ‘dipenuhilah dengan suka cita’.

Penggunaan bentuk pasif selalu mengacu pada Allah. Dialah yang memberkati atau menganugerahkan suka cita. Pujian si ibu mengingatkan pada Kidung Pujian Maria, Magnificat (Luk. 1:48): “Segala keturunan akan menyebut aku berbahagia.”, Ecce enim ex hoc beatam me dicent omnes generationes.

Tanggapan Yesus sungguh di luar penalaran orang banyak, termasuk kita. Ia menunjukkan bahwa sumber utama dari segala berkat atau suka cita adalah persatuan dengan Allah dalam hati, budi dan kehendak. Sepenuh hati, budi dan kehendak, Ibu Maria menyerahkan diri pada rencana keselamatan Allah.

Jawabannya pada panggilan ilahi, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (Luk. 1:38) memungkinkan Sang Sabda menjadi manusia dalam rahimnya. Kesetiaan Ibu Maria dalam mengimani, menghayati dan melaksanakan sabda Allah terus dipelihara hingga di bawah kayu salib dan penguburan Puteranya.

Yesus juga mengingatkan bahwa siapa pun juga yang melaksanakan sabda Allah saudara-Nya. Mereka diberkati dan dikaruniai suka cita kerena mereka mengenal Allah, mendengarkan dan melaksanakan sabdaNya. Santo Lucianus dari Antiokhia, bapa Gereja dan martir, 240-313 M, bersaksi bahwa “Satu-satunya anggota keluarga orang Kristen adalah para kudus”.

Mereka yang mengikuti Yesus, mencari dan melaksanakan sabda Allah masuk dalah keluarga baru, yaitu keluarga ‘para kudus’ di bumi dan di sorga. Keluarga ini tidak diikat oleh hubungan darah, tetapi karena Sakramen Baptis tiap orang Kristen diangkat menjadi anak Allah dan anggota Gereja.

Dalam keluarga baru ini, setiap anggota dituntut untuk setia pada Allah dan Kerajaan-Nya. Mereka yang melaksanakan sabda Allah dan mewujud nyatakan Kerajaan-Nya adalah orang yang diberkati dan dikaruniai suka cita.  

Bunda Gereja mengajarkan, “Pembaptisan menjadikan kita anggota-anggota Tubuh Kristus. “Kita adalah sesama anggota” (Ef. 4:25). Pembaptisan menggabungkan kita ke dalam Gereja. Dari dalam bejana pembaptisan dilahirkanlah umat Allah Perjanjian Baru yang unik, yang mengatasi semua batas alami dan manusiawi menyangkut negara, kebudayaan, bangsa, dan keturunan. “Dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak maupun orang merdeka telah dibaptis menjadi satu tubuh.” (1Kor. 12:13)” (dikutip dari Katekismus Gereja Katolik, 1267)

Katekese

Berkat untuk telinga yang mendengarkan dan setia pada Sang Sabda.  Santo Augustinus dari Hippo, 354-430 :

“Maria jauh lebih berbahagia dalam menerima iman akan Kristus daripada mengandung bayi Yesus. Bagi seseorang yang berkata, “Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau,” Ia menjawab, “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya”.

Akhirnya, bagi para saudara-saudaraNya, kaum kerabatNya menurut daging yang tidak percaya padaNya, keuntungan apa yang dapat mereka peroleh dari relasi ini? Bahkan relasiNya dengan sang ibu tidak akan menguntung Maria jika ia tidak mengandung Kristus dengan lebih mengalami suka cita dalam hati dari pada suka cita melalui raganya” (dikutip dari  Holy Virginity 3.1).

Oratio-Missio

  • Tuhan, jiwaku akan tenang bila beristirahat dalam Engkau. Bantulah aku untuk hidup seturut kehendak-Mu dan bersyukur atas kasih-Mu padaku. Semoga aku selalu berusaha menyenangkan hati-Mu melalui perkataan, pikiran dan pekerjaanku. Amin.
  • Apa yang perlu aku lakukan untuk selalu setia mendengarkan, menghayati dan melaksanakan sabda-Nya?

At ille dixit: “Quinimmo beati, qui audiunt verbum Dei et custodiunt!” – Lucam 11:28

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here