Kamis (U)
- Yes. 41:13-20
- Mzm. 145:1,9,10-11,12-13ab
- Mat. 11:11-15
Lectio
11 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Surga lebih besar dari padanya. 12 Sejak tampilnya Yohanes Pembaptis hingga sekarang, Kerajaan Surga diserong dan orang yang menyerongnya mencoba menguasainya.
13 Sebab semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes 14 dan — jika kamu mau menerimanya — ialah Elia yang akan datang itu. 15 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!
Meditatio-Exegese
Yang terkecil dalam Kerajaan Surga lebih besar dari padanya
Yesus memuji Yohanes Pembaptis, saudara sepupu-Nya, anak Zakaria dan Elizabet, sebagai yang terbesar di antara mereka yang dilahirkan oleh kaum perempuan. Di antara tokoh Perjanjian Lama, Yohanes Pembaptis adalah tokoh terbesar: ia lebih besar dari pada Nabi Yeremia, lebih besar dari pada Nabi Yesaya, bahkah, lebih besar dari Abraham.
Tetapi, dibandingkan dengan tokoh Perjanjian Baru, Yohanes Pembaptis justru yang terkecil. Dan yang terkecil dalam Kerajaan-Nya justru lebih besar daripada Yohanes. Yesus rupanya suka bermain teka-teki untuk dipecahkan.
Dari dalam penjara, Yohanes meminta murid-muridnya untuk bertanya pada Yesus, “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?” (Mat. 11:3). Rupanya dalam hati Yohanes Pembaptis, yang pengecam skandal perkawinan Herodes Antipas, memiliki keraguan tentang Yesus.
Yesus seolah-olah tidak tidak ada hubungan dengan gagasan yang dia anut tentang Mesias: hakim yang adil dan tegas dan segera datang untuk menjatuhkan penghukuman dalam amarah yang berkobar (bdk. Mat 3:7).
Ia akan menebang pohon dari akar-akarnya karena tidak menghasilkan buah (Mat 3:10). Ia akan menampi untuk memisahkan bulir gandum dari sekam; bulir gandum akan dimasukkan ke lumbung dan sekam dibakar dalam api yang tak terpadamkan (Mat 3:12).
Berbeda dengan gambaran Yohanes, Yesus justru meminta para murid Yohanes untuk mengabarkan tentang Yesus: Ia menjadi sahabat bagi semua orang, lemah lembut dan rendah hati (Mat 11:29), suka menerima dan makan bersama kaum pendosa (Mat. 9:10).
Terlebih, Ia memberi pesan kuat pada Yohanes tentang nubuat Nabi Yesaya, “Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.” (Mat 11:5-6; bdk. Mat. 33:5-6, 29:18).
Pesan Yesus bermakna permintaan agar Yohanes dalam kebeningan hati dan bimbingan Roh membaca dan merenungkan kembali janji Allah dalam Kitab Suci dan tradisi suci tentang Mesias yang dinanti-nantikan.
700 tahun sebelum Yesus Kristus lahir, Nabi Yesaya bernubuat bahwa Allah akan menebus dan membebaskan mereka dari perbudakan Babel dan mengangantar pulang ke Zion, Yerusalem, tempat mereka memuliakan Allah.
Umat berpegang pada sabda-Nya, “Akulah yang menolong engkau, demikianlah firman TUHAN, dan yang menebus engkau ialah Yang Mahakudus, Allah Israel.” (Yes. 41:14).
Ia akan memulihkan dan membaharui segala sesuatu. Yang tersingkir disertai-Nya; yang tandus dijadikan subur; yang kering dijadikan berkelimpahan air (Yes. 41:15-20).
Kerajaan Surga diserong dan orang yang menyerongnya mencoba menguasainya
Namun, pada masa itu, banyak orang menyalah gunakan keyakinan akan Kerajaan Surga. Banyak orang dan kelompok menantikan kembalinya kemegahan dan kejayaan kerajaan Israel di masa lalu, seperti saat Daud dan Salomo berkuasa.
Kelompok lain beranggapan Kerajaan Surga harus ditegakkan di dunia dengan menghancurkan seluruh penjajah, termasuk Kekaisaran Romawi.
Yang lain lagi, Kerajaan Surga dapat diraih dengan pola hidup sesuai dengan tuntutan hukum agama dan peraturan turunannya.
Bagi Yesus Kerajaan Surga bukan merupakan paham, tetapi cara hidup baru yang mencerminkan bahwa Allah tinggal di antara kita, dan mengundang semua untuk hidup sebagai saudara dan saudari, karena Ia adalah Bapa semua.
Santo Clement dari Alexandria berkata, ”Kerajaan Surga tidak dimiliki oleh mereka yang tidur terlelap dan mereka yang memaksakan seluruh kehendak jahat; tetapi dimiliki oleh mereka yang bertempur melawan diri sendiri” (dikutip dari Quis Dives Salvetur, 21).
Saat Sang Penebus datang, Yohanes mewartakan dan mempersiapkan kedatanganNya. Ia berperan seperti semua nabi : menunjuk pada Yesus, AnakNya yang diurapi, Mesias. Di tepi Sungai Yordan, Ia bersaksi dan kesaksiannya benar, “Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia […] dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah.” (Yoh. 1:29-34).
Sebagai nabi terakhir Perjanjian Lama, Yohanes menunjukkan jalan menuju Mesias. Dialah saksi iman dan martir pertama dalam Perejanjian Baru.
Mempersiapkan kedatangan Yesus, Yohanes memenuhi nubuat Nabi Maleakhi bahwa Elia akan datang kembali untuk mempersiapkan kedatangan Sang Mesias (Mal. 4:5).
Sama seperti Elia yang dikejar-kejar pasangan raja dan ratu, Ahab dan Izebel, Yohanes dikejar-kejar Herodes Antipas dan Herodias, karena ia menjadi saksi kebenaran.
Sama seperti semua orang murid Tuhan yang mempersiapkan kedatanganNya, Yohanes pun tidak mementingkan dirinya sendiri.
Ia bersaksi, “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.” (Yoh. 3:30). Dan justru karena ia mempersiapkan kedatangan Sang Penebus dan menjadi saksi Sang Kebenaran, anak Elizabet dan Zakharia dimuliakan dan diangkat sebagai martir dalam Perjanjian Baru.
Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!
Santo Matius menggunakan ungkapan “semua nabi dan kitab Taurat”,ungkapan Perjanjian Baru untuk mengacu pada seluruh Kitab Suci Perjanjian Lama (bdk. Mat. 5:17; 7:12; 22:40; Luk. 16:16; 24:44; Yoh. 1:45; Kis. 24:14; 28:23; Rom. 3:1; 3:21).
Dengan sabada-Nya, Yesus menggeser pusat perhatian bukan lagi pada Perjanjian Lama, tetapi pada Perjanjian Baru.
Yohanes mengantar pergeseran itu. Dan Yesus menyimpulkan pengajaran-Nya tentang Yohanes dengan bersabda (Mat. 11:15), “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!”, Qui habet aures, audiat. Yesus menggunakan ungkapan ini sembilan kali dalam Injil (Mat. 11:15; 13:9, 43; Mrk. 4:9, 23; 7:16; 8:18 dengan nada negatif; Luk. 8:8; 14:35).
Santo Agustinus berkata, “Novum in Vetere latet, Vetus in Novo patet”, yang bermakna, “Yang Baru tersembunyi dalam Yang Lama; tetapi Yang Lama menyingkapkan kepenuhan maknanya dalam Yang Baru.”
Mereka yang hidup sejaman dengan Yesus langsung tahu makna sabda-Nya ketika Ia mengingatkan akan pemenuhan nubuat Nabi Musa yang terjadi di dalam diri-Nya (Ul. 19:15-19).
Katekese
Kerajaan Allah. Santo Hilarius dari Poitiers, 315-367:
“Orang menyerong Kerajaan Allah (Mat. 11:12)? Orang banyak tidak percaya pada Yohanes Pembaptis. Karya Kristus dianggap tidak penting. Sengsara-Nya di salib dipandang sebagai batu sandungan. ‘Hingga akhir-akhir ini’ nubuat itu seolah tertidur.
Tetapi kini hukum itu telah terpenuhi. Tiap nubuat digenapi. Roh Nabi Elia diutus mendahului Mesias melalui kata-kata Yohanes. Kristus diwartakan kepada beberapa orang dan dipercaya oleh yang lain. Ia lahir bagi beberapa lainnya dan dikasihi yang lain.
Pelecehan paling menyebalkan adalah bahwa bangsa-Nya sendiri menolak-Nya; sendangkan orang asing menerima-Nya. Bangsa-Nya sendiri menjelek-jelekkan-Nya; sedangkan musuh-Nya justru memeluk-Nya.
Kesediaan-Nya untuk mengangkat mereka sebagai anak membuka peluang untuk menjadi ahli waris; sedangkan keluarga justru menolak kesempatan itu.
Anak-anak menolak keinginan terakhir bapak mereka; sedangkan para budak di rumah itu menerimanya. Inilah yang dimaksud dengan anak kalimat, “Kerajaan Surga diserong” (Mat. 11:12).
Harapan-harapan yang tumbuh sejak semula dicampakkan. Kemuliaan yang dijanjikan pada bangsa Israel melalui para bapa bangsa, yang diwartakan para nabi dan ditawarkan Kristus, sekarang ditangkap dan dibawa oleh bangsa-bangsa lain, melalui iman mereka pada Allah.” (dikutip dari Commentary On Matthew 11.7)
Oratio-Missio
- Tuhan, melalui salib Engkau menebus dunia. Penuhilah hatiku dengan suka cita dan iman. Jadikanlah aku saksi-Mu yang berani mewartakan kebenaran agar semakin banyak orang mengalami suka cita dan kemerdekaan. Amin.
- Apa yang perlu aku lakukan ketika tahu ada orang yang menyerong dan menguasai Kerajaan Surga?
Non surrexit inter natos mulierum maior Ioanne Baptista; qui autem minor est in regno caelorum, maior est illo – Matthaeum 11: 11