Selasa,Peringatan Wajib Santa Klara dari Assisi (P).
- Yeh.2:8-3:4
- Mzm119:14.24.72.103.111.131
- Mat.18:1-5.10.12-14
Lectio
1 Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” 2 Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka 3 lalu berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
4 Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. 5 Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.” 10 Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.
12 “Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu? 13 Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. 14 Demikian juga Bapamu yang di surga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang.”
Meditatio-Exegese
Jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini
Injil Matius ditulis untuk komunitas Yahudi Kristen yang tinggal di Galilea dan Siria.
Maka, Injil disusun dengan menyajikan 5 kotbah panjang, seturut dengan 5 kitab Taurat Musa: Kotbah di Bukit (Mat 5:1-7:29); Kotbah tentang Tugas Perutusan (Mat 10:1-42); Kotbah tentang Perumpamaan (Mat 13:1-52); Kotbah tentang Komunitas (Mat 18:1-35); dan Kotbah tentang Masa Depan Kerajaan (Mat 24:1-25:46).
Kisah, narasi yang disisip di antara kelima khotbah itu merupakan cara menerapkan wejangan/kotbah dalam hidup pribadi dan jemaat.
Pertanyaan para murid, “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” memancing reaksi Yesus untuk menyingkapkan bahwa mereka sebenarnya hampir-hampir tidak mampu memahami seluruh pengajaran Yesus. Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka.
Gerakan-Nya melambangkan bahwa yang menjadi pusat perhatian para murid dan jemaat adalah si kecil itu. Maka, Yesus menggemakan seruan pemazmur, “Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.” (Mzm 8:6).
Mereka yang kecil, yang menggantungkan hidup pada Allah, bukan hanya anak-anak; tetapi juga kaum miskin, yang dipandang tidak penting dalam masyarakat, dan yang disingkirkan.
Justru pada mereka (Mat 18:14), ”Bapamu yang di surga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang”, Sic non est voluntas ante Patrem vestrum, qui in caelis est, ut pereat unus de pusillis istis.
Barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini
Dalam komunitas yang dibangun Yesus, setiap anggota perlu mendahulukan pelayanan, servus servorum, pelayan dari para pelayan. Masing-masing merendahkan diri untuk melayani yang lain, ministrare dari kata minus, kecil. Yesus sendiri menyamakan diri-Nya dengan yang kecil. Siapa yang menyambut yang kecil sama dengan menyambut diri-Nya sendiri.
Sabda-Nya (Mat 18:5), ”Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku” , _qui susceperit unum parvulum talem in nomine meo me suscipit.
Allah sungguh melindungi mereka yang dianggap kecil. Ia adalah tempat perlindungannya (Mzm. 91:9). Dan “malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu;sebab malaikat-malaikatNya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu.” (Mzm. 91:10-11)
Ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan mencari yang sesat
Gembala biasanya menghitung domba pada petang hari saat domba-dombanya akan masuk kandang. Karena memiliki sifat sosial, hidup dalam kelompok, seekor yang hilang atau tersesat pasti segera mengalami kepanikan. Saat itulah ia diancam pemangsa, serigala, singa, hyena atau predator lainnya.
Maka, saat dombanya hilang, suka cita di akhir saat penggembalaannya segera menjadi kecemasan. Ia pasti segera meninggalkan yang ada dikawanan, mencari, menemukan dan membawa yang hilang pulang.
Bila berhasil, ia akan mengajak seluruh komunitas bersuka cita. Demikian pula, bila seorang pendosa ditemukan dan dipulihkan hubungannya dengan Allah, seluruh isi surga akan bersuka cita (Luk 15:7).
Katekese
Apa makna menjadi anak Allah? Santo Epiphanius, Orang Latin, akhir abad ke-5 :
“Tuhan tidak hanya menanamkan pertimbangan budi para rasul tetapi juga memeriksa ambisi orang beriman di seluruh dunia, sehingga masing-masing mungkin menjadi orang besar karena menjadi yang paling kecil. Demi tujuan pengajaran ini Yesus menggunakan teladan anak kecil itu.
Melalui pengalaman alamiah anak kecil itu, melalui hidup suci, kita dapat menjadi tanpa noda dosa, seperti kanak-kanak yang terbebas dari setiap dosa.
Sebab seorang anak tidak tahu bagaimana menahan dendam atau menjadi marah. Dia tidak tahu bagaimana membalas kejahatan dengan kejahatan. Dia tidak berprasangka buruk. Dia tidak melakukan perzinahan atau pembakaran atau pembunuhan.
Dia sama sekali tidak tahu tentang pencurian atau pertengkaran atau semua hal yang akan membuatnya tertarik pada dosa. Dia tidak tahu bagaimana meremehkan orang, bagaimana menghujat, bagaimana menyakiti hari, bagaimana berbohong.
Dia mempercaya apa yang dia dengar. Dia tidak memikirkan jauh apa yang diperintahkan padanya. Dia mengasihi orang tuanya dengan penuh kasih.
Karena anak-anak selalu sederhana, mari kita menghayati hidup suci, sebagai anak-anak yang tidak berdosa. Dan memang benar, barang siapa telah menjadi seperti kanak-kanak yang tidak berdosa, ia telah menjadi yang terbesar dalam Kerajaan Surga.
Dengan cara ini lebih besar di kerajaan surga. Dan siapa pun menyambut orang seperti itu, ia menyambut Kristus” (dikutip dari Interpretation Of The Gospels 27).
Oratio-Missio
- Tuhan, ajarlah aku jalan kerendahan hati dan kesederhanaan agar aku menemukan suka cita dalam Engkau. Semoga terangMu bersinar melalui diriku agar sesama dapat melihat kebenaran dan kasihMu, serta menemukan damai dalam diriMu. Amin.
- Apa yang perlu aku lakukan untuk mencari, menemukan dan membawa pulang yang tersesat? Atau apa yang perlu kulakukan untuk menjadi rendah hati?
qui susceperit unum parvulum talem in nomine meo me suscipit – Matthaeum 18:5