Lectio Divina 13.8.2024 – Perhatikan Yang Kecil

0
43 views
Jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, by Vatican News

Selasa. Minggu Biasa XIX, Hari Biasa (H)

  • Yeh. 2:8-3:4
  • Mzm. 119:14.24.72.103.111.131
  • Mat. 18:1-5.10.12-14.

Lectio

1 Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” 2 Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka 3 lalu berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.

4 Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. 5 Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.”

10 Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di surga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di surga.

12 “Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu?

13 Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. 14  Demikian juga Bapamu yang di surga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang.”  

Meditatio-Exegese

Jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini

Cara menghayati dan menerapkan wejangan Yesus dalam hidup pribadi dan jemaat selalu disisipkan di antara kelima khotbah panjang dalam Injil Matius. Dalam sisipan khotbah keempat tentang komunitas, disisipkan  pertanyaan para murid, “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” (Mat. 18:1).

Ketika mereka bertanya pada Yesus, Ia menanggapi dengan cara yang di luar nalar mereka. Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka.

Ia menyingkapkan bahwa mereka sebenarnya hampir-hampir tidak mampu memahami seluruh pengajaran-Nya. Gerakan-Nya menunjukkan bahwa para murid dan jemaat menjadikan si kecil itu pusat perhatian.

Anak kecil, parvulus, adalah pribadi yang menggantungkan hidupnya pada kemurahan hati orang yang lebih dewasa. Ia mengharapkan yang lebih dewasa menjaga, melindungi, merawat dan menjamin keselamatan hidupnya tanpa pernah menaruh prasangka buruk. 

Seperti anak kecil yang bergantung pada yang dewasa, kaum kecil bergantung pada Allah. Mereka bukan hanya anak-anak, tetapi juga yang melarat, yang anggap tidak penting dan selalu disingkirkan.

Maka, Yesus menggemakan seruan pemazmur, “Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.” (Mzm 8:6).

Justru pada mereka (Mat. 18:14), ”Bapamu yang di surga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang”, Sic non est voluntas ante Patrem vestrum, qui in caelis est, ut pereat unus de pusillis istis.

Barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini

Dalam komunitas yang dibangun Yesus, tiap anggota perlu mendahulukan pelayanan. Mereka pelayan dari para pelayan. Masing-masing merendahkan diri untuk melayani yang lain, ministrare dari kata minus, kecil.

Yesus sendiri menyamakan diri-Nya dengan yang kecil. Siapa yang menyambut yang kecil sama dengan menyambut diri-Nya sendiri. Sabda-Nya (Mat. 18:5), ”Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.”, qui susceperit unum parvulum talem in nomine meo me suscipit.

Allah melindungi mereka yang dianggap kecil. Ia menjadi perlindugannya (Mzm. 91:9). Dan “malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu; sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu.” (Mzm. 91:10-11)

Ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan mencari yang sesat

Gembala biasanya menghitung domba pada petang hari saat domba-dombanya akan masuk kandang. Karena memiliki sifat sosial, hidup dalam kelompok, seekor yang hilang atau tersesat pasti  segera mengalami kepanikan. Saat itulah ia diancam  pemangsa, serigala, singa, hyena atau predator lainnya.

Maka, saat dombanya hilang, suka cita di akhir saat penggembalaannya segera menjadi kecemasan. Ia pasti segera meninggalkan yang ada dikawanan, mencari, menemukan dan membawa yang hilang pulang.

Bila berhasil, ia akan mengajak seluruh komunitas bersukacita. Demikian pula, bila seorang pendosa ditemukan dan dipulihkan hubungannya dengan Allah, seluruh isi surga akan bersukacita (Luk 15:7).

Katekese

Menjumpai terutama orang miskin, sakit, hina dan diabaikan. Paus Fransiskus, 1936-sekarang:

“Jika menerima dorongan perutusan ini, Gereja seluruhnya harus keluar menjumpai setiap orang tanpa kecuali. Tetapi kepada siapa Gereja pertama-tama harus pergi?

Ketika membaca Injil, kita menemukan petunjuk yang jelas: tidak terbatas pada teman-teman dan tetangga-tetangga kita yang kaya, tetapi terutama pada orang-orang miskin dan orang-orang sakit, mereka yang biasanya dihina dan diabaikan, “mereka yang tidak bisa membalasmu” (Luk. 14:14).

Tidak mungkin ada keraguan atau penjelasan yang melemahkan pesan yang sangat jelas ini. Hari ini dan selalu “kaum miskin adalah para penerima Injil yang memiliki hak istimewa,” dan pewartaan Injil yang disampaikan kepada mereka dengan cuma-cuma adalah tanda Kerajaan yang dibawa  oleh kedatangan Yesus.

Kita harus menyatakan, dengan terus terang, bahwa “ada ikatan tak terpisahkan antara iman kita dan kaum miskin.” Semoga kita tidak pernah meninggalkan mereka.” (Ensiklik Sukacita Injil, Evangelii Gaudium, 48).

Oratio-Missio

Tuhan, ajarlah aku jalan kerendahan hati dan kesederhanaan agar aku menemukan suka cita dalam Engkau. Semoga terang-Mu bersinar melalui diriku agar sesama dapat melihat kebenaran dan kasihMu, serta menemukan damai dalam diriMu. Amin.

  • Apa yang perlu aku lakukan untuk mencari, menemukan dan membawa pulang yang tersesat? Atau apa yang perlu kulakukan untuk menjadi rendah hati?

qui susceperit unum parvulum talem in nomine meo me suscipit – Matthaeum 18:5

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here